Kinan
27 November 2016
Hari ini gue ulang tahun. Yang ke 17.
Gak ada yang gue harapin selain bisa bantu bude suatu saat nanti.
Dan sebenernya ada satu hal yang sangat gue inginkan...
Ketemu sama ayah dan ibu.
Rasanya emang aneh karena sebenarnya mereka masih hidup, gue sendiri pun gak paham kenapa mereka bilang ingin ketemu gue tapi gak pernah bener-bener melakukan usaha untuk bertemu gue.
Tapi kemarin, ayah ngirim surat yang ditulis dengan tangan dan ditempelin perangko di amplopnya.
Kesayangan ayah dan ibu,
Selamat waktu kapanpun kamu baca surat ini.
Hari ini kamu makin dewasa, kamu juga sudah menginjak 17 tahun. Semoga hidupmu penuh keberkahan dan kebahagiaan.
Maaf, kalau ayah malah tidak memberi kamu kebahagiaan.
Dan maaf, yang bisa ayah dan ibu kasih hanya surat dan syal rajutan ibumu selama terapi ini. Mudah-mudahan kamu suka.
Kami benar-benar ingin ketemu kamu.
Tunggu, mungkin sebentar lagi. Kami janji.
Jangan lupa tersenyum dalam kondisi apapun. Senyun yang tulus, dan semuanya akan jadi lebih ringan.
Ayah dan ibumu.
Tulisan ayah memang gak bagus, karena kata bude dulu cita-cita ayah jadi dokter.
Gak lama kemudian ada sebuah panggilan dari hp gue yang gak gue tau nomernya.
Dan itu bukan nomor ayah.
"Halo?"
"Selamat ulang tahun."
Tuut...
Yang gue inget selama 6 tahun ini. Gak ada orang lain yang mengingat ulang tahun gue.
Bude, ayah, dan ibu gak termasuk orang lain.
Bahkan gue sendiri aja rasanya pengen banget lupaim hari ulang tahun gue yang gak ada maknanya sama sekali.
***
"Lo dengerin lagu apa, Kin?"
Kemudian gue hanya memberikan sebelah earphone gue ke Aldev.
Travelling places I ain't seen you in ages
"Kin..." tatapannya tajam ke arah gue, sampai rasanya lagu di telinga gue bahkan gak terdengar lagi.
But I hope you come back to me
"Dulu, ada anak perempuan yang selalu bahagia. Kemudian dia ketemu sama anak laki-laki, anak laki-laki itu gak pernah bahagia sekalipun orang tuanya menuhin semua kebutuhannya."
My mind's running wild
Sama seperti lirik lagu, pikiran gue kacau. Gue seakan terlempar kembali pada gambar di atas kertas lecek yang sampai sekarang gue simpen di kamar. Karena semua itu cukup familiar buat gue.
With you faraway
"Lo tau apa penyebabnya?" Gue hanya meneguk ludah gue sendiri.
"Adiknya sakit keras. Dan kakinya...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinanti
RandomNot sure about anything that she have to walk trough. She learns anything from everyone. She will always be maybe Never be yes Yet never be no