3

65 4 0
                                    

Divan segera memeriksa denyut nadi nenek. Dan didapatinya nadi sudah tidak berdenyut lagi. Tanda bahwa jiwa dan raganya telah berpisah.

"Nenekmu sudah tiada Angel" Divan memberitahunya dengan sedih.

"Bohong. Tidak mungkin. Neneekkk" Angel menangis dengan tersedu - sedu hingga terdengar gerombolan hewan menyerbu rumah nenek. Seakan merasakan kesedihan yang dialami Angel.

Melihat hewan - hewan yang mengitari rumah nenek dan beberapa ada yang bisa masuk, seperti kelinci, ayam dan hewan - hewan kecil lainnya. Dan hal itu membuat Divan bergidik ngeri dan takut.

Apakah Divan yang lain juga diluar?

Divan yang lain disini adalah harimau yang kemaren menakut-nakuti Divan.

"Bolehkah aku meminta tolong untuk membawa nenekku?" Tiba - tiba Angel memegang lengan Divan dan meminta bantuan kepadanya.

"Baiklah" Divan mulai membopong nenek dan berjalan keluar rumah mengikuti Angel yang ada di depan.

Setelah sampai di tanah yang lapang, harimau (Divan) menggali tanah sampai cukup untuk mengubur mayat nenek. Karena Angel sudah lama hidup di hutan sehingga tidak tahu menahu tentang adat pemakaman.

Setelah lubang yang digali dirasa cukup. Divan meletakkan mayat nenek itu kedalam lubang. Lalu harimau tadi mengubur mayatnya sampai tak terlihat dan menciptakan gundukan basah.

"Nenek..." Angel menangis dengan keras memanggil - manggil neneknya.

"Tenanglah Angel. Kamu bisa ikut aku ke kota. Kita akan memulai hidup baru untukmu." Divan merangkul Angel dan membawanya ke rumah gubuk.

Sementara Angel sesenggukkan sambil menata barang -barangnya, sedangkan Divan mencoba mencari air putih untuk menenangkan Angel. Setelah mendapati sebuah kendi kecil, dia segera mengambil gelas seng, lalu menuangkan air kedalamnya melalui kendi. Membawa segelas air untuk diminum Angel.

"Nih, minum dulu biar tenang" menyodorkan gelasnya.

"Terima kasih" Angel menerimanya dan langsung meneguk hingga habis.

"Apakah kamu tau jalan keluar dari hutan ini?" Divan bertanya kepada Angel. Dan Angel menjawab dengan gelengan kepala.

"Tapi.. mungkin Divan tau jalannya" setelah mengatakan itu, Angel memanggil harimaunya.

Kenapa harus Divan sih namanya

Divan terlihat kesal akan nama yang diberikan kepada harimau itu. Tapi tak dapat ia suarakan kekesalannya itu, takut jika harimau itu akan memakannya.

"Oh iya. Aku belum tau namamu. Namamu siapa?" Angel bertanya dengan tiba - tiba saat meereka mulai berjalan menuju keluar hutan.

Sial! Kalau aku bilang namaku Divan. Dia pasti akan mengejekku karena namanya sama dengan harimau.

"Panggil saja Aldi" Divan tak sepenuhnya bohong tentang namanya. Dia hanya mengambil suku kata depan dari namanya Aldivan.

"Ah oke Aldi."

***

Dengan bantuan Harimau peliharaan Angel, akhirnya mereka berdua berhasil keluar dari hutan.

"Terima kasih Divan telah memberi tahu jalan keluar." Angel berterima kasih dengan cara mengelus lembut bulu di leher harimaunya.

Errmmm....

Harimau itu sedikit mengeram tanda bahwa dia tak mau berpisah dengan Angel. Merasa mengerti apa yang dirasakan harimaunya, Angel menempelkan wajahnya kearah sudut bibir harimaunya.

The Girl of Forest Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang