hurin -3-

22 1 0
                                    

"niih Rin."ucap renata sambil menyodorkan satu cup coffe.

"Aku kan engga nitip Na."kata hurin heran,lagi pula ini tanggal -tanggal keritis,renata biasanya sudah engga mampu beli coffe yang harganya tidak msuk akal menurut hurin.

"Di beliin pak beno."ucap renata enteng.

Hurin mengerit"buat kamu aja coffenya Na."kata hurin

"Gw udah di beliin tadi ,kalo punya Lo gw embat juga yang ada perut gw kembung Rin."ucap renata enggan.

Mendengar perkataan Renata ,hurin kembali fokus pada layar komputer,pekerjaannya sedang banyak ,coffe yang di bawa renata menganggur begitu saja.

Renata duduk di meja kerjanya yang bersampingan dengan meja hurin.

"Engga di minum Rin ."tanya renata,pekerjaan dia sudah selesai.

"Nanti."jawab hurin seenaknya matanya masih fokus melihat layar komputer yang menampilkan banyak angka,ya hurin berkerja di bagian keuangan.

"Nanti nanti yang ada di buang lagi kaya kemarin,udah deh buat gw aja sayang 50 rebu,harga satu coffe itu bisa buat beli gincu tahu."gerutu renata sebal.

Hurin tertawa mendengar perkataan renata.

"Lagian segala beliiin aku coffe,kamu kan tahu aku engga terlalu suka coffe."kata hurin dengan nada geli.

Renata memdengus"gw lagi pengen coffe ,kampret banget ini emng lidah gw pengen yang mahal-mahal di tanggal tua,tapi untungnya ada pak Beno jadi gw bisa bujuk dia buat beliin dengan sarat bawaain Lo juga,haiih beruntungnya gw bisa satu ruangan sama cewe cakep."kata renata panjang lebar.

Hurin menggelengkan kepalanya mendengar perkataan renata,temannya ini lebih cocok di bagian marketing dari pada di keuangan pintar mencari peluang dan merayu.

"Dasar."

Renata tertawa "kayanya pak Beno beneran suka sama Lo deh Rin,kayanya dia udah naksir berat Rin."ucap renata dengan nada serius.

" Ngayal kamu,orang dia punya  istri."kata hurin tidak habis fikir.

"Zaman sekarang Rin ,engga masalah kali jadi istri kedua kepala devisi."

Hurin mengerit jijik mendengar perkataan renata.

Renata ini memang agak liar dalam urusan percintaan,tidak seperti hurin yang hanya mengenal sosok Wildan , renata mengenal semua jenis pria bisa di bilang dia sangat berpengalaman.

"Rin,mau engga jadi istri ke dua,diem bae gak jawab pertanyaan gw."ucap renata lagi.

"Apaan sii Re,aku masih banyak kerjaan ini."jawab hurin seenaknya.

Renata memdengus " Lo tuh cantik rin,hampir semua pria potensial di kantor ini naksir Lo,gw engga habis fikir Lo masih mikirin si Wildan itu."kata renata dengan nada sedikit ketus.

Hurin hanya diam mendengar perkataan terakhir renata.
Ya wildan,hanya laki-laki itu yang berhasil menjadi candunya,yang memeluknya dengan hangat saat hurin kedinginan di ibukota,yang menuntunnya dari pergaulan tak lazim di ibukota,yang mengajarinya pengertian tentang bagaimana menghadapi hidup.

Ya hanya Wildan yang bisa seperti itu,
Mungkin banyak pria yang menyukai hurin,tapi mereka hanya melihat dia dari paras,mereka hanya mengagumi hurin tidak seperti Wildan yang merangkul dan membimbing hurin menapaki  arti hidup.

Ya Wildan

****

Hurin melihat jam tangannya yang sudah menunjukan angka 9:00 pm.

Can You Help MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang