First & Last.

9 2 0
                                    


           Alunan musik terdengar di setiap penjuru ruangan, musik klasik yang begitu khas di telinga para Ballerina. Para gadis yang menari dengan sangat lincah sesuai dengan alunan irama-nya.

           "Baik, cukup untuk hari ini! Kita lanjutkan minggu depan! Selamat beristirahat semua-nya," ujar Master dengan lantang.

           "Terimakasih, Master." Kami semua membungkuk hormat.

           "Jean, handukmu," Anna melemparkan handuk kecil ke arahku.

           "Thanks, Anna," balasku cekatan menangkap handuknya.

           Drrtt! Drrtt!

           Ponselku bergetar menandakan ada panggilan masuk, aku segera mengambil ponselku yang ada di atas meja lalu keluar untuk mengangkat telepon-nya.

          "Ada apa?"

         "Kau rindu tugas mu?" orang di seberang sana terkekeh.

          "Tidak. Aku sedang fokus untuk tournament Ballet ku," jawabku sarkas.

          "Really? I'll give anything what you want to,"

          "How much do you offer?"

          "As you wish, Miss. Granger," ucapnya dengan nada merayu.

          "Meet me tomorrow, I'll send the location," sambungan ku tutup sepihak, bibirku mengulas senyum tipis. Inilah jati diri ku.

                                                                                       ---o0o---

           Aku sudah duduk di caffe ini selama berjam-jam, namun sumber uang ku belum juga datang.

          "Hello Jean, how are you?" aku tersentak akan kehadirannya,

          "Kemana saja? Kau tidak nyasar, kan? Sudah tua, sebaiknya diam saja dirumah," ujarku dengan nada mengejek.

         "Belajarlah untuk berbicara sopan pada orangtua, sweetie," dia menepuk pelan kepalaku, memanggil pelayan lalu memesan sesuai keinginannya.

          "Terserah padamu, jangan sentuh rambut cantikku," aku menepis tangannya

          "Okey, sorry sorry," dia menyesap kopinya yang baru sampai lalu membenarkan posisi duduknya.

          "Aku butuh tenaga kerjamu. Aku ingin kau membunuh rekan bisnis ku sebelum dia melaporkan ku ke polisi atas tuduhan penggelapan uang," ucapnya to the point, "berapa yang kau minta?"

         "$100.000." dia tercengang.

         "Why? You tell me 'as you wish' right?" lanjutku,

         "No problem, yang penting semuanya terselesaikan dengan bersih,"

         "Of course Mr. Gwyll, bisa kau menunjukkan fotonya?"

          Gwyll mengeluarkan secarik kertas foto dari saku jas nya yang mampu membuatku keringat dingin saat mengetahuinya, for the first time, I'm scared to kill someone. Seriously.

         "M-master?"

         "Kau kenal orang ini?"

         "D-dia Master ku, dia yang mengajariku Ballet sejak kecil," aku menunduk lemas.

         "Mintalah uang sebanyak apapun yang kau mau, secepatnya aku ingin dia menghilang," Gwyll menyeringai, "ini akan menjadi tantangan besar untukmu, selamat bersenang-senang!" Gwyll berdiri lalu meninggalkanku begitu saja.

MurdererTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang