Ditulis oleh
@nsfauziah17
-----Definisi tentang mimpi dan cita-cita akan terlontar jika sudah kau rasakan perihnya untuk meraih ketidak mungkinan.
Seperti saat dulu, aku pernah bermimpi untuk menjadi teman hidupmu. Namun ternyata aku salah. Sangat salah. Kau bukan teman hidupku, tapi hanya teman sebangku.
Cita-cita yang dulu kita bicarakan kini semu. Tak nampak hasilnya, tapi aku definisikan cita menjadi cinta antara kita.
Kau bilang bunga tidur itu menyeramkan. Tetapi tidak jika disenderkan pada bahuku. Betapa romantisnya kau DULU.
Bodohnya aku saat itu. Membayang-bayang hari nanti yang kini adalah sekarang. Benar-benar tak terdefinisikan dengan kenyataan.
Kala itu kau senyum demi aku. Menutupi segala sakit dan masalah yang kita hadapi. Lagi-lagi kau menyerah, tidak, saat kau mulai menatap lekat mataku. Mata elang katamu.
Khayalanku bak anak SD. Yang berimajinasi akan hidup denganmu sampai jauh hari.
Keriput kulit kita, kuharap bersama-sama. Memutih rambut kita, kuharap tetap berdua. Kecuali ada anak cucu kita.
Sejak duduk di bangku menengah pertama. Saat putih biru meraung di dadaku, labil masa remaja tidak membisu.
Tak usah rumah mewah, kataku yang tak mampu menghidupimu. Tapi senyuman dari wajahmu seakan lukisan yang menggambarkan masa depan kelak nanti.
Terima kasih, sebelum aku benar-benar melambaikan tangan. Dan sejak saat itu aku tak lagi menyapamu dengan kata sayang. Melainkan senda gurau reuni masa-masa putih merah, biru, hingga abu-abu. Kau pilih saja mau yang mana.
Aku merindukanmu, yang dulu.
Berkata perihal rindu memang tak ada ujungnya, seperti aku mencintaimu. Kau saja yang berfikir aku mudah berpaling. Dan bukankah sudah kubuktikan bahwa kau salah? Meski pada akhirnya aku juga yang meminta maaf.
Cinta. Sungguh sulit aku membuat pengertian tentang katamu. Sungguh sulit bagiku untuk merebut hatimu kembali saat pernah denganku. Bukan apa-apa, kita hanya pernah bersama merangkai kata, dalam ukiran cinta dan do'a.
----
#mybook
KAMU SEDANG MEMBACA
Semayam Luka
RomanceHanya kata-kata/ quote saja. Tidak semuanya dialami penulis. :)