Murid baru

79 7 2
                                    

Tahun ajaran baru tiba.
kini aku yang tak sadar telah menempuh jenjang sekolah SMA yang konon katanya beribu-ribu macam rasa yang ada didalamnya. 
Hari pertama masuk sekolah aku langsung ikut barisan upacara.
Upacara selesai…
Kini tinggal mendengar informasi ospek.
Disini sekarang aku sendiri tak ada teman yang ku kenal sama sekali, hanya abang ku yang sedang duduk di depan barisan para anggota OSIS. Yah aku sesekolahan dengan Arsen yaitu abang ku. Mimpi buruk yang akhir akhir ini Aku takuti dan itu benar-benar terjadi.

"Aruna… Aruna… disini ngga ada yang namanya Aruna yah…!!!!" Gentak seorang Kaka OSIS.

"Eh maaf kak saya yang namanya Aruna."
dan Kaka OSIS itu menghampiri ku.

"Oh kamu yang namanya Aruna…??"

"Iya kak…"

"LU PUNYA TELINGA BUAT APA ?????"

Teriakan Kaka OSIS itu sampai terdengar bang Arsen dan anggota yang lain.

"Maaf ka… saya tadi kurang fokus…"

"Enteng banget yahh lu bilang kek gitu."

Dan udara semakin panas, suasanapun mengikuti. Dan saat Kaka OSIS itu hampir membuat aku berdiri, bang Arsen dan kawannya menghampiri kami.

"Aldo Ada apa kok teriak teriak
Kaya ada kecoa wkwkwk.?" Tanya bang Arsen.

"Ohh Kaka OSIS nyebelin ini namanya Aldo toh…"

"Ni nih… murid baru yang keterlaluan." Jawab Aldo.

Bang Arsen langsung mendekati ku dan matanya tertuju pada mataku.

"Please bang… Jangan ngakuin aku adek mu please…" dalam batin ku.

"Iya gw paham." Bisiknya pelan di telingaku.

"Oh jadi ini murid baru yang menurut lu keterlaluan…???" Tanya bang Arsen ke Aldo.

"Iya lah masa gw panggil namanya berkali kali dia ngga denger sampe sampe mulut gw bengkak manggil dia."

"Wkwkwkw…"
Semua anggota OSIS dan murid Baru yang ada disitu tertawa mendengar curhatan Aldo.

"Sudah mending kita hukum aja setuju…???" Kata bang Arsen.

"Gw setuju banget dahh…" kata Aldo

Haha gila Abang ku sendiri ngehukum aku gara gara salah sepele ini kurang ajar dahh, nanti kalo pulang aku aduin ke Bunda.

"Eh sini lu…" kata bang Arsen.

Dan dia menarik lenganku dan membawa aku ke tempat sepi di pojok lapangan.

"Eh bang kamu kok tega sihhhhh…"

"Bodo amat wkwkkwwk."

"Ih… Jahat banget dah nanti aku lapor kek Bunda Luh…"

"Ih jangan dong…"

"Bodo…"

"Ok gw dah buat putusan jadi susah buat ngebalikinya… jadi gini nanti habis hukuman lu gw gratisin mie ayam dahh mau yah…?"

"Ogah aku ngga mau temen temen kamu tau aku adek mu…"

"Ya udah deh selesai di rumah ok yah adik manis muah…"

"Idih alay."

"Ok kan??"

"Iya abang jelek…"
Dan bang Arsen mengacak-acak rambut ku dan untung aja ngga ada yang liat.

"EH ARSEN BURUAN HUKUMM DIA JANGAN KASIH KENDOR HUKUMMMM…!!!!" terika Aldo yang nyebelin itu.

"Gini Ar lu sekarang keliling lapangan 10 kali yahh…"

Aruna Cantika Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang