Pertama dan...

82 6 3
                                    

Jabal Noor, sebuah sekolah yang indah. Sebuah sekolah yang berdiri megah dengan warna biru mendominasi ciri khasnya.

Empat tahun, empat tahun sudah kuhabiskan hampir seluruh waktuku disana. Menikmati masa-masa indah ku sebagai remaja.

Disana, baru kupahami segalanya tentang "rasa". Baik itu rasa indahnya persahabatan, maupun rasa yang pasti dirasakan seluruh insan manusia ("rasa suka").

Jabal Noor banyak ambil alih dalam perkembangan mentalku. Sekolah itu merupakan salah satu saksi buta dalam perjalanan hidupku.

Ya...mungkin, bagi kebanyakan orang, empat tahun bukanlah waktu yang lama jika dihubungkan dengan perjalanan hidup. Tapi, dalam kurun waktu yang tak seberapa lama tersebut, aku banyak mendapatkan pelajaran-pelajaran tentang manis pahitnya kehidupan, yang insha Allah hal itu dapat bermanfaat bagi kehidupanku kedepannya.

                  # # # # # # #

Aku masih ingat, ketika kuinjakan kakiku untuk pertama kalinya di sekolah itu. Disekolah yang masih asing bagiku. Disekolah yang banyak wajah-wajah yang sama sekali tak kukenali.

Ku edarkan pandanganku ke setiap sudut sekolah itu. Entah kenapa, hanya kagum yang mampu di ucapkan benakku.

Saat itu....
Aku tak mampu membayangkan masa depanku di sekolah itu. Aku takut, karena yang namanya masa depan pasti bergerak maju, meninggalkan berbagai kenangan dengan kata "perpisahan".

Dalam hidup, tak mungkin seseorang dapat kembali kemasa lalu hanya untuk mengorek kenangan yang sulit dilupakan.

Dia hanya bisa melanjutkan hidupnya untuk menciptakan kenangan baru. Berusaha melupakan  yang sudah seharusnya dilupakan, dan hanya menjadikan hal itu sebagai pengalaman, bukan kenangan.

Jadi, aku memilih untuk menjalaninya saja....
_________________________________

Beberapa bulan aku beradaptasi di sekolah itu, tanpa kusadari aku mulai merasa nyaman.

Disana, banyak hal-hal baru yang kutemukan.

Ya... salah satunya, aku baru mengetahui arti dari sahabat yang sebenarnya saat ku berada di sekolah itu. Sahabat yang benar- benar ada disaat apapun keadaanku.

Ketika itu, aku menemukan sesosok teman baru. Tepatnya teman sekelas yang saat itu hanya berjarak satu meter dari bangkuku.

Awalnya sih... kami merasa canggung. ya... itu sudah pasti, karena itu adalah kali pertama kami bertemu.

Namun lama kelamaan, aku mulai merasakan adanya kenyamanan, Kenyamanan yang belum pernah kurasakan sebelumnya.

Kenyamanan yang hanya didapat dari seorang teman.

Dan, hal itu terbukti. Selama tiga tahun kami mengabdi di sekolah yang sama, kami masih berteman layaknya saudara, lebih tepatnya kami bersahabat.

Dan anehnya lagi, kami juga ditempatkan dikelas yang sama, bahkan duduk dibangku yang sama pula selama tiga tahun di sekolah itu.

Dia adalah seorang sahabat yang baik, ramah, dan yang paling kusuka darinya, dia pendiam dan masih polos, yang hal itu sangat berbanding terbalik denganku.

Jadi menurutku, hal itu bisa jadi modal utama bagi kami untuk saling melengkapi.

Dia bisa mengajariku dengan mencontohkan sikap yang bijaksana, sedangkan aku bisa mengajarinya bagaimana jadi orang yang banyak tingkahnya.

Selain itu...
Dia juga mudah berbaur dengan teman-temannya yang lain.

Banyak yang ingin berteman dengannya. karena, dia begitu penyabar dan jarang sekali marah. bahkan, aku saja lupa kapan terakhir kali aku melihat wajahnya merah.

Jadi intinya...

Entah kenapa? Aku merasa beruntung pernah mengenalnya.

                     ...("M")...

Namun, jika ditanya secara spesifik, kenapa aku bisa nyaman sekolah di Jabal noor.

Ya....

Selain karena aku mempunyai sahabat yang baik dan memiliki loyalitas yang tinggi.

Sebenarnya....
Itu semua juga karena adanya "Dia".

Ya, 'dia'. Akhwat pertama yang mampu mengajariku sebuah kata,"suka".

Pertama kali aku mulai mengagumi sosoknya, saat berada di sebuah komunitas sekolah. Sebuah komunitas yang sama-sama kami ikuti saat itu.

Komunitas tersebut, beroperasi di kelas VII D pada setiap hari Jumat selepas pulang sekolah.

Saat itu, dia duduk di bangku paling depan, sedangkan aku duduk di bangku nomor dua dari belakang.

Aku sangat senang, benar-benar senang dengan hal itu. Karena, hal itu dapat memudahkanku untuk terus memandanginya.

Jujur, wajahnya sangat cantik, sifatnya begitu lembut, dan senyumannya yang manis  mampu merusak setiap sel di otak seseorang, jika melihatnya secara langsung selama lima detik. #alayers.

Mungkin, dia merupakan salah satu alasanku semangat dalam mengikuti komunitas itu, dan bahkan, membuatku semangat dalam menjalani hari hariku di sekolah. 

Ya... aku pikir, hal itu tidak akan berlangsung lama.

Karena dari yang aku lihat di FTV  FTV, hal itu biasa terjadi pada kalangan remaja.

Dan kuyakin, lama kelamaan aku pasti tak lagi mengagumi sosoknya, bahkan lupa kalau aku pernah menyukainya.

Namun ternyata, semua argumenku salah. Semua argumen yang kudapatkan dari FTV SCTV semuanya salah.

Nyatanya, aku masih memendam rasa. Aku masih mengagumi sosoknya, aku masih mengagumi paras cantiknya, dan aku masih mengagumi kelembutan sifatnya.

Bahkan, hal itu berlangsung hingga tiga tahun lamanya.

Pernahkah kalian mendengar penyakit "cinta dalam diam". Aku pikir hal itu hanya mitos, dan seandainya hal itu benar. Mungkin aku adalah salah satu pengidapnya.

Selama tiga tahun, aku hanya mampu memandanginya dari jauh.

Aku berusaha semampuku untuk menghindar darinya, jika keadaan memungkinkan kami untuk berinteraksi.

Aku takut, jika kami banyak berinteraksi. Sudah jelas, banyak juga kenangan indah yang akan terukir, yang kuyakin kenangan itu pasti sangat sulit untuk kulupakan.

Jadi, aku memilih untuk hanya mengagumi sosoknya dari jauh.
Menurutku, hal itu sudah cukup untuk membuatku bahagia.

Dan akhirnya.....

Tak terasa....
Tak terasa tiga tahun pun berlalu, tiga tahun yang telah banyak tercipta berbagai kenangan, baik itu kenangan indah maupun kenangan haru di sekolah itu.

Dan....
Hal yang paling kutakutkan pun terjadi, perpisahan...

                 Bersambung

__________________________________

Dengarkan dengan telinga dan rasakan dengan hati
             
Saran: headset...⬆

...Thank you...

Thanks for the All MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang