#6: goodnight

387 82 22
                                    

"Jinsung.. Maafin gue ya," Kata Doyum.

Jinsung tak lagi bisa membuka mulutnya; terlalu kaku. Entah kaku karena dingin atau karena seseorang di depannya.

"Ayo. Gue anter pulang," Jinsung berdiri. Doyum membopong Jinsung masuk ke dalam mobilnya dan membawa Jinsung pulang.

...

Jinsung sekarang lagi tiduran di kasur. Badannya ditutupi selimut dua lapis.

"Sung, maafin gue,"

Jinsung terdiam.

"Jinsung.. Maafin gue. Sumpah, gue lupa,"

Jinsung memalingkan wajahnya.

"Sung.. Gue tau gue salah makanya gue minta maaf. Maafin ya..."

Jinsung menghela napas panjang.

"Jinsung... tolong maafin Doyum,"

Tangis Jinsung pecah.

"Jinsung, jangan nangis..." Doyum menunduk.

Jinsung sesegera mungkin berhenti menangis ketika orang di depannya diam. Dia membersihkan bekas air mata yang jatuh dan mengintip sedikit ke arah depannya.

Lucu banget sih, gumamnya sambil menahan ketawa.

Jinsung merubah posisi yang tadinya tiduran sekarang menjadi duduk, berhadapan dengan Doyum.

"Heh,"

Doyum menoleh.

"Nggak apa-apa, gue maafin kok. Tapi janji, kalo emang nggak bisa, kasih tau, ya?"

Doyum mengangguk. "Iya siap! Eh, lo demam ya?"

Jinsung tersenyum. Dari raut wajahnya, Jinsung tahu, Doyum khawatir.

"Nggak kok! Sehat! Liat nih," Jinsung merentangkan kedua tangannya.

Doyum memegang jidat Jinsung; memeriksanya. "Ta-tapi lo ang—" Jinsung menutup mulut Doyum dengan jari telunjuknya lalu menggeleng.

"Nggak apa-apa. I will be better soon. Don't worry,"

Doyum menatap Jinsung lekat.

Senyuman terpasang di bibirnya.

Ia memajukan badannya sedikit lalu mencium Jinsung. Tepat di bibirnya. Tak banyak pergerakan. Hanya ciuman dengan perasaan oleh Doyum pada Jinsung.

Doyum menarik bibirnya; menyudahi acara ciuman tersebut. Ia melihat Jinsung yang masih dengan ekspresi kagetnya.

"Yum,"

"Kenapa?"

"G-gue d-demam,"

"Terus?"

"Ntar lo ketularan.. Gimana?"

"Nggak apa-apa. Biar sakit bareng,"

"Ih lo mah!" Jinsung memukul Doyum.

Doyum tertawa kecil. "Udah sekarang lo tiduran aja, istirahat. Kalo nggak bisa belajar nanti malem, jangan dipaksa. Besok aja belajarnya di sekolah biar sekalian gue bantuin. Pokoknya banyakin istirahat biar nggak dapet ujian susulan. Oke?"

Jinsung mengangguk. "Iya, Pak Guru. Dah sana balik. Kasian mama nyariin."

"Bentar. Pulpen lo mana?"

"Buat apa?" Jinsung merogoh tempat pensilnya dan mengambil satu pulpen.

Doyum mengambil pulpen Jinsung. "Siniin tangan lo."

stars || doyum x jinsung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang