Maaf gengs, semalam gak up, karna tadi pagi aku ada persentasi jadi harus belajar. Dan tulisanya barus selesai sekarng.
So, happy reading :)
⭐⭐⭐
Lonceng istirahat kedua telah menggema setengah jam yang lalu. Logan dengan setia berdiri di koridor, menyandarkan punggungnya ke salah satu tiang penyangga sembari bersedekap menatap lurus ke arah lapangan, dimana disana ada dia, yang tengah latihan karate bersama teman-temannya yang lain. Sesekali pria itu tersenyum samar, melihat kuciran wanita itu melompat-lompat mengikuti gerakan kepalanya.
Hampir setiap hari Logan melakukan ini, memerhatikan wanita itu dari jarak jauh.
Namun, senyuman di wajah Logan perlahan-lahan memudar, saat dilihatnya seorang pria datang menghampiri wanita itu yang tengah istirahat di tepi lapangan, kemudian memberikannya handuk kecil bersamaan dengan minuman dingin. Wanita itu tersenyum bahagia seraya menerima, dan pria itu menepuk ubun-ubunnya lembut.
Diam-diam, Logan mengapal kuat jemarinya. Bagaimana pun ia mencoba, Logan masih belum bisa ikhlas dengan hubungan mereka. Katakanlah dia egois, tapi sungguh perasaannya masih milik wanita itu. Hanya ia satu-satunya wanita yang Logan inginkan.
Di sisi lain, Jeni sedang berjalan dari toilet, ia memicingkan matanya begitu menatap tubuh jangkung tengah menyandar di tiang koridor. Ketika menyadari kalau pria itu adalah Logan, Jeni berusaha untuk mengabaikannya, tapi niatnya itu ia urungkan saat Jeni menyadari kalau Logan tengah memandang intens sesuatu.
Karena penasaran, Jeni mencari arah pandang pria itu. Begitu melihat kalau dilapangan ada Rafa dan Fathir, seketika Jeni mencurigai sesuatu. Ia semakin memicingkan matanya melihat ekspresi Logan yang terlihat kesal memandang mereka.
Jeni pun mendekat ke arah Logan, kemudian mengendus tepat di samping pria itu seraya berkata.
"Hmm, gue mencium bau-bau kecemburuan."
Logan terperanjat kaget, dengan kesal ia menoleh ke samping kanan menatap Jeni kesal.
"Ngapain lo di sini?" Ketusnya.
"Seharusnya gue yang nanya, ngapain lo disini?" Tanya Jeni, ia mendekatkan wajahnya ke arah Logan dengan sedikit mendongak sembari memicingkan mata seolah meneliti wajah pria itu. "Lo suka ya, sama Rafa?"
Logan membelalak. Dengan cepat ia menepis ucapan itu sebelum Jeni mengetahui kebenarannya.
"Sok tau lo, njir!"
Jeni berdecak remeh. "Ck. Lo pikir bisa nipu gue? Kalau emang lo gak cemburu, ngapain coba lo ngepal tangan kayak gini sambil ngeliatain mereka?"
Skakmat!
Logan tidak bisa berkutik lagi. Tapi karena ia benar-benar tidak ingin Jeni mengetahui, maka Logan mencari alasan lain. Walaupun itu terdengar gila dan tidak masuk akal sekalipun.
"Memangnya, satu-satunya alasan gue cemburu, cuma Fathir doang?"
"Iyalah, ya kecuali kalau lo gak normal, trus lo cemburu sama Rafa karena dia deket sama Fat- wait... " Jeni mengernyit melihat Logan tersenyun. "Apa jangan-jangan lo emang gak normal?"
Berhasil!
Jeni termakan perangkapnya.
Logan mengangkat satu alis seolah membenarkan ucapan Jeni, sontak hal itu membuat matanya membelalak sempurna.
"What?! LO SUKA SAMA FATHIR?!"
Logan terkejut. Dengan cepat ia membengkam mulut Jeni. Bahaya jika ada yang dengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black and White
Ficção Adolescente15+ (END) ✔ (SPIN OFF BAD & GOOD) Bisa dibaca terpisah. Tapi lebih disarankan untuk baca BAD & GOOD lebih dulu. Biar ngerti alurnya. GILAA!! Gatau mau ngomong aplagi soal crita ini. Critanya tu bagus banged (pake d). Alurnya ga ketebak aseli. Pengga...