Part 16 - Aku Cemburu?
"Aku mah apa atuh. Cuman bisa ngeliat kamu sama orang lain bahagia aja udah seneng."
🍭🍭🍭
Dave mengantar Athilla sampai ke markas di mana ia sering berkumpul bersama teman-temannya. Sejak mereka sampai di sini, Athilla terus menampilkan wajah herannya.
"Dave, kok kita ke sini sih? Anterin gue ke asrama aja, yuk!" kata Athilla.
"Ogah!"
"Ish, kok ogah sih?!"
"Gue nggak mau kalau asrama sampai diacak-acak sama anak Bakti. Anak SMA itu emang keparat! Anj-"
"Ssst, gue nggak mau kuping gue nggak suci gara-gara denger sumpah serapah lo. Diem!"
"Lo yang ngajak ngobrol duluan."
Athilla menggeram. Berbicara dengan Dave memang tidak akan bisa berhenti jika terus diladeni.
Keadaan hening meliputi keduanya. Dave yang tengah memainkan ponselnya, sedangkan Athilla tengah menatap ke sekeliling markas.
"Kok, lo tadi bisa lewat lapangan?" tanya Dave memecah keheningan.
"Gue abis dari rumah temen. Sebenarnya gue tadi udah pulang, tiba-tiba temen gue telepon kalau barang gue udah sampai."
"Barang apaan?"
"Kepo banget, Bang."
"Gini nih, anak zaman sekarang. Ditanya dikit, bilang kepo. Romantis, dibilang lebay. Ngasih pendapat, dibilang curhat. Nunjukin perasaannya, dibilang baper. Hadeuh."
"Gini nih, anak zaman sekarang. Baperan!" balas Athilla.
"Gue baperan? Sorry, nggak level."
BRAK
Suara pintu yang didobrak, membuat kedua remaja itu terkejut.
"Temen-temen gue udah balik," ujar Dave sembari beranjak dari posisinya.
"Anjing! Tepar gue!"
"Yaelah! Gini doang tepar?"
"Berisik lo!"
Umpatan demi umpatan yang segerombolan laki-laki itu katakan, cukup membuat hati Athilla menciut. Entahlah, ia merasa berada di tempat yang salah. Bodohnya, ia mau-mau saja diajak Dave ke tempat seperti ini.
"Kok lo udah di sini duluan, Dave?" tanya salah satu dari mereka, lalu melirik ke arah Athilla. "Buset, lo bawa cewek ke sini?!"
Dave mendelik. "Kepo lo, Malih! Kagak usah gangguin dia."
"Gue nggak akan gangguin dia, tapi gue godain dikit. Syuit-syuit!"
"Kagak jelas lo, Tong!" Dave menggeplak kepala temannya.
Di saat tengah termenung menatap perbincangan Dave dengan temannya, seorang laki-laki datang menghampiri Athilla.
"Ngapain di sini?"
Athilla gelagapan. "Tadi... gue-"
"Dia dikejar-kejar sama anak Bakti, tadi. Gue bawa deh ke sini, biar aman." Dave tiba-tiba menyahuti.
Laki-laki di hadapan Athilla mengangguk. "Oh, gitu. Jadi, lo juga anak SMA Pelita Harapan?"
Dengan kaku, Athilla mengangguk. "Iya."
"Udah, sana pergi! Ganggu aja!" Dave mengusir laki-laki yang sedari tadi terus melontarkan pertanyaan kepada Athilla.
Kini, giliran Athilla yang memarahi Dave. "Ehm. Gue di sini bukan buat nontonin kegiatan lo sama geng lo, ya? Udah jam berapa ini?!" Athilla mengetuk-ngetuk jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUMORIS
Ficção AdolescenteTDS - 2 ; hiatus (you can read it without reading the prev series) Athilla Faranisa Fredella Seorang fangirl yang menyukai cogan, hal-hal yang manis, namun tak suka hanya diberi janji-janji manis. Dave Gavin Mahardika Seorang most wanted, playboy, d...