Mentari mulai bersinar, menandakan hari mulai pagi. Aku terbangun dari kasur empuk yang baru satu minggu iniku tempati. Ya, aku dari Bandung dan pindah ke kota Metropolitan ini, gara-gara ayahku ditugaskan disini. Dan hari ini adalah hari pertama aku masuk disekolah baruku.
-07.55
aku melangkah di koridor yang sepi di sekolah baruku sma permata nusantara. Sekolah ini sangat mewah dan bangunannya sangat artistik, pilar pilar yang ada di tepi jalan kotidor memberi kesan elegant tersendiri di bangunan ini. Kulangkahkan kakiku hingga ada di persimpangan koridor sambil terus melihat betapa cantiknya bangunan sekolah ini.
----"Brrruuuggghhh"
"Aaaaaa"
Kurasakan tubuhku ditabrak oleh seseorang, dan aku hanya bisa menutup mata pasrah jika saja bokongku terjatuh mulus di atas lantai. Tapi tidak ada yang terjadi dengan tubuhku.
"lo bisa berdiri kan, tangan gue udah pegel nih"
aku membuka mata dan mengerjapkan mata betapa sungguh tampan ciptaannya ini. Seketika itu juga seperti ada ribuan kupu-kupu yang terbang diperutku hingga dadaku.
"Lo denger gak sih" suara itu menyadarkanku dari fantasi konyolku.
"sorry" aku berdiri melepaska dari pelukan, eh lebih tepatnya penyelamatan.
"lain kali kalo jalan matanya itu di pakai, punya mata kok nggak di gunain" setelah mengucapkan
itu cewok tampan itu. Ralat. Cowok rese itu ninggalin aku dengan jalan sok coolnya.
"Dasar cowok rese lu, gak punya perasaan, cowok gilaaaaaa"
teriakku kepada cowok yang entah siapa namanya itu. Cowok rese itu cuma melirik sekilas sambil tersenyum setan.
"Aaagggrrrhh...."
__ 1 tahun kemudian
"Ital, ital, ital, ital......"
suara itu suara yang palingku benci satu tahun terahir ini. suara itu adalah milik orang gila yang selalu membuat masalah denganku, siapa lagi kalo bukan Aga pratama. Cowok najis sok kecakepan pemilik sekolahan ini. Ishh, iya kalian nggak slaah baca kok dia memang anak pemilik dari sekolah yang bisaku bilang sekolah paling elite di jakarta ini.
*Teeeeeeet teeeeet teeeet
Bel istirahat berbunyi.
Aku bergegas keluar kelas untu kenuju kantin sekolah. Tapi baru beberapa langkah aku keluar dari pintu kelas seseorang memanggilku.
"Kristal..." ku menoleh dari asal suara yang memanggilku.
Ternyata dia roby pacarku.Dia satu angkatan denganku tapi beda jurusan, dia Ips dan Aku Ipa. Aku kenal dengannya karna dikenalkan oleh puri teman sekelasku yang juga teman semasa smpnya dulu.
"Ada apa by?" tanyaku bingung setengah berbinar.
"eem....aku mau bicara sama kamu krys" ungkapnyasedikit ragu
"Ya udah, bicara aja aku dengerin kok"
Roby menarik nafas dalam, dan kata-kata selanjutnya membuatku mematung tak percaya.
"Aku mau kita putus....."
Aku menatap nanar orang yang ada didepanku ini, menahan laju air mata yang sudah terbentuk disudut mataku
" tapi Kenapa.....?"
"sorry krys, sekarang bukan tentang kita lagi tapi tentang gue sama lo, gue harap lo.Terima dengan keputusan gue"
Saat itu juga air mataku jatuh ke pipiku. Aku menatap nanar dan mencoba tersenyum.
"Roby, lo jahat banget. Jangan becanda deh" kupukul pelan bahunya.
"Gue serius krys" ucapnya serius.
"Okey, bye by..."
Aku berbalik dan berlari sekencang kencangnya tak peduli dengan panggilan roby dibelakangku, yang terus memanggilku. Dan kakiku berhenti ditaman belakang sekolah yang memang selalusepi.
Aku terjatuh ketanah dan langsung memeluk lututku dengan tangis sesunggukkan.
" kenapa roby tega banget sih sama gue, gue salah apa coba"
"cowok kayak gitu lo tangisin, makin seneng dia"
aku menghentikan tangisku walau masih sedikit sesenggukan, menatap tajam cowok yang berdiri 2 meter dibelakangku.
"Lo itu udah jelek, makin jelek tau nggak kalo nangisin tu cowok" lanjutnya
Akuu hanya bisa menatap sendu tidak seperti biasanya yang selalu menatap sinis ke orang itu.
"Please ga, gue gak mau berantem sama lo" kataku lirih penuh penekanan
"Emang siapa yang ngajak berantem......"
Aga berjalan kearahku dan duduk disebelahku masih dengan pandangan kedepan.
"Gue cuma nggak mau tangisan lo yang berharga itu keluar cuma gara-gara cowok macam roby, cowok kayak gitu nggak pantes lu tangisin"
Aku menoleh cepat memandang wajahnya saat mendengar ucapanya barusan.
"Lo tadi bilang apa??" tanyaku memastikan
"Emang tadi gue bilang apa?" tanyanya balik sambil menatap kedua mataku tanpa dosa.
"Aissh"
Tiba-tiba sja tangannya menangkup kedua
pipiku dan mengusap bekas air mata yang tersisa di sudut mata. Dan saat itu pula perasaan yang sudah satu tahun aku pendam selama ini mencuat.
Seperti satu tahun yang lalu saat perutku ada ribuan
kupu-kupu yang berterbangan sampai ke dada. Aku masih menatap matanya lekat yang sama-sma memandang mataku. Mata itu mata yang satu tahun terakhir yang selalu kuperhatikan diam-diam.
Kuraskan ada sesuatu yang basah dan lembut menempel dipermukaan bibirku. Memainkan benda kenyal itu diatas bibirku tanpa kusadari aku sudah memejamkan mata.
Tanganku yang sedari tadi memainkan rokku sudah melingkar dilehernya.
Membalas kecupan kecupan yang awalnya lembut menjadi liar dan tak terkendali hingga, cadangan oksigen kami menipis.
Tautan kami terputus, dan kurasakan ada rasa kehilangan saat kejadian berusan selesai.
Dengan nafas yang masih terdengar satu satu, Aga berbicara lirih.
Aku masih bisamendengar jelas karna kening kami masih bersentuhan.
"Gue sayang lo Krystal"
Tanpa sadar ada rasa gembira di hatiku, dan tanpa ragu
"Gue juga sayang lo Aga"
Aga tersenyum lirih dan memelukku dengan erat.
"Gue nggak bakal lepasin lo lagi krys, cukup satu kali itu aja gue kalah"
Aku tak memperdulikan ucapannya yang bisa kulakukan membalas pelukannya dan memperdalam wajahku kedadanya. Karna didada sosok inilah aku merasa nyaman.
The End
*Maaf kalo banyak typo ini cerita soalnya ngebut dari jam 23.22-01.24 dan tanpa edit jadinya
storynya rada ngawur.
Hahahah, pokoknya moga suka aja deh sma
story kilat aku ini.
Thanks udah baca
*VOMENT JANGAN LUPA