Part ini khusus 18+ ya. Banyak adegan yang tidak pantas dibaca usia dibawah umur.
Enjoyy! 🙌
••••
Deva meninggalkan mobilnya di lobi parkiran hotel. Kemudian memesan kamar ke meja resepsionis sambil menggenggam tangan Dara.
Dimata orang lain, mereka tampak seperti sepasang kekasih. Begitu mesra. Begitu intim.
Pintu lift terbuka. Semua yang mengisi ruangan itu keluar, menyisakan ruang kosong bagi Deva dan Dara.
"Sudah kabari Papamu?" tanya Deva, disela keheningan.
"Sudah. Katanya Om Dennies datang, jadi ada temannya di rumah," jawab Dara.
"Saudaramu?"
"Iya. Adik Papaku."
Mereka berbicara tanpa mengalihkan tatapan masing-masing. Mata mereka terkunci satu sama lain. Deva menarik lembut dagu gadis itu dan memagut bibirnya. Pelan dan lembut.
Dara tidak menolak, ia justru meletakkan tangannya didada pria itu. Dara hanya mengikuti arus Deva, dia percaya pada pria yang membawanya malam ini.
Pintu lift terbuka, dengan tergesa mereka berjalan, membuka pintu kamar dengan keycard yang seketika mendadak eror.
Ah, sial! Umpat Deva dalam hati.
Deva memburu Dara dengan ciuman ketika mereka sudah memasuki kamar hotel. Deva menggendong Dara kemudian menjatuhkan ke kasur. Ia mulai melepaskan kancing baju Dara satu per satu, menyisakan bra putih di sana.
Ciuman itu turun ke leher. Beranjak ke gundukan di balik bra putih itu. Dengan lihai Deva, melepaskan benda putih tersebut, membuang ke sembarang arah. Dara tidak protes, dia berusaha menikmati malam ini walaupun sebenernya tersisa rasa malu.
"Ahh ...." desahan pertama Dara, berhasil membuat libido Deva mengalir di seluruh tubuhnya.
"Geli ...." ucap Dara.
Deva tertawa kecil mendengar ucapan wanitanya malam ini.
Jangkauanya beralih ke bawah perut. Deva membuka kancing celana milik Dara. Kemudian melepaskan dengan amat mudah. Reflek wanita itu menutupi daerah intimnya dengan tangan.
"Why?" tanya Deva.
"Saya malu, Dev."
Entah mengapa ucapan Dara terdengar lucu ditelinga Deva. Pria itu mengecup pipi Dara dengan lembut.
"Kalau sudah di atas ranjang berarti harus menanggalkan rasa malu juga, bukan cuma pakaian. Lagi pula ini bukan yang pertama." Deva mengecup lagi bibir wanita itu.
Dara memejamkan mata saat Deva mulai membuka pelindung terakhir tubuhnya itu. Deva juga segera membuka pakaiannya tanpa menyisakan apapun.
"Tahan, ya, Dar. Bilang kalau sakit."
Deva mendaratkam ciuman di bibir Dara lagi sebelum memasukkan miliknya ke dalam milik Dara. Wanita itu berjingat, tetapi Deva tetap mendorong tubuhnya hingga masuk sempurna.
"Ahh ... Hhh .... "
Desahan Dara semakin jadi kala Deva memulai permainan yang sebenarnya. Miliknya terasa perih saat Deva memainkan organ intimnya di sana.
Deva bermain dengan cekatan. Berulang kali ia berusaha memposisikan diri agar wanita dibawahnya terlihat nyaman.
"Damn you, Dara!"
Deva tak tahu harus berkata apalagi. Diantara pengalamannya, mungkin hanya Dara yang paling ia nikmati.
"Dev ... Kayak ada sesuatu di bagian bawah aku ... Ahh uhhh hhhh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You ✅
RomanceKeduanya telah melewati batas takdir. Deva dan Adara harusnya hanya terlibat dalam hubungan pekerjaan, tetapi rasa penasaran membawa mereka berjalan lebih jauh hingga melibatkan perasaan. Tak mudah untuk bertahan kala masalah terus menghadang. Akank...