Urgent

170 9 0
                                    

"Saat kau memanggilku, aku akan menjadi bungamu" Serendipity~BTS
Rizky Reynaldi Pratama

Rizky sedang melamun di ayunan yang terletak di tepi kolam renang di rumahnya. Dengan mengenakan kaos hitam bertuliskan Supreme dan dengan celana jeans selutut, pemuda itu menatap air jernih di hadapannya.

Semilir angin menyibak rambutnya menjadi sedikit berantakan. Ia menajamkan pendengaran ketika mendengar seseorang berteriak memanggil namanya. Siapa yang berani-beraninya berteriak di dalam rumahnya seperti ini?

“Anissa?” lirih Rizky. Ia terkejut mendapati gadis itu berada di rumahnya dengan berseragam lengkap. Sepertinya Anissa belum kembali ke rumah dan langsung melesat kemari, pikir Rizky.

“Ck, loe kenapa sih pake tinggal di rumah segede gini?” kata Anissa yang masih mengatur napasnya. Rizky hanya mengernyit bingung dan mengangkat sebelah alisnya atas pertanyaan barusan.

Anissa mengambil posisi duduk di sebelah Rizky. “Harus banget ya loe tinggal di rumah segedeeee ... gini sendirian. Cari rumah yang lebih kecilan dikit ngapa.”

“Loe kenapa ngos-ngosan gitu?”

“Abis keliling nyariin loe.” Rizky terkekeh mendengar pernyataan Anissa. Rasanya ingin sekali mencubit pipi gemaynya itu.

“Kenapa nggak masuk lagi?” tanya Anissa dengan nada jutek tapi tentu saja ada semburat rasa khawatir yang tersirat di dalamnya.

“Ke sini sama siapa?” balas Rizky yang justru menanyakan pertanyaan baru tanpa menjawab pertanyaan sebelumnya.

Anissa berdecak kesal. “Ck, jawab gue.”

I Love You,” sahut Rizky yang berhasil membuat Anissa malu.

Gadis itu salah tingkah setelah mendengar kata-kata tersebut. Anissa mencubit perut cowok yang telah berhasil membuatnya jadi salah tingkah. Tentu saja Rizky mengaduh kesakitan.

“Gue laper, bikinin gue kue kayak waktu itu ya.”

“Males,” jawab Anissa singkat.

“Astaga, loe tega banget sih sama pacar sendiri, gue dari pagi belum makan tau.”

“Ya udah tinggal makan.”

“Pengennya makan kue buatan loe, yaa ... yaah ... buatin ya ...” rengek Rizky membuat Anissa bangkit dari duduknya dengan malas.

Anissa menuju ke dapur. Ia membuka isi kulkas dan mulai mencari bahan-bahan apa saja yang diperlukannya.

Di meja makan, ada Rizky yang dengan setia menatap aksi gadis yang sedang bertempur dengan berbagai macam barang yang tidak ia ketahui namanya satu persatu.

Anissa mulai memecah telur mencampurnya dengan gula, mengaduknya sebelum akhirnya ia campur dengan tepung dan coklat. Setelah itu, ia meletakkan adonan itu ke dalam loyang berbentuk persegi lalu memasukkannya ke dalam oven.

Anissa ikut duduk di samping Rizky, menunggu hingga kue tersebut sudah matang dengan sempurna.

Tidak ada pembicaraan antara keduanya. Rizky masih dengan aktivitasnya yang sibuk menatap Anissa. Detik berikutnya, terdengar nada panggilan dari ponsel Anissa. Dengan sekali sambaran, Anissa menjawab panggilan tersebut.

“Kenapa Za?” tanya Anissa to the point.

“Loe di mana? Buruan balik, gue udah di rumah loe.”

“Ada apaan?”

Udah sih buruan. Tinggal balik juga. Urgent nih.”

“Yaa, okay.”

My Second Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang