Maap kalau banyak typo
Ini cerita pertama gue
Jangan lupa vote and koment
Ini ceritanya gk dari book pertama oke..S
K
I
PRumah itu tiba-tiba muncul dari balik tikungan. Menara batunya mencuat seperti jari yang menunjukkan ke langit. Laut berwarna biru kelabu menjadi latar belakang rumah yang besar itu
"Wow" Kata nyonya Covenant terperangah. Di belakang kemudian mobil, suaminya hanya tersenyum. Dia mengarahkan mobilnya memasuki gerbang besi yang berdiri angker sepertinya dibuka khusus untuk menyambut kedatangan mereka, tebak tuan covenant dan memarkirkan mobilnya di halaman.
Nyonya covenant kaluar dari mobil diiringi gemeretak kerikil putih yang terinjak di bawah kakinya. Ia mengerjapkan mata dan terpana, sambil menyentuhkan jari jemarinya ke bibir seolah-olah belum yakin dengan apa yang dilihatnyaS
K
I
P
Gue skip aja yha males ngetikSaat berdiri di halaman dengan mata berkedap kedip penuh rasa takjub, Nyonya covenant didekati oleh seorang laki-laki tua. Wajahnya dihiasi keriput yang terlihat jelas dan jangut putih yg terpangkas rapi.
Dengan tatapan yg dalam dan penuh selidiki, laki-laki itu berkata "nama saya Nestor (Nestor yha guys bukan nastar wkwk), saya adalah pengurus di argo manor ini."
'Jadi itu nama rumah ini: Argo Manor. Aneh sekali. ' pikir nyonya covenant. Sementara itu, pengurus rumah mulai berjalan terpincang-pincang ke arah rumah. Ia memimpin pasangan suami istri itu ke sebuah teras berukir yg menawarkan pemandangan menakjubkan ke arah laut di bawah sana."Apa kau yakin kita tidak salah? " Tanya nyonya covenant ragu. Tangannya mengusap usap dinding argo manor seakan-akan ingin meyakinkan dirinya bahwa rumah itu nyata dan semua ini bukanlah sekedar mimpi indah belakang.
Tuan covenant memegang tangan istrinya, reaksi sangat istri saat melihat tempat ini membuatnya gembira. Istrinya sudah jatih hati padahal mereka belum melangkah ke dalam!! " Sekarang bersiap-siaplah "kata tuan covenant berbisik di telingga sang istri.
Bagian dalang Argo Manor bahkan lebih menakjubkan daripada bagian luarnya. Nestor menyeret mereka dalam sebuah tur kilat mengelilingi Argo manor, meluncur masuk dan keluar ruangan, membuka pintu-pintu, menyibakkan tirai tirai, kemudian cepat-cepat memandu suami istri covenant ke ruangan berikutnya. Rumah itu tua, namun memiliki...........karakter
Ya itulah kata yang tepat, pikir nyonya covenant. Karakter, seolah-olah rumah itu merupakan makhluk hidup dan bukan sekedar rumah dari batu dan kayu. Perabotannya merupakan paduan aneh dari berbagai gaya, yang tampaknya berasal dari seluruh penjuru dunia: sebuah vas Mesir, meja vanesia, permadani persia, lukisan Hudson river school. Namun, entah bagaimana semuanya terliat serasi. Setiap benda terlihat pantas di ruangan itu.
" Katakan pada ku semua ini nyata"ucap nyonya covenant kepada suaminya. " Semua ini milik kita?? Katakan padaku aku tak bermimpi. "
Tuan covenant meremas tanggan istrinya. "Semua ini nyata, sayang, " Jawab tuan covenant. "Selamat datang di rumah barumu"
Pengurus rumah membimbing mereka menuju ke sebuah ruang duduk mewah yang memiliki langit-langit kuno dengan balok-balok penyangga yg di biarkan tk tertutup. Dinding-dindingnys terbuat dari batu. Ruang itu di hubungkan oleh sebuah lorong kecil dengan langit-langit melengkung. Di seberang ruangan terdapat sebuah pintu lain, pintu itu dari kayu berwarna gelap yg terpasang pada dinding di sisi yg jauh.
