Gladysa mengambil selimut untuk menutupi wajahnya yang terkena sinar matahari yang mengganggu tidurnya. Tapi lagi-lagi dia harus terlonjak kaget karena teriakan mama nya.
"GLADYSAA KAMU MAU MANDI SEKARANG ATAU MAMA MANDIIN DIKASUR?!" teriak mamanya yang bahkan hanya berjarak 20 cm dari telinga Gladysa.
"Iya Gladysa mandi sekarang!" jawab gadis itu sembari mengambil handuknya dan masuk kedalam kamar mandi.
Setelah siap dengan seragam serta perlengkapan sekolah yang lain, Gladysa segera turun dan menuju garasi rumahnya.
"Mah, Pah, aku langsung berangkat ya udah telat nanti sarapan di sekolah aja" teriaknya dari ruang tamu.
Sementara itu, Grealdo-- kakak laki-laki Gladysa itu sudah menunggunya di mobil sembari mengunyah permen karet favoritnya.
"Cepetan bang, bentar lagi telat nih!" ujar Gladysa setelah masuk ke dalam mobil. "Lo serius bisa sekolah? itu jidat lo masih diperban gitu" jawab Grealdo.
"Gapapa gue kan ga lemah, udah cepetan. Gue kemarin udah bolos dihari pindah pertama yakali mau bolos lagi" ucap Gladysa. Dengan segera Grealdo mengikuti perkataan adiknya itu, mobil mereka melesat keluar dari garasi menuju sekolah.
Well yes, Gladysa adalah murid pindahan Pramudya High School. Dia dulunya adalah siswa General High School, namun kakaknya yang memintanya pindah agar bisa satu sekolah dengannya. "Biar gue lebih gampang jagain lo" kata kakaknya itu.
Setelah menempuh waktu sekitar 15 menit, kakak-beradik itu telah sampai di parkiran sekolahnya. Grealdo segera mengantarkan Gladysa menuju ruang kepala sekolah untuk mengetahui kelas adiknya tersebut.
IX IPA 2 menjadi kelas baru Gladysa di sekolahnya ini. Grealdo sudah masuk ke kelasnya sejak bel tanda masuk berbunyi tadi. Dengan langkah yang sedikit gugup, Gladysa masuk dengan seorang wanita yang notebanenya adalah wali kelasnya.
Kelas yang awalnya sangat riuh itu seketika menjadi diam saat mengetahui wali kelasnya itu datang dengan seorang gadis yang membuntutinya. "Anak-anak hari ini kalian mendapatkan teman baru. Silahkan perkenalkan diri nak" ucap Bu Diah.
"Halo semua, nama gue Gladysa Deandra. Pindahan dari General High School, makasi" ucapnya. Semua murid nampak sangat exited dengan kedatangan Gladysa, terutama para murid laki-laki.
"Ada yang ingin bertanya?" tanya Bu Diah pada murid-muridnya itu. Seketika semua murid cowok dikelas itu mengacungkan tangan. Pastinya mereka ingin menanyakan hal-hal yang tidak penting, contohnya :
"udah punya pacar belum?"
"boleh minta no telfonnya?"
"bagi id line dong"
"username ig nya apa? ntar follback ya"
"nanti pulang sama gue yuk"
Dan lain-lain. Akhirnya wali kelasnya pun menyuruh Gladysa duduk di bangku kosong yang berada di no 3 dari depan. Tentunya dengan tidak menjawab pertanyaan teman-temannya tadi.
"Rayla Huddie, panggil aja Rayla. Dan lo? sapa tadi gue lupa" ujar seorang gadis yang menjadi teman duduk Gladysa saat ia baru sampai di bangkunya tersebut.
"Gladysa, salam kenal ya" jawab Gladysa ramah dengan senyum manisnya. Mereka berdua pun melanjutkan aktifitas masing-masing. Rayla yang sibuk bergutat dengan ponselnya dan Gladysa mengeluarkan bukunya untuk mencatat jadwal pelajaran.
Jam istirahat
"Gue sama Yura mau kekantin nih Sa, lo mau ikut gak?" tanya Rayla pada Gladysa. Gladysa pun mengangguk dan mengikuti langkah kedua teman barunya itu.
Sesampainya mereka di kantin, Yura memicingkan matanya. Mencoba mencari tempat yang bisa diduduki olehnya dan juga temannya itu.
"Gotcha, itu di meja 7 kosong. Ray lo yang mesen ya, gue kayak biasanya" ucap Yura yang dibalas anggukan oleh Rayla. "Lo mau apa Sa?" tanya Rayla pada Gladysa.
"Gue siomay sama es lemon tea deh" jawab Gladysa. Ia dan Yura pun segera ke meja kosong tersebut, sedangkan Rayla menuju stand makanan untuk memesan.
