𝙃𝙖𝙥𝙥𝙮 𝙧𝙚𝙖𝙙𝙞𝙣𝙜 (•ө•)♡
-
-
"Park Jihoon?"
"Hm?"
Daniel terkekeh. Matanya tak bisa lepas dari sosok cantik yang tengah tertidur pulas dengan tangan yang ia jadikan sebagai bantalan.
"Kau mendengarku?"
"Hm."
Lagi-lagi Daniel merasa gemas ingin mencubiti pipi Jihoon. Lelaki manis itu dengan damai menutup matanya. Beberapa anak rambutnya jatuh menyentuh dahi, bibir ranumnya tertutup rapat, membuat Daniel semakin terpana dengan pemandangan yang sedang ia lihat itu.
"Kau sangat cantik."
"Hng, tidak."
"Kau sangat cantik."
"D-diam, aku sedang tidur!" Jihoon merengek, mengerutkan alisnya lucu seraya menggeliat kecil. Daniel menahan nafasnya, berusaha sekuat tenaga menahan gejolak dalam dirinya agar tidak menyentuh Jihoon. Bisa-bisa ia membangunkannya.
Somniloquy.
Begitu yang Daniel dengar dari orang-orang. Park Jihoon si pengidap somniloquy akut alias gejala berbicara ketika sedang tertidur. Mungkin ini adalah hal biasa yang kerap terjadi pada hampir setiap manusia. Tapi Park Jihoon ini berbeda. Dia akan menjawab semua ucapanmu ketika ia sedang terlelap seolah ia sedang sadar. Dan ketika bangun, ia tidak akan ingat apa-apa layaknya orang bodoh.
Park Jihoon sering di sebut aneh oleh teman sekelasnya karena kebiasaannya satu ini. Dan itu mengganggu Jihoon. Maka dari itu Jihoon sering kali menjaga dirinya agar tetap terjaga di kelas, supaya ia bisa meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan ketika ia tertidur.
Namun kali ini, Jihoon mungkin sedang tidak beruntung.
Kang Daniel, partner satu ekskul dance Jihoon, menangkap Jihoon tengah tertidur pulas di ruang latihan.
"Jihoon, apa kau mengenal suaraku?"
"Siapa kau?"
"Aku.. pengagum rahasiamu."
Jihoon menggaruk pangkal hidungnya, menggertakkan gigi. "Berisik."
Daniel tersenyum. Jantungnya berdegup tak karuan menatap Jihoon yang damai dalam tidur. Daniel memang jarang mendapatkan kesempatan untuk berbicara pada Jihoon ketika ia sadar. Daniel merasa- malu. Ya, ia tak cukup berani untuk mengajak Jihoon bicara. Daniel sudah lama memendam rasa suka pada lelaki manis ini. Tapi ia tidak pernah bertindak lebih jauh selain hanya menikmati senyuman Jihoon dari jauh.
Ya, Daniel cukup bahagia hanya dengan melihat Jihoon bahagia.
"Jihoon, apa aku boleh berteman denganmu?"
"Asal kau memberiku choco float setiap hari."
Daniel menahan tawa, "Itu namanya pemerasan, Ji."
"Tidak ada yang gratis di dunia ini."
Sialan.
Park Jihoon benar-benar menggemaskan.
Daniel membaringkan tubuhnya di sebelah Jihoon, semakin menipiskan jarak. Samar-samar, Daniel bisa merasakan deru nafas Jihoon yang hangat.
"Boleh aku bercerita padamu?"
"Hm."
Daniel menghela nafas pelan, "Aku sedang menyukai seseorang."
"Lalu?"
"Aku tak cukup berani untuk mengungkapkannya. Payah sekali bukan?"
"Pengecut." Jihoon mendengus dalam tidurnya, "Kenapa tidak kau ungkapkan saja?"
YOU ARE READING
Park Jihoon One Shoot
Short Story𝘈 𝘤𝘰𝘭𝘭𝘦𝘤𝘵𝘪𝘰𝘯 𝘴𝘵𝘰𝘳𝘺 𝘰𝘧 𝘞𝘪𝘯𝘬 𝘒𝘪𝘯𝘨, 𝘗𝘢𝘳𝘬 𝘑𝘪𝘩𝘰𝘰𝘯! 𝘌𝘯𝘫𝘰𝘺 𝘺𝘰𝘶𝘳 𝘵𝘪𝘮𝘦! © 𝙝𝙤𝙧𝙖, 2019.