14. Insecurities

97 16 65
                                    

"Temenin aku ya malem ini....."

Ezra tersenyum mendengar permintaan kekasihnya.

"Iya aku temenin. Tapi aku pindah ke kursi ya. Takut terjadi hal yang diinginkan kalau di sini" ucapnya sambil mengedipkan mata.

Pipi Erlyn memerah.

Ezra beranjak menuju sofa dan menarik sofa tersebut ke dekat tempat tidur Erlyn.

Tangannya membelai kepala Erlyn sambil menyenandungkan lagu pengantar tidur.

"Zra..." panggil Erlyn.

"Hmmm?" sahut Ezra pelan.

"Kamu kenapa sih kalau lagi di depan orang kantor suka pura-pura ga ada apa-apa sama aku?" tanya Erlyn dengan mata terpejam.

"Haha, ga ada apa-apa gimana? Perasaan kamu aja, Sayang" ucap Ezra.

"Ya kayak ga kenal. Sampai Ainur OG aja gosipin aku, katanya aku ngarep sama kamu padahal kamunya ngomong sama aku aja males" gerutu Erlyn.

"Hahaha, masa sih? Hahaha" Ezra tertawa.

"Serius, Zra" ucap Erlyn.

"Hmmm, kita harus misahin kehidupan pribadi dengan kehidupan profesional, Sayang" ujar Ezra.

"Kalau di Instagram kamu ga malu upload foto aku. Tapi di kantor ketemu aku aja negur biasa doang" rajuk Erlyn.

"Haha, Instagram kan kehidupan pribadi aku. Kalau kantor kan tempat kerja" sahut Ezra.

"Sampai sekarang aku masih ga berani bilang kalau kamu pacar aku ke orang kantor. Orang kamu aja ga pernah mau kan makan siang ama aku? Nyamperin aku aja maunya malem doang kalau orang udah pada pulang" todong Erlyn lagi.

"Ya terus maunya gimana?" Ezra mencoba mengalah.

"Makan siang ama aku setiap hari" pinta Erlyn.

"Ga enak lah Sayang sama yang lain. Kamu tau sendiri Pak Bas itu secara ga langsung suka ngode semua manajer biar makan bareng dia. Kalau aku nempel kamu terus, nanti dikiranya kita pasangan alay" gumam Ezra.

Erlyn cemberut.

"Aku kan di luar jam kerja sama kamu terus kan? Aku di luar kantor ga pernah jauh dari kamu" Ezra mencoba menenangkan.

"Malu ya pacaran sama aku" gerutu Erlyn.

Ezra mencubit pipi Erlyn. "Ngomong apa sih, Sayang" tegurnya.

"Iya, kamu malu kan, pacaran ama pegawai biasa. Cantik ngga, pinter ngga, ngetop ngga. Apa bagusnya aku buat seorang Ezra" cerocos Erlyn.

"Mulai ngaco ini pacar aku" Ezra mengusap dahinya.

"Kenyataannya gitu. Ezra William Chaniago, pernah masuk majalah Time sebagai researcher top internasional. Inceran perusahaan-perusahaan gede. Eh, pacarnya cuma karyawan kroco" lanjut Erlyn.

Ezra hanya diam.

"Ga bagus kan buat riwayat profesional kamu, punya pacar ga jelas" Erlyn masih menguji kesabaran Ezra.

"Udah ah Sayang. Kamu ngantuk kayaknya. Bobo ya, Sayang" ucap Ezra sambil mengelus dahi Erlyn. Mencoba membuatnya berhenti bicara melantur.

"Pas banget kan kalau sama Mona. Cantik, pinter, popular. Kalau beneran jadi pasti bakal fenomenal banget. Pasti bakal kayak Sandra Dewi dengan Harvey Moeis" lanjut Erlyn.

"Sayang, udah ya cukup. Aku ga suka kamu kayak gini. Ga lucu" timpal Ezra.

"Loh, kamu pikir aku ngelucu? Aku serius. Sana pacaran aja sama cewek yang ga bikin kamu malu buat ngakuin dia di depan temen-temen profesional kamu" cerocos Erlyn lagi.

Play and RepeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang