2. Kepercayaan

1.1K 108 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.

.

Udara pagi terasa dingin dan sinar surya menciptakan pendar halus ke dalam kamar tidur Seokjin. Dia berguling mengintip jam yang menunjukan pukul 8.30 pagi. Dia berdiam di kasurnya sebentar, memandangi langit-langit kamar. Berfikir tentang dialog apa yang harus dia buat jika ada orang-orang penting yang bertanya padanya saat pendaftaran nanti.

Seperti biasa, diambilnya kacamata lalu memakainya. Dia mengechek ponselnya jaga-jaga jika ibu tercintanya atau temannya mengirimi pesan.

'Hey Jinnie, good luck untuk pendaftaranmu hari ini! Jangan gugup oke, nanti kalau gugup bisa kacau sepertiku. Good luck buddy!' Dia membaca pesan dari sahabatnya, Hyosang.

Seokjin beranjak menuju kamar mandi untuk mandi air hangat. Setelah 30 menit dia berjalan turun menuju dapur. Jjangu masih tidur sehingga dia tidak menuangkan makanan anjing. Dia memasak air untuk membuat kopi.

Setelah menyalakan pemanas air elektrik, dia duduk di kursi dapur lalu mengeluarkan ponselnya. Mencari kontak ibunya. Setelah ketemu dia segera memencet tombol panggil.

"Ibu, ini aku. Bagaimana kabar Ibu?" tanya jin.

"Ibu baik-baik saja jin. Apa kau sudah sarapan?" Jawab ibunya.

"Belum. Aku mau sarapan di luar saja sekalian pergi ke kampus." Jelasnya.

"seharusnya ibu di rumah memasakan makanan yang enak-enak di hari pendaftaranmu. Ngomong-omong jin, good luck untuk hari ini. Jangan gugup. Anggap semua itu sebagai kompetisi dan lakukan yang terbaik. Ibu akan selalu mendukungmu! Good luck seokjinku! Ada kejutan untukmu nanti. Ibu cinta kamu." Balas Ibunya panjang lebar.

"hahahahaha oke oke Ibu. Hati-hati di sana dan segeralah pulang. Aku ingin bercerita pengalamanku dengan Ibu dan ayah. Tatap muka, tidak lewat telpon. Aku sudah ingin bertemu Ibu dan ayah! Aku cinta Ibu dan Ayah." Sahutnya sebelum menutup panggilan.

Dia menyiapkan cangkir berisi kopi hitam miliknya lalu menuangkan air yang baru saja mendidih dan susu ke dalam cangkir kopinya. Situasinya sangat tenang dan damai, membuatnya ingin kembali tidur di kasurnya. Tapi hari ini adalah hari pendaftarannya dan pikirannya terlalu sibuk memikirkan berbagai hal hingga ada suara di kepalanya yag meneriakkan kata penyemangat seperti 'Semangat' pada dirinya sendiri. Di seruputnya kopi susu miliknya.

Pas setelah 2 menit melamun memandangi jendela dapur, dia berdiri dan menuangkan makan anjing untuk Jjangu. Setelahnya dia kembali meminum kopinya. Sambil membawa mangkok makan Jjangu dia menghampiri Jjangu yang masih tidur di sofa dan meletakan mangkoknya di bawah. Di elusnya bulu lembut kepala Jjangu lalu menciumnya, setelahnya dia segera mencari kunci rumah dan mobil.

Setelah yakin rumah terkunci, dia membuka pintu mobilnya dn meletakan seluruh dokumen pendaftaran di kursi penumpang. Dia menyalakan mobilnya dan menunggu sekitar 2 menit agar mesinnya panas terlebih dahulu.

...

Setelah 20 menit menyetir, akhirnya dia sampai di Universitas Konkuk. Salah satu kampus paling prestigious di Korea Selatan.

Dia berjalan menujun konter pendaftaran dan mengisi formulir yang entah untuk apa fungsinya. Dia menunggu namanya di panggil untuk melakukan wawancara 'singkat'. Setelahnya, seorang wanita cantik keluar dari 'ruang wawancara' dan memanggilnya untuk masuk ke ruangan itu.

...

Akhirnya setelah waktu yang tidak 'singkat' akhirnya wawancara berakhir. Selesai. Dia bisa pulang dengan pikiran tenang dan hati yang damai. Dia keluar dari gedung pendaftaran langsung menuju tempat parkir.

Dia bingung mencari tempat parkir mobilnya. Yaaa, melupakan hal-hal penting itu adalah hal yang selalu dia lakukan. Dia nengutuk dirinya sendiri karena membawa terlalu banyak dokumen dan kecerobohannya sendiri. Hampir saja dia tersandung kakinya sendiri. Saat matanya mencari-cari mobilnya, seorang pria dengan setelan jas yang rapi menyenggolnya. Akibatnya dia terjatuh dan dokumen yang dia bawa ikut terjatuh dan berantakan.

Lagi. Dia mengutuk dirinya sendiri. Pria yang menyenggolnya membantunya berdiri dan mengumpulkan dokumen milik Seokjin. Seokjin membungkuk sopan lalu mengucapkan terimakasih sebelum beranjak pergi.

Tiba-tiba pria itu meraih lengan Seokjin. Seokjin berbalik dan menatap pria itu bingung. Seokjin baru saja akan bertanya apakah pria itu terluka atau tidak tapi pria itu bersuara terlebih dahulu.

"Hai, aku Yoon Yeowool dari BigHit Entertainment. Senang berjumpa denganmu tuan...?" Pria itu memulai pembicaraan.

"Seokjin. Kim Seokjin." Balas Jin

"Hai tuan. Pernah terpikir menjadi penyanyi?" Tanya Yeowool.

"Apa? Penyanyi?"

"Iya tuan. Seorang penyanyi. Ini adalah kesempatan yang bagus untukmu. Kami akan melatihmu."

Seokjin terdiam sambil memproses kata-kata pria di depannya ini. Pria itu menjelaskan beberapa hal dan memberinya kata-kata manis dan bujukan pada Seokjin. Diakhir percakapan, pria itu memberikan kartu namanya pada Seokjin, berharap Seokjin segera menghubungi. Keduanya membubgkuk sopan lalu berjalan menuju tujuan masing-masing.

Seokjin memasuki mobilnya dan menyalakannya. Dia menatap dalan setir di depannya sambil memikirkan kata-kata pria yang baru saja dia temui. Setelah 5 menitan, dia akhirnya menjalankan mobilnya. Dia menuju sebuah restoran. Dia ingin mengenyangkan perutnya sebelum sampai rumah.
...

Story by RosellyJin translated by myself

Story by RosellyJin translated by myself

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
✔️Cinta dan Penghargaan [Love And Appreciate by RosellyJin]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang