Satu ; 'Gara-gara TOD'
Hari ini Natya, Abel, dan Randy sedang berkunjung ke rumah Lava kebetulan Papa Lava akan pulang terlambat hari ini, akhirnya mereka memutuskan untuk berkunjung ke rumah Lava.
"Ah lo mah gak asik!" Sahut Randy.
"Bacot" seru Natya tak terima dirinya disalahkan oleh Randy.
Mereka berdua sedang bermain ps dikamar Lava, ya memang gadis itu menyimpan ps dikamarnya, meskipun jarang Lava memakainya karena itu memang punya Randy dan Natya, jadi mereka membeli ps itu dengan uang patungan, dikarenakan mereka tidak mau menyimpan disalah satu kamar mereka akhirnya ps itu ia simpan dikamar Lava, absurd memang.
"Ih malah main ps, ayo dong yang lain" sahut Abel, ia merasa bosan karena jika dua cowo itu bermain ps, bisa-bisa Lava membayar biaya listrik yang mahal, maksudnya yang bayar itu papa nya Lava.
"Iya-iya bentar lagi kok, Bel" kata Randy, Abel mengerlingkan matanya jengah.
"Va, main tod aja yu" seru Abel pada Lava yang kini sedang bersandar pada tempat tidurnya yang kingsize.
"Boleh tuh!" Lava setuju dengan permainan itu.
"Ambil botolnya, Va" titah Abel.
"Ngeselin anjay lu yang mau maen gue yang cape" gerutu Lava tak terima dia yang jadi korban suruhan namun tetap ia kerjakan.
Lava pergi ke dapur untuk mencari botol yang dimaksud Abel. Lama untuk menemukan botol akhirnya Lava menemukan botol itu, meskipun agak kotor namun Lava bersihkan botol itu terlebih dahulu. Setelah itu dia kembali ke kamarnya.
Saat ia melihat disitu sudah melingkar Abel, Natya, dan Randy. Terlihat Natya menatapnya begitu tajam. Ih serem, batin Lava.
"Kira gue lu bedua kaga ikutan" sahut Lava untuk menghilangkan kecanggungan.
"Kesian gue ama lu bedua, masa main tod cuma bedua ya kan gak seru dong" cetus Randy.
Botol sudah disimpan ditengah-tengah mereka dan Lava mulai memutarnya.
"Nahhh kann" kaget Lava ketika ia mendapat sorotan dari botol itu.
"Milih apa, Va? Truth or dare?" Tanya Abel. Ia harap Lava akan memilih dare karena ia sudah tahu rencana nya.
Lava tampak menimang-nimang pilihannya, jika ia memilih truth ia harus siap dengan segala rahasia yang akan terbongkar tapi jika memilih dare ia juga harus siap menerima tantangan ekstrim dari teman-temannya, huh ia bingung.
Akhirnya setelah memutuskan, Lava memilih dare.
"Dare!" Yakin Lava, meskipun iya tak yakin.
"Widihh seremmm" celetuk Randy tiba-tiba.
"Oke gue yang mutusin ya, Lava harus ngapain aja" kata Abel.
"Gue juga mau ngasi tantangan dong ke si Lava" ucap Randy.
"Serah deh" pasrah Lava.
"Tanggal ultah lo tanggal berapa, Va?" Tanya Abel tiba-tiba.
"Lah, kok jadi nanya begituan?" Heran Lava.
"Udah jawab aja" paksa Abel.
"30" jawab Lava pasrah.
"Nah, selama 30 hari itu lo harus pacaran sama Natya!" Tentu saja ucapan Abel sukses membuat Lava dan Natya melotot ke arah Abel secara bersamaan.
"Idih apa apaan si lo, Bel" ucap Lava tak terima.
"Kalo gitu siap dihukum?" Sebenarnya Abel juga tidak tahu akan menghukum Lava apa, tapi ia harap Lava tidak terima jika ia dihukum, ia harap Lava akan menerima tantangan darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOD 30 DAYS
Fiksi Penggemar'Dulu gue juga type cewe yang suka cowo romantis, tapi sekarang gue suka cowo es batu' -Lava Greenath. 'Mungkin gue es batu, tapi lo tau kan? Es batu juga akan mencair seiring berjalannya waktu' -Bart Natyazka.