"Ini adalah salah satu ruangan yg paling tua" Ucap Nestor sambil tersenyum puas. "Pemilik sebelumnya, Tuan Ulysses Moore, sangat perhatian terhadap hal-hal tertentu. Beliau bersikeras ruangan-ruangan di rumah ini tidak ada yg boleh diubah. Memang, waktu ahirnya mengubah segalanya. Dulu pernah ada menara abadi pertengahan di rumah ini, tapi kemudian hancur oleh badai. Satu-satunya perubahan yg diizinkan Tuan Moore adalah menyegel jendela-jendela yg tidak cukup rapat untuk menahan embusan angin dan, tentu saja, memasang kabel listrik. Walau harus kuakui, " Nestor menambahkan, "kamu masih tetap bermasalah dengan embusan angin. "
"Jason pasti akan menyukai tempat ini, " Kata Tuan covenant.
Istrinya Riska menanggapi. Pikirannya tertuju pada putrinya, Julia.
"Ada dua anak, bukan begitu?? "Tanya pengurus rumah.
" Yha, seorang anak laki-laki dan anak perempuan. Keduanya sebelas tahun, "jawab nyonya covenant. " Anak kembar"
Mata Nestor bersinar. "Dan saya yakin mereka anak-anak yg ceria dan penuh semangat!! Betapa bahagianya nanti mereka disini, " Katanya. "Jangan mengkhawatirkan mereka, nyonya. Rumah ini mungkin terisolasi dari rumah-rumah lain, tapi rumah ini menawarkan banyak hal menarik untuk anak-anak yg gemar bertualang"
"Ohh, bebas sekali, mereka memang gemar bertualang, " Jawab nyonya covenant sambil tersenyum. Ia tak menghawatirkan Jason. Putranya memiliki data imajinasi yg hebat dan nyonya covenant tahu kalau Jason akan langsung merasakan keajaiban tempat ini. Tapi kalau Julia berbeda. Ia seorang gadis kota yg menikmati hiruk-pikuk kehidupan kota: kebisingan, kesibukan yg luar biasa, wajah-wajah yg berseliweran, dan beragam budaya.
Tuan covenant tampaknya bisa membaca pikiran istrinya. "Mereka akan baik-baik saja, " Kata tuan covenant meyakinkan. "Termaksuk Julia kehidupan di akan baik untuk mereka berdua. "
Nyonya covenant mengangguk. "Ya tentu saja" Ucapnya pada Nestor. "Sikembar akan merasa sangat senang"
"Sempurna" Desis Nestor, mengusap usap janggutnya.
"Sempurna sekali jadi kita sepakat? "Ia pun mengulurkan tangannya untuk menjabat tuan covenant.
Tuan covenant menjelaskan pada istrinya bahwa pemilik rumah sebelumnya, Ulysses Moore, adalah orang yg eksentrik;seorang laki-laki tua dengan ide-ide aneh. Ia telah pepesan agar rumah ini disewakan hanya kepada keluarga muda yg setidaknya memiliki 2 orang anak.
Nestor mengangguk membenarkan. " Ia mengiginkan rumah ini selalu ramai dan hidup, "jelas sang pengurus rumah. " Tuan Moore percaya bahwa sebuah rumah tanpa suara anak-anak sama saja seperti orang mati"
Ia berjalan memimpin suami istri itu kembali ke luar ruangan. Sebelum nyonya covenant melangkah keluar, sesuatu membuatnya berhenti di awal lorong yg langit-langinya melengkung. Nyonya covenant membalikkan badannya dan mengamati pintu di dinding sebelah timur dengan lebih seksama. Kayu pintu itu terlihat gosonk di beberapa tempat, seakan-akan pintu itu pernah selamat dari kebakaran. Di bagian yg lain terlihat banyak goresan mulai dari parutan dangkal sampai bekas bacokkan yg dalam. Seolah-olah mungkinkah? Seseorang pernah mengampak pintu itu dengan penuh kemarahan.
"Apa yg terjadi pada pintu itu? " Tanya Nyonya covenant
Nestor berhenti, tatapannya berahim dari pintu ke nyonya covenant, lalu menggelengkan kepalanya
"Ahh,,, maafkan saya" Jawabanya. "Itu perintah tuan Moore. Pintu itu seharusnya sudah sejak lama diganti. Anggap saja pintu itu tidak ada. "End
Enggak kok canda
Masih banyak
Di tunggu yha(ngapain di tunggu orang gk ada yg baca)See you
KAMU SEDANG MEMBACA
ULYSSES MOORE "pintu waktu"
HorrorCerita pertama Maaf kalau banyak typo Ini cerita dari buku ok Ini cerita gk dari book 1 Mungkin agak aneh tapi gpp'lah yha wkwk - - - - - Kalau ada typo koment yha