Part II "Keakraban Denganmu"

32 7 7
                                    

Keesokan harinya, aku berangkat kuliah sendiri karena jarak kost-an ku dengan kampus cukup dekat.

Aku mulai membiasakan diri dengan lingkungan baruku dan juga dengan komitmen akan karakter baru yang ku miliki ini.

Menjadi seseorang yang terlahir kembali itu tidak mudah untuk menjalankannya, apalagi mempertahankan.

Siang itu, waktu menunjukkan pukul 10.40. Pertanda bahwa kelas kedua kami akan dimulai.

Kami ditugaskan oleh dosen untuk menceritakan pengalaman pribadi yang paling membahagiakan dan mengerikan yang dibahas dalam sebuah kelompok.

Kebetulan sekali, aku malah berpasangan dengan Ajeng (teman baruku yang cukup akrab) dan juga si Dimas itu.

"Ayo mulai, siapa yang mau pertama kali bercerita?" tanya Dimas dengan semangat.

"Aku dulu aku dulu..." jawab Ajeng dengan senangnya.

Kami pun mendengarkan cerita Ajeng, dan kemudian giliran Dimas untuk bercerita.

"Aku tuh sebenarnya gak ada pengalaman yang mengerikan. Heppy-Heppy aja aku mah. Jadi bingung aku tuh mau ngapain, wkwk.. " kata Dimas dengan nada yang lucu.

Hal itu sontak membuat kami tertawa geli melihat tampang Dimas yang gak dosa sama sekali.

Lalu, tiba giliranku~

Tanpa kusadari, Dimas langsung memajukan kursinya, mendekat ke arahku untuk mendengarkan cerita yang ingin aku sampaikan.

Aku pun bercerita dengan cukup santai. Namun, di pertengahan ceritaku, aku pun tersadar.

"Kenapa Dimas gak ada grogi-groginya natapin aku sampai lama gitu?" kata ku dalam hati dengan perasaan gundah.

Setelah aku selesai bercerita, tiba saatnya untuk bertanya tentang hal-hal apa saja yang ingin diketahui tentang cerita yang disampaikan tadi.

Dimas mulai bertanya kepadaku terlebih dahulu.

"Aku penasaran, kenapa kamu bisa tersesat pada malam hari di kota ini? Apa kamu ngga menghubungi temanmu atau orang yang kamu kenal saat itu?" tanya Dimas padaku.

"Saat itu aku baru pertama kali jalan-jalan di kota ini. Aku kira berjalan-jalan sendirian di kota ini sama saja dengan di kota ku, namun ternyata berbeda. Aku langsung kikuk pada saat itu. Difikiranku cuma Lisa yang bisa membantu. Namun, nomor handphone-nya sedang tidak aktif." jawaban ku untuk Dimas yang sangat penasaran dan terheran-heran akan kejadian itu.

"Kamu bisa save nomor handphone ku atau nomor Whatsapp punya ku saat kamu butuh sesuatu dariku." kata Dimas dengan nada yang tulus.

Tanpa berfikir panjang aku pun menerima tawaran tersebut.

Hari menjelang sore, saatnya untuk pulang ke kost. Di perjalanan pulang, aku merasa ada yang sedang mengikutiku dengan santainya. Saat aku menoleh ke belakang, Dimas langsung menyapa diriku dengan kata-kata yang cukup manis, hingga membuat hati ku terasa aneh.

"Sore Kania..." kata Dimas sembari tersenyum ramah.

Lalu ia mempercepat laju motornya, bahkan sebelum aku sempat membalas sapaannya.

Setelah kejadian itu, perlahan aku merasa ada yang berubah dari diriku. Namun, aku masih belum memastikan apa itu.

****

TAKUT JATUH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang