Memulai kembali

22 1 0
                                    

Hari ini adalah hari pertama kembali kesekolah setelah libur pertengahan semester . seperti biasa di sambut dengan upacara penaikan bendera. Semua murid telah berkumpul di lapangan karna bell upacara telah di bunyikan . tiap kelas menyiapkan barisanya masing masing . seperti biasa di urut dari kelas tertinggi hingga kelas terendah. Di sela sela merapihkan barisan terlihat beberapa dari mereka yang juga asik bercengkrama karna lama tak bersua,berbagi cerita atau sekedar berbagi sapa. Di sela sela barisan ada seorang anak gadis yang kelihatan sedari tadi bolak balik membuka handphonenya ,sepertinya tengah mencemaskan sesuatu . hingga upacara dimulai pun ia tetap melakukan kegiatan yang sama ,sesekali iya mengucap layar lalu mengetikan sesuatu , sepertinya mengirim pesan entah kepada siapa .

Di sela sela upacara yang sudah di mulai sekitar 10 menit lalu , matanya terbelalak kearah depan,ia melihat seseorang yang tidak asing "tuh kan! Telat lagi!" katanya .

Setelah upacara selesai iamenghampiri seseorang yang sedari upacara tadi ia perhatikan .

"kamu tuh kenapa sih susah banget di hubungin!aku telpon ga angkat,aku sms ga bales! "

Terlihat dari wajah dan nada bicaranya,ia emosi

"ia maaf aku tadi silent hp , aku bangun kesiangan,untung bunda bangunin aku,maaf ya"kata seseorang didepannya yang memakai baju seragam yang sama dengannya,namun ada yang kurang , ya! Dasi dan ikat pinggang . sudah terbayang 'kan?bagaimana orang tersebut?

"lagian aku udah bilang jangan silent hp kamu,aku juga udah bilang buat bangun pagi , dan ini apaan gak pake dasi sama iket pinggang .kamu mau sekolah apa enggak sih?!"

Celotehnya .

"aduh kamu makin hari makin cerewet deh , tuh ngalain buk een,bu een kalo lagi marah marah gitu cantik kan? " ia menunjuk salah satu guru yang tengah memarahi dua anak yang tidak mengenakan pakaian lengkap seperti laki laki ini. guru dengan perawakan tinggi semampai nancantik namun cerewet .

"tapi cantikan kamu sih!"godanya

"apaan sih gama,galucu tau!" ya namanya gama ,gama ananta ,cowok ganteng yang digemari banyak siswi di sekolah ini dan merupakan salah seorang siswa yang udah akrab banget sama guru BP karna bolak balik main kesana a.k.a bandel,dan merupakan ketua dari geng yang hobby membuat onar ini merupakan pacar resmi dari cewek yang sedari tadi berdiri di hadapanya.

"lah emang aku bilang lucu? Atau ada ekspresi aku yang nunjukin itu lucu? ,kamu itu emang beneran cantik kok,makanya aku suka sama kamu"kini gama tergelak karena ia berhasil membuat wajah cewek dihadapanya benar benar memerah ,entah marah atau karna suka

"udah! Aku mau kekelas, kamu pake tuh dasi sama ikat pinggang nya!sebelum bu een narik kuping kamu kayak waktu itu! Bye!" cewek ini langsung berbalik ,dan berjalan meninggalkan gama. Untuk menuju kekelasnya.

"byeeeeeee!" gama pun melakukan hal yang sama, ia berbalik meninggalkan cewek itu,namun memiliki arah yang berbeda,bukan kelas melainkan kantin.

*dikantin*

"woi gama! Hobby banget ya lo upacara berdiri di depan"teriak seorang yang tengah duduk di dekat pintu masuk kantin

"kalo gak di depan bukan gama! Karna gama selalu didepan "gaya bicaranya mengikuti salah satu iklan motor yang ada di televisi

Semua anak mengangguk angguk sambil tertawa.

Kantin yang menjadi tempat nongkrong geng yang diketuai oleh gama ini merupakan kantin paling pojok dan rahasia sebab sekelilingnya ditutupi oleh beberapa spanduk, tidak ada yang boleh masuk kesana kecuali anak anak dari geng mereka dan anak anak yang memiliki perangai kurang lebih sama seperti mereka. Mereka seperti sudah mempunyai saham yang besar disini,sehingga mereka bisa leluasa,bahkan mereka bebas merokok disini dan melakukan hal yang dilarang sekolah, karena tidak ada satupun karyawan kantin yang berani melaporkan mereka ke pihak sekolah,bagaimana mau melaporkan?sekali mereka melaporkan,mereka bisa kehilangan puluhan pelanggan sekaligus.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 22, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BIRU Where stories live. Discover now