JS VIII

658 91 9
                                    

Derap langkah gadis itu terus bergema di lorong kecil yang kini nampak ramai. Beberapa mahasiswa kini tengah berbincang mengenai beberapa topik yang sedang menjadi trending topik di sekitarnya.

Langkah kaki ramping itu kian lebih cepat seiring detik detik yang terus berlalu. Kini sampailah dirinya di depan kelas yang nampak sepi, sepertinya jam mata kuliah baru saja berakhir, karena masih terlihat beberapa mahasiswa tengah membereskan meja nya. Memasukkan alat tulis ke dalam tasnya. Begitupun ia, sesosok gadis mungil yang masih berkutat dengan buku catatannya, tak menghiraukan keadaan disekeliling.

"Yaa, Kyungsoo ya!!" Seru gadis cantik itu dari depan kelas.

"Hei rine, tumben kau mampir ke kelasku" ujar kyungsoo

"Kau masih bisa sesantai itu? Kau baru saja menghebohkan satu negara ini, bahkan ada yang siap bunuh diri karena ulahmu" panjang lebar irene berucap sembari mendekati kyungsoo, yang dibicarakan menatap bingung Irene, bahkan matanya kini memicing tajam tak paham dengan maksud Irene.

"Apa yang kau maksud? Kau tau bukan aku ini anak baik baik, bagai..."

Ucapannya terhenti, matanya terbelalak lebar tak percaya dengan apa yang ia lihat. Gila! Kapan aku melakukannya? Sial!!

"Irene,, apa maksud foto..." Ujarnya bingung sembari menutup mulutnya tak percaya, yang ditanya malah menatap tajam sahabatnya itu.

Drrrtttt....drrrtttt.....

"Mampus kau kyungsoo yaa!!" Batinnya melihat nama yang tertera dilayar ponselnya.

"Ucapkan selamat tinggal pada pekerjaan mu kyungsoo ssi" ujar Irene dengan membuat mimik melas dan duduk disamping kursi kyungsoo.

Dengan berat hati, tangan yang kini bergetar itu menggeser tombol telfon berwarna hijau itu. Menelan ludahnya dengan kasar berharap mampu membasahi kerongkongannya yang tiba tiba terasa sangat kering.

"Yeobseo, nee manager lee" jawabnya gugup. Beberapa bulir keringat nampak bercucuran dari dahi putihnya.

"...."

"Ah nee, setelah ini saya akan langsung kesana"

"..."

"Nee, miyanhabnida, nee"

Klik....

Menghela nafasnya yang terasa sangat berat, dengan lemah dijatuhkan kepalanya diatas meja, beberapa kali ia angkat dan dijatuhkan lagi, diketukan kepalanya merasa menjadi manusia paling bodoh di dunia ini.

"Pabboya kyungsoo yaa, pabboya" ujarnya terus menerus dengan terus mengetukkan kepalanya pada meja, mengabaikan rasa sakit di kepalanya akibat meja yang keras.

"Geumanhae" ujar Irene dengan menaruh telapak tangannya diatas meja yang digunakan kyungsoo untuk menyiksa kepalanya.

Menoleh kyungsoo pada sahabatnya itu. "Apa yang harus ku lakukan? Sepertinya aku harus segera mencari pekerjaan lain" ujar kyungsoo lemah dan menaruh kepalanya diatas tangan irene.

Di tangkap kedua pipi tembam kyungsoo, dan diangkat kepalanya oleh Irene. "Gwencana, percaya semuanya akan baik baik saja, jika kau harus keluar, bersiaplah mecari flat baru, hmm?"

"Yaa, apa begini kau memperlakukan sahabatmu" kesal kyungsoo menangapi candaan irene.

"Haha Ani, sudah sana temui dulu manager Lee, percaya semuanya akan baik baik saja"

"Nee, sepertinya aku harus pergi, bersiaplah mencarikan ku pekerjaan baru arra?"

"Arasso, pergi lah, aku yakin mereka tak akan melepaskan mu semudah itu, fighting Kyung pendek" seru Irene yang hanya dibalas tatapan tajam kyungsoo. Sungguh benar apa adanya kalimat terakhir irene, dan kyungsoo tak bisa menolak. Derita kyungsoo :'(

Just StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang