Kini Gladysa berjalan dengan langkah gontai menuju kelasnya. Moodnya menjadi rusak, padahal ini hari pertamanya di sekolah barunya.
"Kenapa jadi gue sih yang ikut-ikutan kena semprot? kan disini itu gue korbannya" gerutu Galdysa sepanjang koridor sekolah dekat kelasnya.
Saat sampai dikelas, Gladysa segera menuju bangkunya. Dan berencana akan curhat pada teman-teman barunya itu.
"Lo kenapa dah Sa? dateng-dateng muka kek kurang disetrika gitu, kusut amat" ujar Rayla yang sedari tadi mendengarkan lagu menggunakan earphonenya, karena sedang tidak ada guru.
"Bete gue, lo tadi liat kan gue di geret-geret udah kayak kambing gitu sama si Varael-Varael tu?" ucap Gladysa yang mendapat anggukan semangat dari Rayla dan Yura, mereka sangat penasaran tentang kejadian saat dikantin tadi.
"Jadi kan kemarin gue tu keserempet waktu jalan mau kesekolah, karena abang gue telat bangun jadi gue jalan deh niat nyari angkot gitu. Terus pas gue diserempet, pala gue kebentur aspal sampe gue jadi pingsan. Nah pas udah di rumah sakit ternyata yang bawa gue kesana Varael." cerita Gladysa, kedua temannya itu mendengarkan dengan seksama.
flashback on
"Lo ngapain sih ngajak gue kesini?" tanya Gladysa saat dia dibawa dengan paksa oleh Varael menuju ruang BK.
"Diem atau lo bakal nyesel?" jawab Varael yang membuat Gladysa pasrah dengan keadaannya sekarang.
Gladysa dapat melihat seorang wanita dengan kaca mata yang berada pada pangkal hidung itu duduk pada sebuah kursi diruangan tersebut. "Duduk kalian berdua" titah guru BK tersebut dengan tegas.
"Varael, kamu sudah berapa kali masuk ruangan ini dalam satu bulan? kamu ini sudah kelas IIX, mau jadi apa kamu kalau kerjaannya hanya membolos dan berbuat ulah disekolah?" ujar guru BK tersebut memulai ritualnya, ya. Menceramahi Varael sudah seperti ritual bagi Bu Rita-- guru BK Pramudya High School.
"Saya udah bilang kan bu, kalau saya kemarin ga bolos. Ibu bisa denger penjelasan dari dia" jawab Varael sembari menunjuk Gladysa dengan dagunya.
Mendengar itu, Gladysa mengerutkan keningnya. Dia belum konek, dia tidak mengerti dengan perkataan Varael.
"Jelasin kenapa kemarin gue ga masuk" ucap Varael yang sepertinya mengerti kalau Gladysa kebingungan.
"Ma-af bu, kemarin dia ga masuk karena nolongin saya waktu kecelakaan dijalan. Dia yang nganterin saya kerumah sakit" ujar Gladysa sedikit kikuk. Bagaimana tidak, dia sedikit ngeri melihat wajah sangar gurunya itu.
"Kamu ga bohong kan? kamu murid baru disini. Awas saja kalau sampe berani membuat masalah, apalagi di hari pertama kamu ini" Gladysa hanya mengangguk menanggapi omongan gurunya itu.
"Karena kamu sudah membolos kemarin, jadi Varael, pulang sekolah bersihkan perpustakaan. Dan kamu Gladysa, awasi dia. Jangan sampai dia kabur" ucapan Bu Rita itu sontak membuat kedua murid didepannya itu seakan ingin protes.
Namun dengan cepat Varael menarik tangan Gladysa untuk keluar dari ruangan tersebut. "Iya bu, kami balik ke kelas dulu" ucap Varael sebelum beranjak dari ruang BK tersebut.
"Lo gausah protes, gue udah tau Bu Rita itu gimana. Yang ada hukumannya bakal ditambah kalo lo protes" ujar Varael yang seakan tau bahwa Gladysa akan memprotes dirinya.
"Jangan kabur lo ntar, gue laporin" Setelah mengatakan itu, Gladysa segera pergi dari hadapan Varael. Lalu segera menuju kelasnya.
Flashback off
"Yaampun Sa, itu sih namanya lo dapet rejeki nomplok. Kapan lagi coba bisa berduaan sama kak Varael?" ujar Rayla dengan wajahnya yang berbinar setelah mendengar cerita Gladysa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Something In Our Feelings
Teen FictionMaaf, ini hanya sebuah kisah biasa. Kisah tentang remaja yang pasti sudah banyak kalian lihat. Bagaimana manis dan pahitnya cerita pada masa sekolah, bukan hanya tentang cinta. Tapi juga tentang sahabat dan kemungkinan yang akan timbul pada saat m...