BRAAAAK!!!
Dengan tergesa Jungkook membuka pintu ruang kelas. Aroma harum menyengat sontak menguar, menyerang adrenalinnya yang sudah meninggi entah sejak kapan. Jungkook merasa marah―dusta jika tidak. Namun bukan kemarahan itu yang kini menguasainya, melainkan perasaan khawatir dan takut yang entah tanpa alasan menguasai pikirannya.
Para gadis di ruang kelas itu hanya bisa membeliakkan mata, menatap heran padanya seolah dirinya sesosok makhluk asing. Namun memang kenyataannya demikian. Jungkook tak bisa menampik.
"Tae-Taehyung, hah hah hah." Ia coba mengatur kembali napasnya yang terengah. "Dimana d-dia?"
Matanya langsung mengedar ke segala sudut ruang kecil itu, mencari sesosok omega jantan yang ia kenal baik.
"Kim Taehyung-ssi?" tanya salah seorang gadis. Jungkook tahu namanya Eunha. Dia omega cantik yang jadi incaran banyak alpha di sekolah ini.
"Ya, kemana dia?!" Jungkook meninggikan suaranya. Sebetulnya tak perlu, tetapi perasaannya yang menggebu-nggebu membuat suaranya otomatis meninggi.
"Dia ijin hari ini. Tadi dia mengatakannya sendiri di grup chat kelas kami." balas Eunha.
"Hah, ijin?" Jungkook menaikkan sebelah alisnya.
"Iya. Katanya dia demam." Eunha mengangguk.
Selepas terbangun dari keterkejutan mereka, para gadis omega itu mendekat pada Jungkook, mengelilinginya dengan mata berbinar.
"Jungkook-ssi, untuk apa kau mencari Taehyung? Kenapa tak mencari kami?"
"Iya benar. Kau tak pernah tertarik dengan omega sebelum ini. Apa Taehyung itu diam-diam mate-mu?"
Jungkook pun mulai gugup. Pertanyaan demi pertanyaan makin banyak dilontarkan padanya. Ia menelan ludah, lalu menarik dirinya dari kerumunan beraroma harum itu.
"B-bukan urusan kalian. D-dia bukan mate-ku!"
Selangkah menjauh, Jungkook keluar dari pintu kelas dan membanting daun pintu itu keras-keras. Lantas, ia berjalan dengan wajah bersungut marah karena tak mendapatkan apa yang dia inginkan. Ia tak bertemu Kim Taehyung―sebentar saja tidak.
Semua ini tidak akan terjadi jika sejak kemarin Taehyung mengangkat puluhan panggilan darinya. Jungkook tak ingin mengaku, tetapi ia merasa khawatir. Bagaimana jika Bogeum melukai Taehyung? Bagaimana jika omega itu sebenarnya merasa tersiksa?
Mengetahui kenyataan Taehyung tidur dengan lelaki lain hanya beberapa jam setelah tidur dengannya saja sudah membuatnya kesal, apalagi saat tahu pria brengsek itu menyakitinya. Rasa marah sekaligus khawatir langsung membuncah dalam dirinya.
Sebenarnya untuk apa Jungkook marah?
Ia tak punya hak.
Apa yang dilakukannya dengan Taehyung kemarin hanya one-stand-night saja―tidak lebih. Taehyung sendiri bilang, bahwa esok hari keduanya akan kembali jadi orang asing, bukan orang yang saling bermasalah dan membenci satu-sama lain. Mereka berdua sudah sama-sama membayar hutang, tak lagi ada beban, tak perlu pula saling berhubungan.
Seharusnya begitu.
Lalu mengapa Jungkook merasakan kegundahan ini?
"Sial!"
Bogemnya mendarat keras pada tembok hingga menimbulkan suara. Ia lampiaskan kekesalannya yang membuncah itu dalam sebuah pukulan. Tubuhnya merosot ke bawah, ia jongkok dan membenamkan kepalanya dalam lipatan kedua tangannya. Rasa nyeri mulai menjalar dari ujung jemari yang mulai meneteskan darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
LINE A [KookV / KookTae]
FanfictionFeromon beraroma cokelat itu begitu memabukkan bagi Taehyung, membawanya keluar dari sisi rasionalitas, terjatuh dalam lembah bernama cinta. Bagaimana mungkin seorang omega kotor sepertinya berani mengharapkan alpha setia yang telah memiliki mate it...