Empat

50 22 16
                                    

Malam ini akan menjadi malam dimana aku sangat mengingatmu, detik dimana kau membawaku ke syurga dunia yang indah, di bawah bintang yang memancarkan cahaya kebahagiaan, di atas kota yang padat akan kegiatan duniawi. Apa perlu aku mencubit pipiku untuk meyakinkan bahwa ini semua bukanlah sebuah mimpi?

Kini tak ada jarak antara aku dan kamu, kita hanya terhalang angin yang menari diantara celah yang tidak melebihi 5cm. Sungguh! Jantungku hampir saja terjatuh, namun sebelum jantungku jatuh, hati ini kembali jatuh untuk yang kedua kalinya.

Tatapan bola mata cokelat sirna termakan lamunan panjang yang tak habis-habisnya otak ini menggambarkan sosok dirimu. Mengapa hati ini harus jatuh ke hatimu yang sama sekali tidak paham akan perasaanku. Ini kesialan atau teka-teki yang jika telah usai dipecahkan akan membawa air mata. Entah air mata kesedihan atau kebahagiaan.

"Kenapa kita kesini?" tanyaku.

Kau kembali menatapku lebih tajam, saking tajamnya hingga raga ini terasa perih tertusuk jika kau mengucapkan suatu hal yang tak ingin aku dengar.

Aku kembali memutar kenangan ketika kau mengajakku menikah lalu berkencan dengan temanku. Sejujurnya aku tidak terlalu ingat akan hal itu, namun entah mengapa kejadian itu seakan menjadi sosok yang sangat menyeramkan dalam hidupku. Mencintai yang tak mencintai, merindukan yang tak akan datang, berharap yang takkan pernah dimiliki.

"Apakah kau bahagia hari ini?" tanya Azhi.

Aku menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkan dengan perlahan, berusaha menyiapkan kata-kata indah agar lukaku tak terlihat. Namun apa daya, aku lebih senang menjadi diriku yang buruk dibanding diriku yang indah namun di balik topeng kemunafikan. Haruskah aku bersandiwara demi kebahagiaanmu? Atau harus jujur dengan resiko kehilangan dua orang sekaligus, yaitu dirimu dan temanku.

Aku hanya tersenyum dengan mulut terkunci, entah bagaimana aku bisa membuat temanku merasakan apa yang aku rasakan. Cukup hanya aku yang mengeluarkan air mata setiap malam di atas alunan lagu sedih, jangan ada yang merasakan itu, percayalah! Itu sangat menyiksa.

"Aku sedang tak ingin menyakitimu, aku tahu kau terluka, dan aku tak mau melihat itu!" jelas Azhi sambil mengusap kepalaku.

Niat sekali kau menyakitiku? Selama ini kau tahu jika aku terluka tapi kau terus melakukannya. Dan aku percaya bahwa kau sekarang sedang berdebat dengan kekasihmu itu sehingga aku adalah badut hiburanmu.

Tak mengapa! Selama kamu bahagia hati ini merasa senang, walau jauh dari ketenangan, setidaknya aku bekorban demi kebahagiaan orang lain.

"Aku tak mengerti!"

"Cha, serapi-rapinya kau memendam perasaan, tetap saja, suatu kecemburuan akan membuka segalanya!"

Oalah, aku terlihat cemburu? Kini aku seperti tertangkap sebagai pecandu cemburu, sepolos itukah aku? Saat seperti ini apa aku harus pasrah jujur atau kembali menahan dan memendam segalanya?

"Aku nggak cemburu!" jawabku tegas.

"Lalu?"

"Apa yang membuat yakin kalau aku cemburu?"

"Hahaha, syukur kalo nggak!" ucap dia tertawa. "Karena Abang udah mulai sayang banget sama Andien, tanpa ingin menyakiti siapapun, termasuk kamu!"

Apa aku harus mengulang kehancuran lagi? Di syurga yang indah aku meneteskan air mata, di hadapan sang pujaan hati milik orang lain, aku tak yakin akan kenangan ini, akan menjadi sebuah cerita indah atau kesedihan?

Rambutmu yang berantakan tertiup angin aku suka. Dibanding rapi seperti siang hari, yang selalu harum sepanjang waktu, yang selalu menebar pesona setiap wanita, karena itu semua bukan milikku.

Tapi bukan berarti aku tak menyukai itu, hanya saja aku menyukai darimu sebagai diri sendiri, bukan sebagai Dokter yang selalu sibuk menyembuhkan setiap orang. Tak terkecuali aku.

Aku menaruh kepalaku di bahu, kau usap lembut perlahan lalu jarimu menari-nari diantara rambutku yang terurai. Malam yang cukup indah, dibanding aku harus kembali menangis di atas tempat tidur.

Malam ini aku banyak berterima kasih, karena aku tengah tersadar, bahwa cinta itu tak selamanya tumbuh abadi.

Mengulang WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang