Ini adalah hari ketiga Terra karena tidak masuk sekolah. Ia enggan sekali untuk masuk hari ini. Masih dengan nyawa setengah sadar Ia meraba raba sekitar kasur untuk mencari ponsel nya yang bergetar.
alikabalqis send a message.
alikabalqis
Woy medusa sekul kagak loo?latierrazfr
Kagak.alikabalqis
Mending sekolah deh lo, ada anak baru, beuhhh cakepnya bukan maen.latierrazfr
Ogah.Terra mengakhiri chatnya dengan Alika, Ia melempar ponselnya ke sembarang arah. Tapi tak lama ponsel itu kembali bergetar cukup lama, menandakan ada yang menelpon. Terra menggerutu, Ia kesal karena Alika memberi tahu hal yang sangat tidak penting pagi ini.
Karena diabaikan, ponsel kembali bergetar.
"Alika sialan emang." Terra kembali menggerutu.
Terra pun mengambil kembali ponselnya. Ternyata itu bukan telpon dari Alika melainkan Ken adiknya.
"Apaan?" Tanya Terra to the point.
"Mama lagi otw ke apartment lo." Ucap Ken.
"Demi apa?"
"Udah deh, mending lo cabut dari sana." Ken mangakhiri telponnya.
Tidak butuh waktu lama, Terra langsung bergegas pergi mandi. Ia Akan sekolah hari ini, masih ada waktu dua puluh menit sebelum bel masuk berbunyi.
***
Setibanya dikelas, suara menggelegar Alika-lah yang menyambut kedatangan Terra.
"Teraaaaaaaa. Busett kesambet apa lo? kata nya nggak mau sekolah?"
Terra tidak menanggapi ucapan Alika. Ia sangat kesal pagi ini karena Mamanya pergi ke apartment nya. Sungguh Ia sangat tidak ingin untuk bertemu Mamanya. Sangat tidak ingin.
"Mau liat anak baru nya pasti ni bocah?"
"Dih najis."
"Dia duduknya sebangku sama lo kok Ra. Tenang aja bakal tiap hari lo liatin"
Shit.
Double shit.
"Kenapa harus sama gue duduknya?" Ucap Terra dengan nada tinggi.
"Ya karena bangku yang kosong cuma tempat lo doang saripah." Jawab Alika geram. "Lagian lo kenapa si? Kayak nya alergi banget sama kaum adam?" Sambung Alika.
Terra kesal, sangat kesal. Pagi ini benar benar membuatnya terus mengumpat dalam hati. Liat saja, akan Terra lempar tas orang yang sudah berani beraninya duduk di sampingnya.
Terra capat capat bergegas ke bangkunya. Terlihat sangat jelas kalau anak baru itu Sedang duduk dan memainkan ponsel nya.
Tunggu.
Alika bener.
Dia cakep.
Cakep banget malah."Nggak nggak, dia jelek. Dih cakep apaan jelek gini di bilang cakep. Buta emang mata nya si Alika."
Terra akan tetap menjalankan aksinya. Tanpa aba aba, Terra langsung mengambil tas itu dan melemparnya dengan asal. Anak baru itu pun terkejut, bahkan sekelas pun langsung terdiam dan menyaksikan ulah Terra.
"Lo apa apaan si ha?!" Ucap anak baru itu yang sangat jelas kalau Ia tidak terima dengan ulah Terra.
"Pindah sana lo, jangan duduk disini." Ketus Terra
"Emang ini bangku yang beli bapak moyang lo berani nyuruh gue pindah?" Ucap Ia tak kalah ketus.
"Heee. Ini ada apa ribut ribut?" Teriak Pak Eko yang tiba tiba datang tanpa salam dan membuat Terra dan Kavin hening.
"Terra nggak mau duduk sama Kavin Pak." Sahut salah satu teman sekelas Terra.
"Ckckck. Terra..... Terra..... gitu aja kamu masalahin. Udah semuanya pada duduk."
Semua kembali pada bangkunya masing masing. Tapi tidak dengan Terra. Terra menatap si anak baru itu dengan tatapan menerkam.
"Apa lagi Terra, udah duduk lagi kamu."
Dengan terpaksa, Terra pun duduk dengan perasaan sangat dongkol. Liat saja akan Terra lempar kembali tas itu.
***
Sudah satu jam pelajaran Pak Eko berlangsung dan Terra dengan pulasnya tidur dengan tangan kiri nya sebagai bantal. Kavin melihat ini tak percaya. Padahal semua murid murid sedang sibuk mengerjakan soal yang dikasih Pak Eko dan Terra dengan tenang nya tidur seperti ini.
"Bapak ada perlu, untuk sekertaris tolong tugas langsung dikumpul ke meja bapak kalau bel bunyi."
"Baik Pak." Sahut Aqila si sekertaris.
Pak Eko pun keluar. Pandangan Kavin kembali ke Terra yang masih tenang dengan tidurnya.
"Ngga niat sekolah pasti ni bocah." Kavin membatin.
Karena tugas sudah pada selesai sebelum bel berbunyi, kelas mulai berisik dan itu tidak mengusik Terra sama sekali.
Lima menit lagi bel akan berbunyi, Alika datang ke bangku Terra dan membanguninya.
"Woy medusa bungun dulu coba, mau nyusun tugas ngga lo?" Teriak Alika dan mengguncang guncangkan tubuh Terra.
"Apaan sih."
"Mau nyusun tugas ngga lo?"
Terra pun bungun dengan setengah sadar. Ia mancari buku nya. Setelah menemuinya Ia langsung menyerahkannya kepada Alika.
Alika membuka sebentar buku Terra dan benar semuanya sudah Terra isi.
Kavin terheran heran, kapan Terra mengisinya? Bukankah Ia tidur?
"Terra ngisinya dirumah Vin." Ucap Alika seolah tau apa yang dipikirkan Kavin. Kavin pun mengangguk tanda mengerti.
Karena sudah dibangunkan Alika, Terra tidak bisa kembali tidur. Ia menegakkan tubuhnya dan mulai mengumpulkan nyawanya. Terra pun beranjak, baru saja Terra melangkahkan kakinya tiba tiba-
Bruuughhh
Terra terjatuh, mata nya yang tadi sayup sayup kini kembali segar karena rasa sakit di dengkul nya. Terra pun bangkit dengan amarah berkobar.
"LO NYARI RIBUT HA SAMA GUE?!" Ucap Terra dengan suara begitu keras dan menatap dengan tatapan yang begitu menerkam.
"Dih siapa yang nyari ribut sama lo?" Sahut Kavin tenang.
"YA LO LAH BAMBANG! NIH YA SENGANTUK NGANTUKNYA GUE, GUE TAU LO YANG SENGAJA MASANG KAKI BIAR GUE KESELANDUNG. NGGA NGAKU LO HA?!" Teriak Terra nyaring dengan nafas naik turun.
"Mimpi kali lo."
Ubun ubun Terra berasa terbakar, sudah salah tidak mau mengaku pula. Dasar anak baru kurang ajar.
"Lo bener bener cari ribut ya sama gue? Kaki lo mau gue patahin?"
"Lo pikir gue takut?"
Merasa di remehkan, Terra menendang kaki Kavin dengan keras. Dan tentunya membuat Kavin kesakitan.
"Nyari ribut jangan sama gue." Setelah berucap itu Terra kembali menginjak kaki Kavin dengan kuat dan melempar tas Kavin ke sembarang arah.
"TERRA SIALANNNNN!!!!"
***
Cuma mau bilang kalo prolog udah gua apus karena itu kata katanya menjijikan. So, ini update pertama.
Jangan lupa vote and komentar yaaa.
Sekian.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUMI
Novela Juvenil"Jadi Langit enak ya, ngga pernah sendiri. Beda banget sama Bumi yang selalu sendiri" Ucap Terra dengan pandangan ke Langit. "Bumi juga ngga pernah sediri kok Ra." "Maksudnya?" "Bumi emang keliatannya ngga punya siapa siapa Ra, tapi jangan lupa Bumi...