- e; hope

283 60 5
                                    

hari itu woojin hanya memakai pakaian sederhana; celana jins hitam, kaus dengan kemeja flanel bermotif kotak sebagai luarannya. kali ini woojin hanya ingin mencoba, tak berniat merambah hal yang lebih rumit dari sekadar rekaman. ya, ia hanya ingin mencoba.

namun kakinya terhenti saat di hadapannya berdiri megah sebuah gedung tinggi dengan nama salah satu agensi dunia hiburan terbesar tersemat di bagian atasnya. dulu, masuk menjadi bagian dari agensi ini adalah mimpinya. tapi sekali lagi, itu hanya bagian dirinya yang dulu.

saat woojin tengah menghela napas untuk kesekian kalinya, chan datang dengan senyum lebar juga lesung pipi yang menghiasi wajahnya. pria itu masih pirang dan berpakaian serba hitam seperti saat mereka pertama kali bertemu di hongdae.

"maaf, studioku agak berantakan jadi aku perlu membersihkan beberapa hal," ucapnya, memberi alasan dirinya agak terlambat menjemput woojin di sini. woojin tersenyum maklum.

"tak apa. lagi pula aku hanya menunggu sebentar."

"kalau begitu, ayo kita langsung ke studioku. aku sudah siapkan beberapa camilan untukmu."

"um... chan? kurasa camilannya terlalu banyak."

woojin menatap setumpuk makanan ringan dan beberapa minuman di meja chan. astaga woojin hampir mengira chan mau berpesta. lelaki pirang itu hanya terkekeh sembari memegang tengkuknya.

"kukira ini masih sedikit. aku bingung makanan apa yang kau suka jadi aku membeli semuanya."

woojin tertawa mendengarnya. "hahaha, lain kali kau bisa mengajakku ke mini market dulu, atau aku bisa bawa camilanku sendiri nanti."

wajah chan memerah saat mendengar woojin berkata 'lain kali'. apakah ada lagi kemungkinan mereka untuk kembali menghabiskan waktu bersama? oh, chan rasanya mau berharap untuk yang satu ini.

setelahnya mereka bersiap untuk rekaman. woojin diberi arahan oleh chan untuk beberapa bagian lagu yang akan dinyanyikannya. tak sulit memberi arahan pada woojin, lelaki itu mudah mengerti dan paham beberapa istilah musik. proses rekaman pun berlangsung lancar. walau chan melihat gurat aneh pada wajah woojin saat ia memasuki ruang rekaman. seolah woojin cemas akan suatu hal.

"woojin?"

yang dipanggil menoleh dengan keripik kentang yang memenuhi mulutnya. chan jadi gemas dibuatnya. "sebelum kau pulang, mau menikmati sore bersama di sungai han?"

pria itu tersenyum lucu dan mengangguk senang. "tentu! aku sudah lama tak pergi ke sana."

dalam hati, chan bersorak senang. hari ini akan jadi hari paling menyenangkan!

woojin tak menyangka proses rekaman bersama chan akan semenyenangkan itu. chan berubah jadi serius saat ia menjadi produser. namun kini ia kembali jadi seorang pria lucu. mereka berjalan-jalan sebentar di sekitar sungai han ditemani obrolan-obrolan ringan. chan memberi tahu beberapa kecerobohan kecil dirinya (seperti menambahkan garam pada tehnya sendiri saat ia benar-benar kacau karena begadang) yang membuat woojin tertawa.

"woojin, sebenarnya ada yang ingin kutanyakan padamu."

lelaki itu menoleh ke arah chan yang menarik atensinya dari pemandangan sungai han. kini mereka tengah duduk di salah satu bangku taman dengan matahari yang perlahan pulang ke peraduannya.

"kenapa kau tak mau jadi penyanyi?"

hening menyapa setelah pertanyaan itu terlontar dari bibir chan. lelaki itu begitu penasaran hingga tak memikirkan perasaan woojin. chan merutuk dalam hati karena mulut bodohnya.

"kalau kau tak ingin memberi tahu, tak usah―"

"aku mau, tapi orang tuaku yang tak terima," sela woojin dengan senyum. "aku pernah punya mimpi untuk jadi penyanyi, namun nyatanya aku tak punya kesempatan."

chan tak suka senyum woojin yang ini. lengkungnya tak sama saat woojin tersenyum karena hal menyenangkan. senyum pria itu biasa memancarkan hangat, namun senyumnya kali ini begitu sendu. chan tak suka.

"tapi chan," -woojin memandang chan dalam- "kau datang memberiku satu harapan. entah itu semu atau benar bisa jadi nyata, aku cukup senang itu kau, chan. terima kasih."

sore itu, woojin dan chan saling menjatuhkan pandang ke wajah masing-masing. menikmati pemandangan semburat merah yang menghiasi pipi keduanya di tengah sinar senja.

―to be continued.


hello! maaf banget updatenya superlama. urusan kuliahku hectic banget sampe badanku drop seminggu ini. buat kalian yang lagi sibuk-sibuknya, jangan lupa minum vitamin dan jaga kesehatan yaa!

voice. [ woochan ]Where stories live. Discover now