06. I am Sorry

4.3K 365 69
                                    

"Syukurlah kau sudah sadar" ujarku saat melihatnya membuka matanya secara perlahan.

"Jungkook..."

"Kau baik-baik saja Tzuyu?"

"Sakit..." lirihnya

"Dimana yang sakit?"

"Kepala dan selangkangan ku"

Aku menatapnya dalam, kini rada bersalah semakin menyelimuti hatiku.

"Maaf karena sudah kasar padamu"

Dia hanya diam seraya mengedipkan matanya beberapa kali.

"Kepalamu sakit bukan? Kajja akan kupijtkan" aku sedikit mendekat lalu menyentuh dahinya namun..

"Tzuyu kau panas" aku beralih menyentuh lehernya.

"Sepertinya kau demam, tunggulah sebentar" aku beranjak keluar kamar, mengambil handuk kecil dan mangkuk berisi air dingin.

Aku kembali kekamar dan duduk disampingnya. Perlahan kukompres dahinya dengan air yang aku bawa.

Wajahnya pucat dan ibirnya sedikit memutih.

Aku tak tega sungguh.

Kuraih ponselku diatas nakas dan kutelpon dokter untuk datang kemari.

"Jungkook.."

"Sabarlah aku sudah menelpon dokter"

"Jungkook" ucapnya kembali.

"Hn?""

"Pusing"

"Kau pusing?" Dia mengangguk

"Dan mual..."

"Kau ingin muntah? Kajja kuantar"

"Tidak, hanya mual"

"Tunggulah sebentar dokter akan datang"

"Jungkook.."

"Apa hum?"

"Sakit"

"Maafkan aku" ucapku dan mencium singkat keningnya.

Ini bukan ciuman nafsu atau kebencian. Ini ciuman cinta dan tulusku untuk nya, entahlah... tapi aku merasa perasaanku yang dulu telah kembali untuknya.

.
.
.

Pagi ini aku berkutat didapur, seperti saran dokter dia harus memakan makanan yang sehat, jadi kuputuskan untuk membuatkannya bubur.

Aku sedikit lega karena dia hanya lelah dan deman biasa.

Akhirnya bubur buatanku sudah siap, kuharap dia menyukainya. Aku dengan cepat naik dan membawakan bubur buatanku.

Aku masuk dan melihatnya yang masih berbaring dengan mata terbuka.

Kuletakkan bubur buatanku diatas nakas, aku duduk disampingnya dan mengechek kembali suhu tubuhnya.

P A I N •TzuKook (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang