5.

61 3 0
                                    

Happy reading..❤❤

Pov Dion

Namaku Dion Deandra, berasal dari Cina, sengaja pindah ke Indonesia untuk menuruti semua kemauan bokap yang menjadi dosen dikuliahku saat ini.

Aku tertarik pada seorang gadis yang bercadar itu, entah perasaan apa yang membuatku janggal sehingga rasa ini tak bisa berhenti untuk selalu memikirkan dia. Dari bola matanya kulihat kepolosannya, bulu matanya yang lentik warna lensa matanya yang coklat pekat ada sebuah seulas senyuman indah dimatanya.

Entah semua orang mungkin mengira dia orang yang bla..bla..bla namun bagiku dia sangat istimewa. Dan aku ingin mengenali dia lebih dalam lagi.

""untukku agamaku dan untukmu agamamu! Apa kamu yakin?" tanyanya yang membuatku sedikit ragu, namun semua pembicaraan itu terpotong saat ada dosen masuk

" aku yakin akan masuk ke agamamu, namun dengan satu syarat!" pintaku padanya saat kami sudah selesai kelas.

"apa itu?"

" jika aku masuk agamamu apakah kamu mau melakukan semua perintahku"

"tidak, karena kamu bukan suamiku dan aku tidak berhak melakukan semua itu"

"apakah kamu tidak dosa membiarkan org yg ingin masuk agama islam namun tidak jadi karena ulahmu" ancamku padanya

Diapun mengangguk lalu menunduk tanpa menoleh lagi. Ya aku ingin menjadikan dia seperti apa yg aku inginkan.

________

Pov Syifa

Dengan lembutnya Dion menggandeng tanganku, akupun tak bisa mengelaknya karena aku tidak ingin berdosa atas rencana Dion yg ingin masuk agama islam karena terhalang olehku.

"aku mau dibawa kemana" tanyaku saat kami sudah dikoridor

"aku akan buat kamu tidak dihina lagi, ikuti saja aku" jelasnya sambil terus berjalan akupun tidak tau apa rencananya yg jelas untuk sekarang aku hanya bisa menurutinya.

Aku! Gimana caranya apa dia juga bisa

"syukron, niat kamu emang baik, tapi entah tentang rencanamu"

Dia hanya tersenyum dan kami pun menuju ke salon entah dia mau ngapain. Dia berbisik kepada pegawai salon tersebut, dan anehnya aku langsung dibawa pergi.

"loh mbak mau diapain cadar dan jilbab ana" elakku saat pegawai tersebut hendak menyopotnya.

"tenang mbak saya hanya bertugas, dan saya hanya melaksanakan perintah, jika mbak tidak mau berarti mbak sudah memutuskan rejeki saja" ancamnya untukku aku pun hanya bisa pasrah toh selama ini aku jiga tidak terlalu memperhatikan wajahku seperti apa, dan saat dibuka aku melihat wajah asliku tanpa adanya penghalang saat aku melihatnya. Tampak dari sorotan mataku yang mempunyai bola mata lensa berwarna coklat pekat, hidung yang mancung keturunan arab, bibir mungil yang tidak pernah berlipstik.

Selang 2 jam setelah memake over wajah, aku diarahkan ke bagian pemakaian baju, kini aku tak mengenakan jilbab lagi. Tadinya sih risih pengen bgt memakai jilbab tapi setelah tau endingnya bakal secantik ini aku mengurungkan niatku untuk mengelaknya. Baju yang dipilihkan pegawai tersebut sangat minim akupun menolaknya namun mereka memaksaku agar aku memakai baju tersebut jika tidak aku akan dibiarkan tanpa satu busana sekalipun yang melekat ditubuhku. Aku hanya bisa pasrah dengan keadaan semua ini yang aku takutkan hanyalah dosaku. Jilbab yang 19 tahun kukenakan telah usai perjalanannya.

Aku seperti bukan layaknya Syifa! Tapi kali ini aku melebihi dari seorang pelacur robot yang hanya meruti,menyetujui semuanya tanpa bisa menghindarinya. Karena rasa takut yang begitu kuat semua berubah sangat cepat.

Tubuhku kali ini hanya dilapisi oleh kain yang panjangnya menutupi selutut, dan lengan hanya sampai dibagian ketiak. Rambut yang bermodel kriting gantung yang panjangnya melebihi bahu. Memakai sepatu berhak tinggi, sungguh aku tidak nyaman seperti ini. Mungkin jika umi dan abi melihat mereka akan sangat marah padaku.

"wow! Amazing, you are so beautiful this time" puji Dion saat aku sudah berada tepat dihadapannya

"I'm not comfortable with the clothes I'm wearing this time. please let me replace it" pintaku Pada Dion

"sudahlah sayang tidak apa apa pakai saja. let's go. Aku akan perkenalkan kamu dengan temanku dan dunia yang indah."

"okay i will be with you" tundukku pasrah.

Dalam langkahku, aku melangkah dengan sangat perlahan menuju mobil Dion dan digandengnya karena aku takut jika nantinya aku tergelincir karena baru pertama kali aku memakai hak tinggi yang ku tak tahu apa namanya, yang jelas aku sangat kaku dalam melangkah.

Hanya butuh waktu 15 menit, mobil ini berhenti ke sebuah tempat yang sangat berisik dan rame, Dion membawaku ke dalam sana. Ku lihat banyak sekali pasangan yang berdansa bermabuk mabukkan dan tertawa ria. Sungguh aku tidak tau apa yg harus aku lakukan.

"ini minum sayang! Enak kok!" tawar Dion sedikit memaksa

" gamau"

"mau nggak(dengan sedikit memaksa menyodorkan minuman itu dimumutku)"

Aku pun terpaksa menyetujuinya dan meminum minuman itu. Entahlah mungkin saat ini aku sudah dibenci oleh sang maha pencipta.

"enak kan"

Aku mengangguk, aku mengakuinya bahwa itu enak, membuat rasa candu ini selalu ingin meminumnya lagi.

1 gelas...
2 gelas...
3 gelas... Sekaligus aku minum, tak terasa kini kepalaku pusing, pandangan disekelilingku buram, aku pun terjatuh dan tak sadarkan diri.

Cahaya cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang