berakhir [end]

66 6 4
                                    

Aku berjalan menuju jalan mati ini, bersandar pada pohon besar di sini. Daun daun yang kering berguguran, terhembus oleh angin. Ku hanya menatap langit senja, dan tanda ini akan hilang saat matahari terbenam

Begitu juga aku.

-
-
-
" jam 18.00?"
Sudah satu jam aku bersandar pada pohon ini,
Dan langi mulai gelap.

Matahari akan terbenam, dan aku hanya berharap sesuatu yang tidak mungkin.

"Heeiii!!!"

Aku menoleh ke arah suara itu, dan dia tiba. Ya dia mendatangi ku! Aku sangat bahagia.
Namun, semua itu terhenti.

"Baju pengantin?"
Aku terdiam,
"ternyata ini alasan nya, ku harap dia bahagia"
Aku tersenyum kecil, dan tangis di sudut mataku.

"Huh?"
Baru saja aku akan melangkah menghampiri nya, butiaran butiran cahaya mengelilingi ku, menakjubkan. Dan hal yang tak ku pikir kan terjadi.

". . . . tubuhku, kembali?!"

Aku berlari kerahnya.
Dia tersentak, dan sedikit melangkah kebelakang. Dia sangat terkejut

"Elicia, tubuhku kembali!"
Aku menggenggam bahunya.

Dia menggapai wajahku, dan air matanya mengalir.

"Apa sekarang kau percaya, aku boleh pergi?"
Aku mengusap air matanya.

Gapaiannya terhenti, menggeleng kecil dan memelukku.

"Jangan! Kumohon. . ."

Isak tangisnya terdengar jelas.

"Matahari sudah terbenam, dan lihat. . . . Kaki ku sudah menghilang"
Dia menjauh satu langkah, aku tidak pernah lihatnya sekaget itu.

Aku belihat sekeliling,dan tempat ini dipenuhi oleh butiran cahaya yang berasal dariku.

"Hei, indah bukan?"

Air mataku tak terhankan.

"Lihat . . . ."
Setengah tubuhku sudah menjadi butiran ini.

Dia memelukku lagi,
"Raiin... Apa kau mendengar yang ku katakan? 'i love Rain'"
Aku mengelus rambut nya,
"Hm aku melihat nya, kau sangat menyukai ra-. .."
Air mataku mengalir semakin deras.

Pelukannya semakin erat, dan tangisnya semakin keras.
"Ya! Aku menyukai mu!

Aku terdiam, masih tidak percaya dia menyukai ku.
"A-pa kau menyukai ku? Elicia"
Nada ku rendah

"Ya!" Dia terus menambah erat pelukannya.

Air mataku terus mengalir, aku pun juga memeluk nya sangat erat. Untuk terakhir kalinya.

"Apa aku akan pergi dengan bermandikan air matamu?"
Aku tersenyum kecil dan semakim erat memeluk nya.

"Jangan pergii!!"
Dia tidak berhenti menangis.

Setengah tubuhku sudah menghilang, dan aku tidak dapat lagi memeluknya, apa ini saatnya?

"Raainn!!"
Dia tidak melepaskan ku.

"Elicia, maaf telah membuat mu hancur, maaf tidak mengerti maksud mu, maaf, maaf , dan maaf aku harus pergi"

Pandangan ku dipenuhi oleh butiran butiran cahaya ini, aku hampir tidak melihat apa apa

"Jangan! Atau aku tidak akan memaafkan mu!!!"

Suaranya lantang.

"Maaf, aku harus pergi, oh ya gaun ini sangat indah melilit tubuhmu"
Aku tersenyum dengan air mata yang terus saja mengalir. Sakit

"Aku tidak ingginn!!!"

"Hm"
Aku mengangguk

"Apa kau tau?"

Dia menggeleng kan kepalanya di bahuku.
Sekarang aku tidak dapat melihat apa apa, hanya butiran cahaya yang ku lihat. Bahkan, pelukannya saja hampir tak dapat ku rasakan lagi.
Apa ini saatnya? Ya akan ku katakan.

"Aku bahagia bertemu dneganmu elicia."
Aku sudah tidak melihat dan merasakan apa apa.

"Terimakasih!! Aku sangaat senang!!"
Aku tidak lagi mendengar tangis nya, hening.


"Aku sangat mencintaimu Elicia!!"

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang