Hate | TaeGi Brothership [END]

Hate 24

Jangan meremehkan orang disekitarmu. Sekali mereka hilang dari dunia, itu akan menjadi penyesalanmu selamanya karena merindukannya.

.

"Terimakasih telah kembali"

.
..
...

-Hate-

"Yoongi hentikan! Apa yang kau lakukan ya!"

"Ng...hh...kau mengguangue kue eoh..."

:v

"Ya! Kau mabuk eoh!?!"

-----

21 : 10

Hoseok POV

Aku Jung Hoseok, Kini aku tengah menyetir mobil hitam milikku sendiri. Aku sedang menuju tempatku bekerja. Tempat bekerjaku itu sudah seperti rumah bagiku. Aku bebas mau kesana kapan saja, bahkan ditengah malam sekalipun.

Posisi ku CEO disana.

Hingga aku memarkirkan mobilku tepat didepan gedung besar tersbut. Aku turun dari mobil dan menatap gedung yang dihiasi nama.

HEY YO ENTERTAIMENT

Aku sedikit terkekeh saat melihat nama, tempatku bekerja ini. Lalu aku masuk kedalam dengan menekan kata sandi disebelah pintu agar pintu dapat terbuka.

Kuberi tau apa sandinya...

HOSUJOON

Itu delapan huruf yang aku tekan, lalu pintu terbuka secara otomatis. Aku masuk semakin dalam di gedung ini.

Semua lampu sudah padam, tentu karena ini bukan waktu bekerja. Aku tidak tertarik untuk menekan saklar lampu. Hanya lampu ditangga yang menyala. Aku menaiki para anak tangga menuju lantai dua.

Disini tidak ada lift, itu karena disini hanya memiliki 3 lantai. Sangat kecil.

Aku ingin menuju keruangan khusus ku. Ini gedung musik. Jadi ruanganku pasti ruangan musik.

Aku sampai dilantai dua, aku sudah melihat ruangan pribadiku disini, tapi ada yang lebih menarik selain ruanganku. Aku terfokus pada satu ruangan yang masih menyala lampunya. Aku dapat melihat sinar lampu dari pintu kaca.

Disitu kulihat nama pemilik ruangan tersebut.

"YOONGI"

Aku masih tidak percaya, aku masih bersamanya bahkan saat aku bekerja.

"Dia ada disini eoh? Apa hanya lampunya yang lupa dimatikan?" Gumamku sembari melangkah mendekati ruangannya.

Aku sampai tepat didepan ruangannya, Aku dapat melihat seluruh bagian dalam ruangannya karena pintu didepanku terbuat dari kaca bening.

Kulihat dia menyandarkan dirinya ditembok, sembari duduk didasar lantai. Dan ada yang membuat pandanganku terfokus.

Pandanganku tertuju pada tangan kanannya, yang memegang sebuah botol kaca.