Bag 6 : Girls Time

63 4 0
                                    

Hari ini ketiga sahabat itu terlihat sedang duduk anteng sembari menikmati camilan yang ada di tangan mereka masing-masing dalam keadaan hening, mereka terlalu hanyut dalam film yang mereka tonton. Walaupun sebenarnya satu dari tiga orang tersebut sedang tidak fokus pada apa yang sedang di tonton, melainkan fikirannya sedang fokus kepada sesuatu yang lain.

Melihat salah satu teman mereka hanya termenung dengan pandangan kosong, dua sahabat itu hanya saling pandang dan kompak mengangkat bahu kebingungan. Merasa dongkol sendiri Kiya pun menyikut lengan Dian dengan harapan si empunya segera menyadarkan diri, namun nihil Dian tetap hanya terdiam dengan pandangan kosong ke depan sembari menikmati cemilan di tangannya dengan cuek.

Egi pun juga ikut gemas melihat itu dan segera berteriak histeris untuk mengalihkan perhatian

" Di, Ada cicak di kepala lo!!!! Gede banget sumpah!!! "

" HAH mana mana? Ih Egi, ambilin!!! Huhu jijik!! " , melihat itu sontak Egi dan Kiya tertawa puas sembari memukul-mukul satu sama lain

" Ih apaan sih, kalian ngerjain gue ya? " , cemberutnya

" ya habisnya siapa suruh dari tadi di panggilin gak nyaut-nyaut " , sembur Kiya gemas

" tau tuh, lagian mikir apaan sih? Ada masalah apa? Cerita ya, inget. Kita udah sepakat gak bakal ada rahasia apapun. " tambah Egi

" eh? Gue belum cerita ya sama kalian? Heheh "

Kiya mengkerutkan dahinya berpikir " cerita apaan? Kita terakhir Girls Time dua minggu lalu ya, Lo ga ada cerita apapun Di. "

" oh iya ya? berarti emang belum cerita " jawabnya sembari menaruh plastik keripik dan segera duduk tegap untuk bersiap bercerita

" denger ya, dua minggu lalu gue ketemu sama.... " cerita Dian menggantung

" sama siapa elah gak usah di potong-potong " , hardik Egi gemas

" gue ketemu sama Farrell... " cicit Dian dengan suara pelan

Mendengar nama itu disebut Kiya langsung turn on menjawab " What??!!! Farrell yang legendaris di hidup lo itu ??!! "

Egi menutup kedua telinganya dan melototi Kiya dengan kedua mata sipitnya " Bisa gak sih gak usah teriak-teriak? Gue tau ini apartement  kedap suara tapi gak gini juga woii Kiara " jawab Egi sembari mencakar-cakar udara gemas

" hehehe sorry beb reflek " sambil menjukkan peace sign pertanda damai

Egi hanya memutar kedua mata acuh dan kembali mengintrogasi Dian, " emangnya kenapa sih Di kalau lo ketemu sama mantan lo itu lagi? Ngaruhnya buat lo apa? Lo gak berpikir buat mau merajut kasih lagi sama dia kan? Gila aja ya lo! Udah ya. Gak usah macem-macem, udah ada Arseno. " sembur Egi bertubi-tubi

" Ssstttt Egi, kalem dong. Kok malah jadi lo yang sewot sih. Kita dengerin dulu dong pendapat Dian gimana, apa yang dia rasain. Meskipun kita sahabatnya kita tetep gak bisa main hakim sama perasaan orang, kita tetep gak bisa ngerubah apapun. Emang nya apa yang lo rasain Di sampe bikin lo uring-uringan gini. " jawab Kiya menengahi

" Gue tuh sebenernya apa ya, gak kepengen balik lagi sama dia sih. Cuman kaget aja kali ya, tapi di sisi lain gue takut juga dia gangguin hubungan gue sama Arseno " cicit Dian mengadu

" Hubungan lo sama Arseno? Emang nya hubungan kalian apa dah? Udah jelas tuh hubungannya? " potong Egi

Mendengar itu Kiya tertawa mendukung setuju dengan pernyataan Egi barusan, " iya deh, kayak udah diresmiin aja. Udah elah Di, resmiin aja. Nunggu apa lagi sih? udah dua tahun ini buset dah, tambah setahun lagi dah jadi lulus sma ntar " tambah Kiya mencoba melawak

" HAHA lucu banget! ", Jawab Egi meledek  " Awas aja ya kalau sampe lo bilang takut memulai hubungan lagi karena takut sakit hati. Arseno tuh udah berkorban banyak buat elo, dan inget gak semua cowok itu sama kayak mantan lo. " tambah Egi tegas

Kiya hanya mengangguk kan kepalanya setuju, " Iya Di. Ya gue tau sih lo pasti merasa trauma dan kita sebagai sahabat lo juga gak mau menghakimi apa-apa. Tapi yang jelas, apapun pilihan lo kita akan tetep ngedukung lo dan selalu ada di samping lo. Lo gak akan sendirian. Pikiran baik-baik ya, yang penting jangan sampe ngerugiin diri lo sendiri. Inget, kebahagian diri sendiri tetep nomor satu diatas segalanya. " kata Kiya serius

Mendengar nasihat dari dua sahabatnya Dian diam-diam merasa terharu sekaligus beruntung, karena di pertemukan dengan dua orang yang berada di depannya ini. Dian tidak menyesal sama sekali pada saat itu harus bertengkar hebat dengan kedua orang tua nya untuk bisa melanjutkan studi nya di Korea dan sampai akhirnya membawanya bertemu dengan dua orang di depannya sekarang ini dan tentunya juga membawanya untuk bertemu dengan Arseno.

Ya, Dian sudah bertekat.

Kedatangan Farrell bukan lah apa-apa, dan sama sekali tidak akan merubah apapun dalam hidupnya. Untuk pertama kali dalam hidupnya Dian sadar, bahwa masa lalu bukan nya harus di sesalkan atau pun di ingat terus-menerus. Biarkan saja yang sudah terjadi, Tuhan memberikan kita kesempatan untuk membuat hidup lebih baik dengan masa depan.

Dan untuk pertama kalinya juga Dian sadar, mungkin alasan dulu hubungan nya dengan Farrell berakhir bukan karena dia dicampak kan, tetapi lebih kepada memang Farrell bukan lah yang terbaik untuknya melainkan yang terbaik untuk orang lain.

Dan yang terbaik untuk nya adalah Arseno. Ya, Osen nya.

Suara HatiWhere stories live. Discover now