Two

98 18 2
                                    

"Woyyy!! Mbaknya nglamun aja si." Teriak Yesi tepat pada telinga Inka yang sedang terduduk di salah satu meja kantin.

"Ishh!! Kebiasaan lo Yes, hobi banget buat orang jantungan." Balas Inka kesal.

"Salah siapa lo main ngacir aja ke kantin, ninggalin gue sama Airin lagi."

Inka mendengus, "Habisnya kalian ngeselin sih. Demen banget jodohin gue sama tu kutil kuda!"

"Iya deh kita minta maaf hehe. Mending langsung pesen makan aja deh perut gue udah gak kuat nih, habis dihukum juga kasihan kan ni perut huhu." Ucap Airin sambil memasang wajah tersiksa. Muka-muka drama ya gini!

"Hm gue aja yang pesenin. Kalian mau pesen apa?" Tanya Inka pada Yesi dan Airin.

"Pesenannya samain aja, bakso sama es jeruk." Jawab Yesi.

"Oke!"

Inka pun segera berlalu untuk membeli bakso dan es jeruk miliknya dan sahabat-sahabatnya. Sambil menunggu pesanannya datang Airin sibuk dengan ponselnya, begitu juga Yesi. Beberapa saat kemudian Inka datang membwa tiga bakso dan es jeruk yang diletakkan diatas nampan.

"Nih pesenan kalian wahai tuan putri."

Yesi terkekeh kecil sambil mengambil bakso dan es jeruknya dari atas nampan, "Makasihh kesayangannya abang Udin."

Mendengar itu Inka hanya mendengus seraya menampilkan wajah kesalnya. Karena ia tau, kalau sahabat-sahabat gesreknya ini sudah membawa nama Udin dalam percakapan mereka, pasti urusannya panjang. Memang dasarnya mulut mereka itu penuh kebohongan, baru beberapa menit mereka berjanji tidak akan menjodohkannya dengan Udin lagi. Yah tapi seperti biasa harapan tak seindah realita.

Melihat Inka yang tak bergeming sama sekali, Yesi hanya menghela napas panjang. Karena merasa tak digubris, ia mulai memakan bakso miliknya. Namun Yesi tetaplah Yesi dia tidak pernah bisa diam walau hanya semenit. Karena selanjutnya bukan Inka yang menjadi sasaran ejekannya tetapi beralih kepada Airin yang terlihat sibuk apabila sedang berurusan dengan makanan bernama bakso.

"Eh Rin gimana lo udah sadar belom kalo lo punya perasaan sama si Rasya?" Yesi berkata sambil tersenyum. Senyum yang menebalkan pastinya!

"Gue gak suka sama Rasya." Balas Airin cepat.

"Ah masa sih rin, bukannya lo suka ketawa gitu ya kalo si Rasya ngeluarin guyonan recehnya itu?"

"Ketawa gak berarti suka!!" Ucap Airin. Namun kali ini dengan nada yang sedikit ketus.

Yesi hendak kembali membalas perkataan Airin, namun kalimatnya gagal terucap saat ada suara heboh yang berasal dari pintu masuk kantin.

"Hello brother and sister sekalian. Hm pasti kalian rindu kita kan." Teriak seorang lelaki sambil menaik turunkan alisnya. Yah siapa lagi kalo bukan Rasya dan teman-teman sedengnya yang dengan tak tau malunya menyapa seisi kantin. Bahkan kucing yang tak sengaja lewat pun diajak salaman oleh mereka.

"Woyy broo, lama tak berjumpa. Gimana bro dapet apa hari ini?" Tanya Riko pada seekor kucing yang kini berada di tangannya.

"Meong."

"Wah dapet ayam bro? Wah makin subur aja dong kalo gitu, habisnya tiap hari makannya ayam mulu." Ujar Riko sambil terkekeh kecil.

"Meong meong."

"Oh lo kangen bini lo? Yaudah bro lo boleh pergi. Sukses ya semoga cepat diberi momongan." Kemudian Riko menurunkan kucing tersebut sambil tak lupa mengucapkan good bay, seakan mereka adalah teman lama yang baru bertemu lalu dengan terpaksa harus berpisah kembali.

Seisi kantin yang melihat kejadian tersebut (terutama para gadis yang menjadi fangirl mereka) berteriak histeris seakan baru melihat kecoa terbang dengan sayap kupu-kupunya.

Maybe!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang