Niall P.O.V
Hari ini aku mengantar Diana kemoterapi, disalah satu rumah sakit yang ada di London.
Suasana hari ini cukup dingin, jadi aku menyarankan kepadanya untuk memakai semacam sweater atau cardigan. Aku tidak mau gadisku kedinginan. Hehehe.
Begitu sampai disini, aku dan Diana langsung menuju ruang kemoterapinya. Seorang suster mendatangi kami.
"Maaf, ini dengan Miss Tisdale kan?" Ujar suster tersebut. Diana mengangguk, "Ya, saya sendiri"
"Mari saya antar kedalam dan kita bisa langsung memulai terapinya"
Diana menurut dan pamit kepadaku. Aku mengecup dahinya, "Goodluck, sweetheart"
Ia pun pergi. Aku duduk disalah satu kursi yang ada dilorong rumah sakit ini.
Pintu dari ruangan lain terbuka, kukira itu Diana. Tapi ternyata, ia adalah dokter. Dokter itu menghampiriku, "Dengan keluarga Miss Tisdale?"
"Uhm.. Sebenarnya saya pacarnya, Dok"
Dokter itu mengulurkan tangannya, "Saya Dr. James, spesialis kanker dirumah sakit ini. Pacar anda ditangani oleh saya"
Aku segera menjabat tangan Dr. James, "Niall.. Niall Horan"
"Bisa ikut keruangan saya sebentar?" Tanyanya. Aku bingung, tapi aku menurut saja.
Sesampainya diruangan Dr. James, aku dipersilahkan duduk.
"Jadi begini..." Ia berpikir sebentar, "Apakah anda sudah tau efek-efek kemoterapi?"
"Mmm... Kerontokan rambut?"
"Ya. Dan... Maaf jika lancang... Tapi... Apa anda sudah siap jika hal itu terjadi pada pacar anda?" Ujarnya. Aku mengernyitkan dahiku, "Maksudnya?"
"Saya tahu anda seorang superstar. Kalau tidak salah, anda adalah anggota dari sebuah band bernamakan... Wrong Direction ya?"
"It's One Direction" koreksiku.
"Oh iya itu maksudku.. Maaf. Ya, kembali kepembicaraan tadi.." Ia terdiam, "Saya yakin anda mempunyai banyak fans, kan?"
Aku mengangguk, tidak tahu kemana arah pembicaraan ini.
"Saya takut, kalau fans anda nantinya akan membenci dan menghakimi Miss Tisdale karena kerontokan rambutnya itu. Karena kita sama-sama tahu, pasti ada yang pro dan kontra. Saya hanya takut, Miss Tisdale tidak siap menghadapi hujatan-hujatan tersebut. Seorang penderita kanker, harus mempunyai pikiran yang tenang dan tanpa beban" ujar Dr. James panjang lebar.
Aku mencerna kembali kata-katanya barusan. Benar juga ya? Kenapa aku tidak memikirkan hal itu sebelumnya? Kenapa malah orang lain yang memikirkan hal itu? Stupid Niall.
"Lalu, apa yang harus kulakukan, Dok?"
"Sayangnya saya tidak tahu, Mr. Horan. Mungkin hanya anda yang bisa mencari solusinya, karena andalah yang berada diposisi itu. Dan sebelumnya saya minta maaf karena kelancangan saya tadi. Saya melakukan ini untuk kebaikan pasien saya"
Aku hanya mengangguk, "Tidak apa-apa. Terima kasih karena sudah diingatkan, Dr. James. Mungkin kalau bukan karena anda, saya tidak akan kepikiran soal itu"
Aku pun berbincang-bincang dengan Dr. James tentang penyakit Diana dan efek-efek yang kemungkinan tak lama lagi akan timbul.
Beberapa menit kemudian, aku pun pamit dari ruangan Dr. James dan kembali ketempat tadi aku duduk. Bersamaan dengan itu, Diana keluar dari ruangan kemoterapinya.
"Sudah selesai?" Tanyaku.
"Sudah, maaf menunggu lama"
"Kau berkata seperti itu seakan-akan kita baru berpacaran seminggu saja, Di"
Dia tertawa mendengar jawabanku. Tawanya sangat manis.
Ya tuhan, aku harap, aku akan terus melihat tawa itu. Tawa yang selalu menenangkan hatiku.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Diana ➳ Niall Horan
Random❝Forever?❞ ❝Forever.❞ Amazing cover by hella-mer © 2014 by Zahwa