Udara pagi begitu nyaman untuk dinikmati, bersih tanpa adanya asap kendaraan yang bercampur seperti saat di siang hari.
Mata tertutup membiarkan rambut tertiup angin. Senyum tercipta ketika menatap seorang gadis yang masih terlelap di atas ranjangnya.
"hari ini begitu indah unnie. Kau harus menikmatinya" ujar gadis itu sembari membuka jendela ruangan itu semakin lebar.
Seperti biasa, tidak ada tanggapan yang didapatkan gadis cantik bernama Kim Dahyun itu. Hanya suara alat penunjang kehidupan yang didengarnya.
Bokong didaratkannya di sebuah kursi disamping ranjang. Tangan terangkat menggenggam tangan sang kakak yang terkulai lemas.
"unnie? Sampai kapan eonnie akan tidur? Aku rindu melihat senyummu" ujar Dahyun dengan wajah sedihnya.
"Dia pasti akan bangun Dahyun" terdengar suara seseorang mengagetkan Dahyun. Mata menatap ke arah pintu. Seorang gadis cantik nan tinggi dengan jas dokter yang melekat di tubuhnya itu mendekati Dahyun.
"Jeongyeon unnie?" kaget Dahyun.
Gadis bernama Jeongyeon itu hanya tersenyum lalu mengecek keadaan kakak Dahyun. "keadaannya masih stabil" ucapnya.
Dahyun mengangguk. Tangan sang kakak semakin di genggamnya dengan erat.
"hey, berhentilah memasang wajah sedih itu. Nayeon tidak akan menyukainya" tegur Jeongyeon sembari mengelus pelan puncak kepala Dahyun.
Dahyun diam. Tapi sedetik kemudian, dia memeluk Jeongyeon yang berdiri di sampingnya. "aku merindukannya unnie. Aku merindukan kakak bodohku itu" ucap Dahyun yang sudah mulai menangis membasahi baju di balik jubah dokter muda itum
Jeongyeon memanglah dokter yang bertanggung jawab akan pasien bernama Kim Nayeon itu. Jadi itulah kenapa dia dan Dahyun terlihat sangat dekat. Dia sudah menganggap Dahyun adalah adiknya sendiri. Dia hanya bisa memberi semangat dan pengertian untuk Dahyun agar tidak terlalu sedih.
3 tahun lamanya gadis cantik bernama Kim Nayeon itu terbaring diranjang rumah sakit akibat kecelakaan yang menimpanya. Hal itu membuat Dahyun semakin terpuruk karena hanya Nayeon lah yang dia punya di dunia ini.
Kedua orang tuanya telah lama meninggal akibat kejadian tragis yang tidak ingin Dahyun ingat."Nayeon pasti akan memukulmu karena kau mengatainya bodoh" ujar Jeongyeon
"biarkan saja. Biarkan dia mendengarnya. Aku memang ingin mendapat pukulan darinya" balas Dahyun sesenggukan.
Jeongyeon tersenyum. Dia melepas pelukan Dahyun di pinggangnya lalu berjongkok mensejajarkan tingginya dengan si gadis Kim yang masih terduduk.
Tangan terangkat menghapus jejak air mata Dahyun. "jangan seperti ini Dahyun. Nayeon akan sedih melihat tingkahmu ini" ujar Jeongyeon. "dan sebaiknya kau cepat ke kampus. Kau ada mata kuliah kan sejam lagi?"
Dahyun mengangguk lesu lalu berdiri dari duduknya. Dia meraih tasnya yang di letakkannya di kaki ranjang Nayeon. Sebuah kecupan di daratkannya di kening Nayeon.
"aku pergi dulu unnie"Dahyun juga tidak lupa untuk pamit pada Jaeongyeon. Dia memeluk gadis itu lagi.
"terima kasih unnie. Aku pergi dulu"Jeongyeon mengangguk
"hati-hati dijalan".
Kaki melangkah berlahan memasuki area kampus. Semua mata memandang kearahnya dengan takjub.
Kim Dahyun...
Siapa yang tidak mengenalnya?Dia gadis cantik yang memiliki IQ di atas rata-tata. Dia juga merupakan ketua team basket fakultas dan juga ketua team Taekwondo bersabuk hitam.
Meskipun dia tidak kaya, teman-temannya tidak mempermasalahkan itu. Lagipula, Dahyun sungguh baik. Gadis itu mau mengajari mereka dengan percuma.
"DAHYUN?" panggilan itu menghentikan langkah Dahyun. Tubuh berputar ke belakang.
Helaan napas berat terdengar darinya. Sosok seorang gadis cantik lainnya menghampirinya. "kena- Argh!" Dahyun tiba-tiba meringis. Bukan tanpa sebab. Itu karena kakinya diinjak dengan segaja oleh gadis dihadapannya itu."Yak! Kau gila?" kesal Dahyun
"justru kau yang gila!" balas gadis didepannya itu.
"apa lagi maumu Minatozaki? Tidak puas mengerjaiku kemarin?"
"justru karena itu. Kau membalasku kan? Kau yang mencoret-coret catatanku?"
Dahyun mendengus kesal. "kau pikir aku anak kecil? Kalau mau membalas perbuatanmu, untuk apa aku melakukan hal seperti itu? Pembalasanku akan lebih mengerikan dari itu!"
"kau pikir aku percaya?"
"terserahmu saja. Lagipula aku baru tiba di kampus. Memangnya kapan aku memegang bukumu?" balas Dahyun lalu beranjak pergi meninggalkan gadis cantik itu.
Gadis cantik bernama lengkap Minatozaki Sana itu geram bukan main. Si gadis Kim berani cari gara-gara dengannya.
Tunggu saja Kim - batinnya
_Tbc_
Kita bertemu lagi 😁
Semoga kalian suka dengan story baru aku ini...
Saida shipper di mana suaranya?
Wkwkwk