Alarm yang aku setting jam 05.00 pagi bergetar tidak santai, aku membuka mataku bertepatan ketika Miley Cyrus dengan sadisnya menyiram wajahku dengan saus seakan tak rela lelakinya Liam Hemsworth aku ganggu meskipun hanya dalam mimpi.
Aku peluk kembali bantal seakan memeluk Liam yang seperti nyata datang kedalam mimpiku.Kulirik teh echi yang keluar dari kamar mandi meringis sambil menakan perutnya “teh kenapa?”
“ra aku dapet nih sakit, padahal pagi ini kita mau jogging” wajahnya mengkerut tangannya memeluk perut
Semalam aku dan teh Echi sengaja menyusun itinerary untuk hari ini, rekanku yang lainnya selain aku dan teh Echi akan pergi mengunjungi berbagai spot yang wajib ketika mengunjungi Singapura.
Teh echi yang sudah pernah sekali kesini tak ingin lagi berjalan sampai kram dengan wajah terbakar hanya untuk mengunjungi Universal Studio— so do i.“mau minum obat gak teh? Aku bawa anti nyeri”
“ngga deh nanti juga hilang, aku ngga ikut jogging gak apa-apa ra? ngga kuat”
“gak apa-apa teh, tapi nanti kuat gak wiskul sama ke bugis ?”
“kuat !” jawabnya pasti
“woo dasar, makan sama belanja aja kuat olahraga kagak” kulirik Eni dan siska yang masih bergelung didalam selimut “En, ka, bangun katanya mau foto sama singa” aku membuka selimut yang membelit keduanya dikasur
“duh masih ngantuk”
“ya kalian ngapain juga nongkrong di jalan sampe jam 11 malem”
“si Kia bilang kapan lagi katanya nongkrong malem-malem di luar negeri” jawab teh Echi
Tapi untung sih para wanita ini pulang jam 11 malam, aku yang baru pulang jam 9.30 malam terselamatkan.
Dipta seakan lupa kalau aku sudah duduk 2 jam dikursi layaknya pajangan sampai aku berbohong mengatakan teh Echi akan segera pulang kepada dipta yang mana aku harus segera kembali ke apartement karena key card yang dibawa olehku.
Padahal boro-boro memberikan kabar, teh echi seperti lupa aku sendirian di apartmen kalau tidak dibawa dipta, teh echi malah sibuk memenuhi titik di ig story miliknyaSungguh aku tidak mengerti apa artinya yang dipta katakan untuk menemaninya minum teh kalau dia sebenarnya sudah mempunyai janji dengan temannya, dan apa fungsi aku duduk disana? Tidak ada, sekali lagi aku hanya diam dengan dibayar 1 gelas teh seharga 11 dolar.
“i’m leaving” pamitku
kulihat teh echi kembali membaringkan tubuhnya dikasur “okay now let me sleep for awhile”
Keluar apartment aku menggunakan sweather berwarna abu-abu, celana hitam slim fit, sepatu olahraga berwarna abu muda dan kerudung hitam, tak lupa membawa handphone, dompet, pasport dan air mineral didalam tasku.
Aku melihat rute terbaik di google maps, untuk menuju ke henderson waves diperlukan kira-kira 1 jam jika aku berjalan kaki—like hell no aku akan jogging disana bukan saat menuju kesana, 40 menit menggunakan MRT yang aku tidak yakin hanya 40 menit ingatan ku kembali pada saat perjalanan pulang bersama ibra menggunakan MRT yang mana kita berjalan jauh hanya untuk mencapai pintu keluar—big no! Dan terkahir menggunakan kendaraan online yang menurutku sangat praktis dan tidak memerlukan banyak waktu hanya 13 menit—oke perfect!
Tidak perlu takut berjalan sendiri di negeri yang belogo singa ini, singapura terkenal dengan tingkat kriminalitas terendah. Bagaimana tidak, kalian akan menemukan CCTV yang tersebar dimana-mana dari pusat perbelanjaan sampai berbagai sudut kota.
Ya.. meskipun Indonesia masih berada di posisi sekian untuk tingkat kriminalitas tetap saja aku sudah mencintainya saat pertama kali kunyanyikan lagu Indonesia Raya setiap hari senin. Aku mencintainya dengan segala begal, pelakor, hoax, mimi peri, dan lambe-turahnya—the definition of love menerima kelebihan serta kekurangannya kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
CITO!
General Fiction"pesen makan cito!"- dr. Pradipta Erlangga Fahlevi, SpOG (K) "Jadi yang cito pesen makan apa operasi dokk ?!!!" - kacung sejawat tenaga kesehatan ( bidan ) Tentang keseharian Ramania bidan yang menjadi kepala ruangan di ruang bersalin. Dan.. Pradi...