Dendam Pernikahan 4

27.8K 1.2K 47
                                    

Dendam_Pernikahan
Part. 4

💔💔💔

Aroma latte menguar di ruangan ber-AC. Daffa memejamkan mata menikmati aroma yang begitu menggiurkan. Latte adalah salah satu kopi yang menjadi favoritnya sejak lama. Komposisi latte adalah espresso dicampur susu yang dipanaskan dengan uap. Susu yang dipanaskan akan membentuk foam lalu dijadikan kreasi minuman. Kali ini, Daffa membentuknya menjadi gambar hati … patah.

SIAL!

Daffa mengumpat dalam hati. Semua kembali mengingatkannya kepada Nada. Wanita yang dulu selalu mencicipi kopi buatannya, lalu memuji dan meneguknya perlahan dengan wajah berbinar. Daffa mengepalkan tangan hingga urat di sekitar rahang terlihat. Sorot matanya nyalang saat sakit kembali hadir menyiksa.

Sakit karena ditinggal menikah saat ia terjatuh dan tak punya apa-apa. Kedai kopi yang baru dirintis hampir setahun waktu itu mengalami kegagalan. Satu-satunya wanita yang diharapkan menemani saat terpuruk, justru pergi meninggalkannya. Menikah dengan lelaki pemilik restoran ternama di Jakarta.

Sakit hati membuat Daffa bersumpah akan bangkit dan membuktikan kepada Nada, bahwa ia akan jauh lebih sukses dan memiliki istri jauh lebih cantik dan baik. Daffa dengan modal pas-pasan dibantu oleh Andreas untuk membangun kembali kedai. Azril meski tidak membantu dalam hal modal, tapi lelaki itu sangat aktif dan kreatif dalam hal promosi. Entah melalui mulut atau sosial media, gerak lincahnya mampu mengundang banyak pembeli.

Dua tahun setelahnya, kedai kopi yang diberi nama ‘Coffee Fandreiz’ meningkat tajam. Nama yang diambil dari ketiganya, yaitu Daffa, Andreas, dan Azril. Usahanya tak sia-sia karena telah membuka cabang di beberapa tempat di Jakarta. Ternyata tekad yang kuat mampu membuat acuan yang besar. Bukan Daffa namanya ketika patah hati, akan menjadi semakin terpuruk dan merusak diri. Sakit hati justru membuatnya bangkit dengan sumpah kesuksesan yang harus ia raih.

Kabar tentang Nada yang telah melahirkan seorang anak, membuat hatinya teremas menyakitkan. Bayangan masa depan yang dulu pernah diimpikan bersama Nada, harus dikubur sedalam-dalamnya. Bangkit dan kembali mencari cinta lainnya, itu yang Daffa inginkan. Namun, semua tak semudah yang diucapkan, nyatanya hati masih saja sakit saat mendengar kabar Nada. Usia yang semakin bertambah dan menginjak kepala tiga, itu juga yang menjadi alasannya untuk segera mencari seorang istri. Terlebih, desakan dari mamanya yang khawatir dengan usia yang semakin menua, takut jika ajal lebih dulu menjemput sebelum menyaksikan Daffa menikah.

Humaira Chandani adalah gadis manis pelanggan salah satu kedai yang Daffa pegang saat itu. Pembawaannya yang santun dan senyum yang ramah, mampu menarik hati Daffa. Setidaknya, gadis itu tak kalah cantik dengan Nada. Bisa dikatakan wajah teduh gadis itu, memperlihatkan bahwa ia jauh lebih baik daripada Nada.

Hampir setahun hanya memperhatikan dalam diam, entah apa yang membuat Daffa yakin untuk meminangnya. Satu hal yang Daffa tahu, bahwa Aira adalah tipe gadis taat agama. Rasanya akan percuma jika ia mendekati untuk mengajak pacaran lebih dulu sebelum lanjut ke pernikahan. Lagi pula, Daffa merasa trauma dengan pacaran. Nyatanya, pacaran selama lima tahun tak menjamin akan berakhir di pelaminan.

Hanya beberapa kali bertegur sapa saat di kedai, membuat Daffa akhirnya memutuskan untuk melangkah maju. Sempat terkejut, karena ternyata gadis itu yatim piatu. Sama sekali tidak punya saudara. Satu-satunya keluarga adalah Fida yang tak lain pemilik minimarket tempat Aira bekerja. Namun, semua itu sama sekali tak membuat Daffa mundur untuk menikahi gadis 24 tahun itu.

Fida dan Hizam yang telah menjadi wali. Dari mulai acara lamaran, sampai pernikahan. Sepasang suami istri itu yang berperan penting karena sudah menganggap Aira adik sendiri. Tak ada perbedaan antara bawahan dan atasan di antara Fida dan Aira. Justru kedekatan yang begitu mendamaikan, begitu yang Daffa perhatikan.

Dendam Pernikahan (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang