Chapter21 - Menyebalkan

3.8K 182 0
                                    

Karna sahabat akan selalu ada di saat
situasi terburuk sekalipu.

Sovia Amanda

.

.

.

.

Sovia membanting seragam olah raga miliknya ke atas mejanya, suasana hatinya sedang dalam tahap hati hati karna kesialan yang terjadi padanya secara terus menerus hari ini.

Oh ayolah, sebenarnya ada apa dengan hari ini? Mengapa kesialan tak ada henti hentinya juga? 'Yaallah salah apa sebenernya gue?' Batin Sovia menjerit.

Ia menghempaskan dirinya di kursi kelasnya dan langsung membenamkan kepalanya di lipatan tangannya yang ia taruh di atas baju olahraganya. Ia kesal bukan main, apalagi jika mengingat tadi saat di lap komputer ingin radanya ia menamuk dan membanting keyboard dan layar monitor di depannya, dan menendang CPU yang ada di samping kakinya tadi.

Di samping Sovia ada Ulia yang tengah menahan tawa mati matian dengan mengulum senyum, ia sengaja memainkan game yang ia ketahui dari Alvin agar Sovia tidak tau jika ia tengah menahan tawa.

Sebenarnya ini adalah jam akhir sekolah. Hari ini ternyata akan di adakan rapat sekolah yang membuat para guru harus berkumpul untuk membicarakan perayaan ulang tahun sekolah yang rencananya akan di adakan bersama dengan sekolah lain yang entah ini sekolahan mana, Ulia tak tau.

Begitu mendengar suara bel berbunyi nyaring Ulia langsung saja memasukan peralatan sekolahnya ke dalam tas dengan menata sedemikian rupa di dalam tasnya, tanpa mau menegur Sovia yang tengah dongkol menahan kesal.

"Gua duluan ya?" Ucap Ulia yang kini tengah berdiri di samping Sovia.

Sovia memandang Ulia. "Bareng dong." Ucapnya lesu.

"Motor lu gimana?" Ulia bertolak pinggang.

Sovia meringis dan tersenyum ke arah Ulia. "Iyah gua lupa kalo bawa motor."

"Dasar, yaudah gua duluan ya." Lalu dengan secepat mungkin Ulia keluar dari ruang kelas yang menyisahkan beberapa orang di dalamnya. Sovia menghela nafas, lalu ia membereskan peralatan sekolahnya dan memakai jekatnya setelah itu berjalan keluar kelasnya.

Saat ia keluar tenyata sekolah sudah lumayan sepi, di parkiran juga sudah banyak motor motor yang hilang karna di bawa pergih oleh pemiliknya. Dan tanpa banyak pikir ia langsung saja berjalan keluar sekolah menuju bengkel tempat di mana motor kesayangannya berada. Jika ada Bebi mungkin kini Bebi akan berkata bahwa motornya itu bukan masuk bengkel tapi masuk rumah sakit.

"Ehh ada yang jalan kaki nih."

"Hihi, iyah kasian." Kata suara lainnya.

Sovia memutar bola matanya malas saat mendengar suara centil yang bernada mengejek itu di belakangnya. Tanpa menoleh pun ia tau siapa itu, ingin meladeni tapi ia malas rasanya hanya untuk membuka mulut.

"Kayanya dia berubah jadi budek guys." Ucap suara yang menurut Sovia mirip seperti nenek lampir yang menyeramkan.

"Heh! Lo budek ya?!"

'Abaikan sov, abaikan. Anggap aja setan gila.' Batinya.

Sovia masih terus berjalan tanpa mau membalik badannya meladeni nenek lampir yang kini hanya berdua saja dengan dayangnya yang juga sama meyeramkan penampilannya dengan dia.

My Cold Possesive Boyfriend(Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang