Bab 1

4 0 0
                                    

"IMELDA!!"

Suara mama mengagetkanku dari tidur nyenyakku. "Ahh apalagi ini? kenapa sudah teriak lagi padahal baru saja aku mau beranjak tidur. " gerutuku sambil menggaruk belakang telingaku yang tidak gatal, dan berjalan sempoyongan menghampiri Mama.

"Dasar anak tidak berguna! Sudah tau kalau mamanya memanggil itu harusnya cepat cepat datang bukan malah enak enak an tidur dikamar. Cepat kamu pergi kepasar dan beli semua stok makanan sebulan." ucapnya dengan wajah merah padam karena menahan amarah.

" Lohh bukannya isi kulkasnya masih banyak? Kenapa harus membeli lagi?? " batinku.

Tapi karena penasaran aku pun bertanya "Bahan makanan bulanan dikulkas masih lengkap ma, baru lusa kemaren juga aku mengisinya. Kenapa sekarang mau beli lagi? "

Mama menatapku dengan padangan mencemooh dan berkata "Apa kau lupa bagaimana batasanmu sayang?". Tanyanya dengan senyum miring dibibir sebelah kirinya.

Ahh iya aku lupa batasannya, disini aku hanya berperan selayaknya pembantu. Mematuhi perintah mama adalah suatu kewajiban seorang anak pada orang tua nya tapi tidak denganku, mama bilang aku harus menurutinya karena aku hanyalah pembantunya dan bukan benar benar anaknya.

Selain menuruti semua keinginannya aku juga tidak boleh membantah mama dalam hal apapun itu. Jika sampai hal itu terjadi maka bersiap siap lah untuk mendapat hadiah dari mamaku tercinta.

Aku hanya diam menunduk karena aku sadar aku telah salah bertanya pada mama. Sampai terdengarlah suara cempreng yang menurutku amat sangat menyebalkan.

"Bundaaa!! I am here!."

dengan senyum lebarnya dia menghampiri mama dan memeluknya.

"Seperti teletubis saja pakai acara peluk pelukan segala! " cibirku dalam hati.

"Bundaa.. Aku ingin jalan jalan sama bunda, aku rindu bunda. Bagaimana kalau kita pergi ke mall aja bun? Pasti seru!"

"Iya sayang.. Kamu siap siap dulu sana nanti kita langsung berangkat jalan jalan berdua, bunda juga sumpek dirumah terus marah marah in anak gak becus kaya dia" jawab mama mengulas senyum manis dengan tangan mengelus rambut anak kesayangannya dan lirikan sinis yang diberikan kepadaku.

"Ahh andai saja aku mempunyai kesempatan untuk mengulang hidup kembali aku pasti akan memilih untuk terlahir dari rahim seorang ibu yang baik. Astaga! Bicara apa aku ini seharusnya aku itu bersyukur karena sudah dikasih hidup sama yang diAtas." batinku sambil mengusap wajahku kasar dan sepertinya itu memancing mama untuk meliriku dengan lirikan sinisnya lagi.

"Baiklah.. Aku siap siap dulu ya bunda, bunda tungguin aku bentar ya? Oke? " ucapnya dengan suara dicentil centilkan dan itu membuatku muak.

"Oke sayang. " jawab mama sembari mencium pipinya bergantian. Setelah drama picisan itu selesai mama langsung memelototiku

"Ini uang dan daftar belanjanya. Awas saja kalau kau mencoba menipuku dengan mengambil uang sisa belanja itu. Ahh gini saja, aku minta nota dari semua belanjaanmu itu dan serahkan padaku, mengerti!?? " aku mengangguk dan segera bergegas pergi menjauhi mama sebelum anak kesayanganya yang paling menyebalkan itu datang.

Setelah kupastikan mama dan anak kesayangannya itu pergi akupun bergegas untuk melaksanakan tugas dari ndoro ayu, yahh itulah panggilan kesayangan dariku untuk mama yaitu ndoro ayu sedangkan anak kesayangannya aku panggil dengan ndoro putri.

Sampai pada persimpangan aku memelankan langkahku dan berusaha untuk tidak bersuara. Karna apa? Disini ada sosok yang sering menghadangku dan itu sangat membuatku mati kutu.

Huft! Setelah kurasa sudah cukup jauh dari jalan itu akupun kembali mempercepat langkahku tapi naas tanganku ditarik kuat kebelakang sehingga aku bertabrakan dengan benda yang amat keras dan kalian pasti tau apa itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Secret LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang