🎡Jelaskan padaku, cara menemukan jawaban dari kebimbangan ini🎡
"Aduh, sumpah. Ini diem dulu kek." Cecar Arion kesal, saat jari-jemari Athifa tak henti-hentinya menjambak rambut nya.
"Ya lagian. Lo pake ada acara ngebahas hal begitu." Ujar Athifa, jari-jemari nya sudah selesai beroperasi dari rambut Arion. "Nih ya, kalo lo pengen dapetin cewek itu ya lo kejar. Bukan lo santet online, bodoh!."
Arion hanya terkekeh geli mendengar pernyataan Athifa, membuat Arion mengacak rambut Athifa gemas, "Gue bercanda doang, ceileh. Baper nih ah."
Damn! Jantung Athifa 2 kali lebih cepat berpacu. Batin nya tak berhenti merutuki Arion yang tengah tertawa membuat lesung pipit nya mau tak mau nampak. Rambut nya dengan indah tergoyang karena angin. Bahunya yang lebar terguncang karena tertawa, tangan nya tak berhenti menepuk-nepuk paha nya.
Baiklah, mungkin sekarang saat nya Athifa menikmati kembali ciptaan Tuhan di hadapan nya ini, "YUHU, ADIT DATANG PADAMU."
Adit.... ah, sudahlah.
"YOHOO, WASAP MAMEN ATHIFA WITH MAMEN ARION." Sambar Adit, tangan nya melayang. Menunggu jawaban high-five dari Athifa dan Arion.
"Oke, kacang sekarang emang mahal, aku rapopo. Jadi Athifa apa lo nggak mau kepo? Soal kenapa gue ada disini." Ujar Adit, tangan nya yang tadi melayang tak disambut sesuai harapan sudah turun.
"Karena lo udah jadi murid di sekolah ini?." Jawab Athifa, tangan nya menusuk bakso dengan garpu.
"Yah, kok tau sih. Oan nih pasti kan yang bocorin. Ck, lupa kan gue nggak pake in lo No- Drop dulu biar nggak bocor." Kesal Adit, diam-diam ia menarik mangkuk bakso milik Arion dan melahap nya.
Arion mendengus kesal, "Nggak modal terus lo mah." Cecar nya, "Dasar anak tante Soimah."
Adit hanya mengangguk-ngangguk sambil mengunyah bakso nya, menghiraukan cecaran dari Arion.
"Ini bakso pake borax ya? Kok bisa kenyal gini. Apa pake daging caleng? Daging tikus?." Kata Adit menebak-nebak, namun bakso itu tetap masuk ke dalam mulut nya.
Athifa melempar tissue yang ia pakai untuk mengelap kuah bakso yang berjatuhan ke arah Adit, "Hush, kalo ngomong filter dulu. Nanti kalo Ibu nya ngedenger. Mampus."
Adit melempar tissue yang dilempar Athifa ke arah Arion, "Jorok, iwhh."
Arion memutar bola nya malas, menurun kan ponsel dari genggaman nya ke atas meja. Lalu mengambil tissue yang jatuh di dekat paha Arion. Membuang nya ke arah tempat sampah, masuk. Tissue itu masuk tanpa ada perantara.
"8,5, lo berapa, Ath?." Sambar Adit tiba-tiba.
"Hem." Bola mata Athifa memandang langit-langit dinding kantin. "Emm, 7,5."
"Lebih kecil ternyata." Adit mengangguk-ngangguk lalu meminum es teh manis milik Arion.
"Eh, Oan. Lo tau nggak? Tadi gue nemu cecan di deket koridor ke arah Lab komputer." Pekik Adit, wajah nya berubah menjadi lebih semangat.
"Nggak. Emang lo kenal?." Tanya Arion malas
"Kenal, gue nanya. Namanya Falysia, suaranya boi, lembutttt banget, rambut nya sepunggung, sawo matang sih kulit nya jadi keliatan manisss. Matanya perpaduan dah, sipit iya, belo iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Athifa - s e l e s a i -
RomanceAthifa bertemu dengan Kafeel, awal pertemuan mereka yang sama sekali tidak menyenangkan. Namun karna suatu insiden yang dialami Athifa, Kafeel tertarik masuk ke dalam hidupnya. Kafeel membantunya dalam banyak hal, Kafeel juga membantunya untuk kelua...