"maafkan mommy Al... maafkan mommy yang baru bisa memberitahukan kepadamu sekarang.." ucap Anna
"tak apa mom, sudahlah.. Al ikhlas menjalani semuanya ini mom.. mungkin ini adalah takdir Al."
"kapan dia akan sadar dad?" Tanya Al pada Bryan
"kita tunggu saja son, kondisinya memang sudah mulai stabil.. kita berdoa semoga dia cepat sadar"
"iya dad."
"ya sudah, kita harus keluar sekarang.. karena waktu besuk dibatasi.. sekarang kita pulang ke rumah dan istirahat..." ucap Bryan
"baiklah" ucap mereka semua.. termasuk Alfian dan Aleya yang daritadi hanya diam saja
Sudah 5 hari sejak Al mendonorkan darahnya untuk Vano, tapi laki-laki itu belum juga sadar.
"dokter, bagaimana ini kenapa anak saya belum sadar juga?" Tanya Imelda
"dokter, apa yang terjadi dengan suami saya,,, kenapa tidak ada kemajuan samasekali?" Tanya Intan lagi
"kondisi pasien sudah stabil bu, kita tunggu saja semoga pasien cepat pulih.." ucap dokter
"sudah 5 hari, tapi dokter tetap mengatakan alasan yang sama.. jika seperti ini kondisinya saya akan memindahkan anak saya ke rumah sakit yang lain" ucap Imelda lagi
"kita tunggu Sampai besok bu."
Keesokan harinya
Saat ini mereka semua sudah berada di ruangan Vano... setelah dokter mengatakan bahwa kondisinya sempat drop tadi pagi.. dan sudah kembali stabil
Kondisi di ruangan Vano sangat dingin, yakni karena banyak yang tidak suka dengan keberadaan Anna dan keluarganya disana.. tetapi mereka tidak bisa mengusir Anna karena anak Annalah yang sudah menyelamatkan Vano..
Al sedaritadi hanya diam memandang tubuh Vano yang terbaring lemah itu, tak sekalipun ia mengedarkan pandangannya dari ayah kandungnya itu.. tiba-tiba
"dad.." serunya
"iya son?" respon Bryan yang berhasil mengalihkan perhatian mereka semua
"tadi jarinya bergerak..." ucap Al dengan nada yang tidak yakin
Dengan cepat Bryan segera memeriksa kondisi Vano... dan tanpa menunggu lama perlahan kedua mata itu terbuka...
"air.." lirihnya
Dengan cepat Al langsung memberi air untuk Vano, bahkan Daniel dan Intan serta yang lain dibuat kaget dengan respon Al yang tergolong tidak biasa itu
Setelah minum, Vano mulai merasa lebih baik..
"terimakasih" ucapnya pelan pada Al
"ya..................." Jawab Vano dengan sangat pelan dan lirih
"Aldrich, kemarilah..." ucapnya lagi
"ya? Ada apa Om?" balasnya ragu
"tolong peluk saya" ucapnya membuat mereka semua kaget.. sangat kaget.. bahkan Daniel sudah meneteskan air mata dari tadi. Ayahnya.. ah ralat, dia bukan anak kandung Vano... tapi biar bagimanapun, orang yang dikenalnya sebagai ayah adalah Vano.. tidak pernah ia mendapat pelukan itu.. bahkan saat ia menangis memohon pada ayahnya itu.. tapi Al.. orang yang baru ayahnya kenal... bisa mendapat pelukan yang ia rindukan selama ini.
"Saya mohon.." ucap Vano hampir tidak kedengaran...
Dengan ragu dan perlahan, Al segera mendekat dan memeluk ayah kandungnya itu..
"hiksss..... bisakah aku berharap ada keajaiban padaku saat ini Tuhan?hiksss" ucap Vano disela sela tangisnya dan tetap memeluk Al dengan erat tidak peduli dengan sakit di sekujur tubuhnya
KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI SEHABIS HUJAN (Revisi)
ChickLitApakah yang pertama anda fikirkan saat melihat pelangi? Keindahan warnanya. Ya itu mungkin yang dipikirkan oleh sebagian besar orang. Tapi pernah kah anda bertanya, bagaimana kah pelangi itu bisa terbentuk? Sesuatu yang indah, tidak pernah dihasilk...