"Gue kebelet pipis nih, kamar mandi yang deket dimana Ra?" tanya Gladysa. "Mau gue anterin aja ga?" tawar Yura. "Gausah gue sendiri aja, dimana nih?" ucap Gladysa.
"Lo keluar dari kantin nih belok kiri terus ntar ada tulisan toiletnya kok" ucap Yura yang dibalas dengan anggukan oleh Gladysa. Lalu gadis itu pergi melesat keluar dari area kantin menuju toilet.
"Untung sepi, kan ga lucu kalo gue ngompol" ujar Gladysa pada dirinya sendiri setelah keluar dari toilet. Lalu dia mengeluarkan ponselnya, membuka aplikasi media sosialnya. Saking asiknya dia sampai menabrak seseorang yang berjalan dari arah depannya. Hingga ponsel yang tadi berada di tangannya beralih tergeletak di lantai.
Dengan cepat, Gladysa mengambil ponselnya dan mengecek apa tidak ada yang rusak dengan benda yang sudah seperti 'pacar gelapnya' itu. Lalu dia beralih memandang seseorang yang tadi ditabraknya.
"Sorry gue ga sengaja" ujar Gladysa sambil menatap cowok yang ditabraknya. Detik berikutnya Gladysa mengerutkan dahinya, dia seperti pernah melihat cowok dihadapannya ini.
"Kalo jalan matanya jangan dipake buat liat hp, pantesan aja bisa sampe keserempet" ucap cowok itu sembari melihat kearah jidat Gladysa yang masih diperban akibat kejadian kemarin. 'Jadi dia cowok yang nolongin gue kemarin' batin Gladysa.
"Lo cowok yang nolongin gue kemarin kan?. By the way nama gue Gladysa, salam kenal ya. Makasi lagi buat kemarin" ujar Gladysa sambil mengulurkan tangannya.
Cowok berbadge name 'Varael Grafapucino' itu hanya mengangkat alisnya saat melihat uluran tangan Gladysa, wajahnya masih datar. "Varael" jawabnya singkat dan segera berlalu tanpa membalas uluran tangan Gladysa.
'Dia emang irit ngomong atau gimana sih? sombong amat'
Pikir Gladysa. Lalu dia menggedikan bahunya lalu segera menuju kantin, teman-temannya itu mungkin sudah menunggu dirinya.
"Lo dari mana aja Sa? pipis atau nyari berkah?" tanya Yura saat Gladysa baru saja mendaratkan tubuhnya di kursi kantin. "Tadi gue ketemu sama orang yang nolongin gue kemarin" jawab Gladysa.
"Hah? siapa? emang dia anak sini juga?" tanya Rayla yang sepertinya kepo tentang orang yang dibicarakan Gladysa.
"Varael gitu namanya? ribet deh. Pokoknya dia itu jutek banget, mana irit banget lagi ngomongnya" ujar Gladysa. "Kak Varael?! astaga Sa, lo kenal sama dia?" tanya Rayla dengan hebohnya. Untung tidak ada yang mendengar suara nya yang setengah berteriak itu.
"Emang kenapa sih? dia nolongin gue kemarin pas gue diserempet. Jadi ya gue tadi kenalan sama bilang makasi ke dia" jawab Gladysa yang heran dengan Rayla, kenapa dia menjadi heboh sendiri?.
"Dia itu kakak kelas yang dijulukin 'ice man' disini, ya karena itu. Jutek+dingin. Tapi katanya sih ya dia itu aslinya baik" ujar Yura memberi tahu pada Gladysa. Ya mungkin karena Gladysa adalah murid baru disana jadi teman-temannya itu akan memberikan beberapa informasi yang penting seputar sekolahannya itu.
"Oh gitu, pantesan mukanya always datar banget kayak tembok kamar gue" ujar Gladysa yang dibalas kekehan dari Yura dan Rayla.
Saat sedang menikmati makanan yang dipesannya tadi, tiba-tiba ada sebuah tangan yang menarik tangan Gladysa dengan paksa. Semua tatapan penghuni kantin sekarang terpusat pada Gladysa dan Varael yang ternyata tiba-tiba datang dan menggeretnya paksa.
"Lo harus jelasin ke guru BK sekarang" ujar Varael, selalu dengan wajah datarnya. Mereka berdua pergi meninggalkan kantin dan rasa penasaran dari semua orang.
-
-
-
-
-
Hope you like it♥️
Jangan lupa vomment, sayang.
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Something In Our Feelings
Teen FictionMaaf, ini hanya sebuah kisah biasa. Kisah tentang remaja yang pasti sudah banyak kalian lihat. Bagaimana manis dan pahitnya cerita pada masa sekolah, bukan hanya tentang cinta. Tapi juga tentang sahabat dan kemungkinan yang akan timbul pada saat m...