Merkaa ber6 masih setia menunggu eca sadar.
"Jadi malem ini kitaa nginep di sini?"-tanya sapa.
"Iyaa, tadi gua udah izin sama dokter yang praktek di klinik ini."-ucap bila.
"Eh nanti mang ujang nyariin kita kita lagi"-kata umi.
"Ngga, tadi gue udah bilang kalo mau nyari kalian"-jelas ara.
"Ngomong ngomong mang ujang, ko dia kaya aneh gituu ya"-kataa umi.
"Aneh gimana mi?"-tanya wawa.
"Jadi gini, pas gatau malem apaa gitu gue kan laperr ya. Terus turun ke bawah mau ngambil cemilann, eh gue denger suara kaya ada orang yang lagi ngomong di teras belakang, jujurr ya ituu jantung gue udah mulai ngedugem ga karuan. Gue takut tapi gue penasaran, akhirnya aku mencobaa memberanikan diriku.."-belum selesai umi melanjutkan ceritanya sudah di celaa sapa.
"Eh anjing, alay bener lo. Jijik gue"-cela sapa.
"Diem dulu jancok. Nih gua lanjutin yaa, teruss pas gue udah nyampe terass belakang masa ada mang ujang, dia lagi ngobrol sama siapaa gitu badan nya tinggi gede. Ga keliatan, gelap soalnya. Eh pas gua lagi ngeliatin, tau tau mang ujang ngadep belakang dan ngeliat ke arag gue. Seolah olah dia tau kalo gue disitu dari tadi. Udahh gue langsung larii aja"-lanjut umi.
"Ko mang ujang malem malem di vilaa ya? Kan dia ngomong kalo dia itu setiap malem selalu pulang ke rumahnya."-tanya dina heran.
"Nah, gue jugaa kalo ada mang ujang entah gatau kenapa bawaannya ganyaman aja."-ucap sapa.
"Tapi gua b aja ja"-kata ara.
"Emang lu gapadaaa laper woi?"-tanya bila.
"Ya allah si bilaa, orang lagi ngomongin apa dia mah malah ke makan. Tapi iya si gue juga laper hwhwhw"-kata wawa.***
Akhirnya ara dan bila keluar dari klinik untuk mencari makan.
"Hoammm"-umi menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
"Udah ngantuk juga ni gua"-kata umi.
"Jangan tidurr dulu, nanti kan mu makan"-ucap wawa.Sedangkan di sofa ada safa yang sedang sibuk dengan gadgetnya.
"Cih pansos."-desis sapa pelan, tapi masih bisa di dengar oleh wawa, dina, dan umi.
"Cih pasti lagi baca brita gosip"-kata umi.
"Wagelazehhh syahrini nikah sama kedebong pisang?"-kata sapa dengan antusisas.
"Bukann conge."-ucap wawa.
"Abis mukanya rata, kaya kedebong pisang awokwokwok"-kata sapa sambil terkekeh pelan.
"Ada yaa, muka kaya kedebong pisang"-dina mulai pusing dengan pembicaraan mereka.
"Adalah, norak lu"-cibir sapa.
"Woi si eca bangunnn"-teriak umi.Ecaa menatap sekelilingnya, ia baru sadar sejak tragedi tadi.
"Si araa sama bila kemana?"-tanya eca.
"Beli makan ca"-jawab wawa.
"Gimana ca? Mantep ga tadi?"-tanya sapa ngawur.
"Palalu enak, badan gua rasanya potong semua"-sinis eca.
"Tapi ga potong kan?"-ledek sapa.
"Nggalah tolol"-eca nge gas.Pintu rawat inap klinikpun terbuka, menampakan dua makhluk hidup yang mukanya terlihat penuh dengan keringat, kedua makhluk tersebut adalah bila dan ara.
"Lo berdua lari?"-tanya wawa heran.
"I...ituuuu... "-jawab bila terbata bata.
Araa yang berdiri di samping bila hanya sedang mengatur nafasnya."Ngomong yang bener dongo"-kata sapa.
"Nganuuu... tadiiii.."-jawab bila yang masih terlihatt mengatur nafasnya.
"Ngga jauhhh dari klinik ini, ada orang. Dia meninggal, katanyaaa gara gara di tumbalinnn."-jelasss bila.
"Iyaa woi, diaa sama kaya kitaaa. Masih anak sekolah, dan kesini cuma buat hunting aja."-araa ikut menjelaskan.Terlihatt di pojok sana, umi sudah menggigit kukunya. Wajahnya terlihat panik bagaikann gorengan yang kehabisan minyak.
"Terus teruss?"-tanyaa eca penasaran.
"Katanyaa sebelum matinya diaa ngalamin beberapa hal yang sama kaya kitaa gini"-bila berbicara dengan ekspresi panik.
"Stoppp!"-kata sapa dengan tegas.
"Berarti bentar lagi kita matii jugaa?"-lanjutnya.
"Eh si anjing. Gue kira mau nenangin keadaan lo"-ucap dina.
"Terus gimana lagi bil?"-tanyaa wawa.
"Ituu dia matinya di bunuh buat di jadiin tumbal, masa palanyaaa potong woiiiiii"-teriakkk araa.
"Yang satunya matanyaa dicolok pake garpu astagaaa"-lanjut bila.Ke7nya masih diam, tidak ada yang membuka suara. Masih sibuk dengan kepanikannya masing masing.
"Aaaaaaaaa!!!gamau, gamauuuu!!"-teriak umi sambil menggeleng gelengkan kepalanya.
"Gue makinn ngerasaa ada yang gabener aja disini."-kata sapa dengan so misterius.
"Mang ujang!!"-teriak bila tiba tiba.
"Kenapaa mang ujang?"-tanya eca.
"Pasti diaa tau sejarah sini, secara dia yang katanya tertua disini."-kata bila.
"Ja dia masih muda segitu mah."-ucap sapa.
"Tertuaa ilmunya maksud gue tuh"-lanjut bila.
"Iya, abis eca sembuh kita ke mang ujang."-kata dina.***
Udara dingin sangat terasa di ruangan inap ini, sunyinya keadaan menambahkan suasana yang semakin mencekam.
Eca merasakan pintu ruangan tersebut ada yang membuka, namun mata eca masih tertutup. Ingin eca membuka matanya, namun terasa sangat susah. Seseorang yang membuka pintu tersebut berjalan mendekati ecaa.Eca masih dengan keadaan mata yang terpejam. Perlahan ia membuka matanya, seseorang tersebut mirip sekali dengan dokter, ia mengenakan jas putih yang biasa di gunakan para dokter. Namun mukanya tak terlihat sedikitpun, karna keadaan yang terlalu gelap.
"Dok? Mau periksa eca?"-tanya eca.
"..."Dokter itu masih terdiam, tak ada jawaban yang keluar dari mulutnya. Eca semakin merasa aneh dengan ini dokter. Dia tak memeriksanya, hanya berdiri di hadapan eca.
Eca mencoba untuk duduk, dan mendongkak kan kepalanya ke depan. Memperhatikan dengan seksama dokter tersebut.
"Astagfirullah haladzimmmm!!"-teriak eca.
Dokter tersebutt membekap eca dengan bantal, eca mencoba meronta ronta meminta tolong, namun sepertinya suara nya tak bisaa di dengar. Kemudian, eca tak sadarkan diri.
***
Cahaya sinar matahari masuk lewat kaca yang terpasang di ruangan inap tersebut. Wawa sudah bangun sejak subuh tadi, menunggu teman temannya juga untuk bangun. Kemudian disusul oleh ara dan sapa yang bangun kedua.
"Eca belum bangun?"-tanya araa sambil menguap.
"Belum tuh, dasar kebo pekayon."-ejek sapa.
"Semalem dingin bangett ya"-kata ara.
"Halah, bilang aja ra. lu butuh selimut bernyawa kan?"-ledek sapa.
"Idih najis bener"-sinis ara.
"Ampun gua mah pagi pagi udah ribut aja"-cibir wawa.
"Marah boa teh"-ledek sapa.***
Pleasee ya kalo ada yang typo komentarin, biar author nya gampang ngebenerinnya. See you next part😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Buldog
Horror"Yaampunnn umii~ ini setannn apa pantat buldog, bukannya takut malahhh jiji.. hwaaaaaaa"-teriak rahma. "A S T G"-kata eca mengulang ucapannya berkali kali dengan nada terburu buru. "lu ngapain dodol."-tanya ara. "diem botun, gue lagi dzikiran."-kata...