CHAPTER 11

2K 94 0
                                    

HAI PARA PEMBACA, GIMANA KABAR KALIAN? MAAF BARU UPDATE LAGI, SOALNYA ADA MASALAH SEDIKIT😅😅.

--***---
MAAF BIKIN NUNGGU LAMA, SORRY BANGET YA❤️❤️

Klik 🌟 sebelum baca😊

Tantangan belum terpenuhi nih, tapi greget buat update lagi hehhe😅kangen sama Aisyah...

♻♻️♻️

Setelah sholat Isya, Aisyah langsung menyiapkan makan malam untuk Reihan, suaminya. Setelah selesai memasak, ia segera beranjak ke kamar. Namun sesampainya disana, ternyata Reihan sedang mandi, Aisyah pun menunggunya di depan pintu.

'drrttt... drrttt... drrttt...' dering telepon yang berbunyi nyaring membuat Aisyah menoleh dan ingin melihat siapa yang menelpon Reihan malam-malam begini. Namun saat hendak mengambil telepon, suara keras itu membuat Aisyah menghentikan langkahnya.

"kamu mau apa?" tanya Reihan sedikit keras.

"tadi ada yang nelpon, aku cuma mau liat siapa yang------.."

"saya melarang kamu untuk melihat isi handphone saya, ini privasi Aisyah. Jangan pernah melihat isi handphone saya apalagi menyentuhnya!" bentak Reihan membuat Aisyah menunduk dan menitihkan air mata.

Namun bukannya meminta maaf, Reihan malah keluar begitu saja dari kamar tanpa mempedulikan Aisyah yang menangis.

Kini Aisyah tau sifat buruk dari Reihan. Bahkan ia belum pernah melihat pria itu memperlihatkan amarahnya pada orang lain. Yang Aisyah tau, Reihan adalah orang yang murah senyum, hangat pada semua orang, dan tidak suka kekerasan. Namun apa yang dilihatnya sekarang, benar-benar diluar dugaan Aisyah.

Aisyah menghapus air matanya lalu turun ke bawah, ia melihat Reihan sedang memasang sepatunya.

"kamu mau kemana?" tanya Aisyah.

"bukan urusan kamu." jawab Reihan dingin, lalu mengambil kunci mobilnya dan pergi begitu saja.

Bukan urusan kamu? Batin Aisyah sedih.

"kenapa kamu berubah, Reihan?" gumam Aisyah dengan air mata yang masih membasahi pipi mulusnya.

S

K

I

P

Pukul 04.30 pagi, alarm yang dipasang Aisyah berbunyi. Saat ia menoleh, tidak ada orang disampingnya, memang Reihan semalam tidak pulang. Rasa sedih itu pun kembali hinggap dalam benaknya. Untuk menyejukkan hati, Aisyah berdiri dan beranjak ke kamar mandi untuk mengambil air wudu.

Setelah brwudhu, ia pun melaksanakan sholat subuh dengan khusyuk. Saat Aisyah sujud, air matanya pun ikut jatuh. Rasanya begitu sesak karena ia harus merasakan sakit yang sama untuk kedua kalinya.

ASSALAMUALAIKUM, My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang