Mata Rossy menatap punggung sosok Marco yang tengah duduk di mini bar dapur.
Rossy pun melangkah mendekat kearah Marco. Ia menerka bahwa Marco tengah meminum setidaknya anggur atau fodka. Namun ia memicingkan mata melihat tangan Marco memegang sebuah gelas dengan isi air berwarna bening dan bersoda.
"Apa itu?"
Marco sedikit terlonjak. Ia memutar tubuhnya dan menemukan Rossy disana.
"Soda." Jawab Marco singkat sambil memainkan gelas itu ditangannya.
Rossy berjalan memutari meja bar dan duduk disebuah kursi yang ada didepan Marco. Hingga keduanya hanya dipisah oleh meja bar.
"Aku kira kau meminum anggur atau setidaknya fodka." Rossy menumpangkan dagunya diatas tangan kanan sambil menatap Marco.
Marco tersenyum miring. "Aku tak ingin mati sia-sia."
Rossy tak menjawab. Ia hanya memperhatikan jakun pria itu yang naik turun saat meneguk air soda tersebut.
Wanita itu menghembuskan nafas pelan lalu berjalan menuju kulkas dan meraih sekotak susu dan membawanya kemeja bar. Ia menuangkan susu tersebut kesrbuah gelas yang tersedia di bar.
Kini gantian Matco yang memperhatikan Rossy saat wanita itu meneguk susu tersebut.
Rossy meneguk seperempat isi gelasnya lalu meletakkan gelas itu diatas meja sambil memutar,memainkan gelas itu dengan tangannya. Ia diam menatap gelas itu.
"Terkadang aku berfikir. Tidak seharusnya aku memiliki hati dan perasaan." Rossy bersuara tanpa menatap Marco yang kini menatapnya. Matanya tetap tertuju pada gelas berisi susu itu.
"Kurasa kau punya alasan." Marco menimpali sebelum akhirnya meneguk habis soda tersebut.
Rossy tersenyum lelah dan menatap Marco. "Ketika hatiku berkata sesuatu,disaat itulah perasaanku mulai bermain dan semakin peka. Namun disaat bersamaan,aku juga merasa sakit pada hal yang ku inginkan."
Marco menatap Rossy dengan tatapan yang sulit diartikan. "Jika ini tentang cinta,jangan bertanya padaku. Karena aku sendiri tak tau apa itu cinta. Tapi,bagiku. Cinta yang kau miliki akan menghancurkanmu pada akhirnya."
"Itu benar." Sela Rossy cepat. "Aku ingin menghapusnya. Karena aku tau bahwa aku salah memberi cintaku padanya."
Marco diam tak menjawab. Ia hanya mengamati Rossy dalam-dalam. Ia sadar bahwa kini ia tengah duduk bersama wanita rapuh namun kuat. Marco sendiri tak tau mengapa ia bisa menganggap Rossy wanita yang rapuh namun kuat.
Manik mata Rossy bergerak mengikuti gerak gerik Marco saat pria itu berdiri.
"Kau akan pergi?" Tanya Rossy pelan.
Marco tak menjawab. Ia hanya berjalan lalu berdiri mensejajarkan tubuhnya dengan Rossy. Ia menarik punggung Rossy dengan tangan kanannya hingga dadanya dan dada Rossy menempel intim.
"Biarkan aku mengetahui sesuatu." Marco berujar.
Tanpa Rossy duga,Marco meraih bibirnya.
Pria itu meraih bibir bawah Rossy dan menghisapnya lembut tanpa kekasaran.
Mata Rossy membulat lebar. Ia terkejut tapi tak menolak. Darahnya berdesir keras.
Tak membutuhkan waktu yang lama bagi Marco menghentikan ciuman itu. Ia mengangkat wajahnya lalu menatap Rossy.
"Aku tidak merasakan apapun." Ujarnya pelan kemudian melangkah pergi meninggalkan Rossy.
______________________________________________
Butuh beberapa menit bagi Rossy untuk memahami apa yang baru terjadi. Meski sebenarnya ia belum mengerti apa artinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IM YOUR BITCH,MY MAFIA
FantasySumpah ketikannya msih bnyk yg labil krn blm di revisi. Seorang mafia yang gila akan sex bersama seorang gadis yang jatuh cinta padanya. Gadis yang tau bahwa mafia tersebutlah penyebab kedua orang tuanya meninggal