CHAPTER I (Awal)

47 6 6
                                    

Namaku Nadira, Nadira Kusuma, ketika orang mendengarnya orang mungkin akan bertanya ini perempuan atau laki laki?. orang biasanya memanggilku Nadir, Dir atau Dira. Orang bilang aku cuek, tomboy dan gak pedulian tapi menurutku aku tidak seperti yang mereka bilang. Dan inilah kisah ku.

Pagi itu upacara bendera sudah akan dimulai, ternyata giliran kelasku yang jadi petugas upacara. Tapi hari itu aku terlihat sangat menyedihkan, mata sembab, pandangan kosong, lemas, gak karuan! Tapi aku tetap coba terlihat biasa biasa saja setelah semalaman menangis ditemani ibu dikamarku, pagi itu tak ada yang tau apa yang sebenarnya terjadi. Upacara akan dimulai tapi air mataku masih saja tidak bisa diatur, badanku serasa ingin tumbang, lalu menangis saja!

     Selama dibarisan aku hanya diam dan bersandar dipundak Gita sambil memandangi Mahatma dibarisan kelas lain entah kenapa. Mahatma adalah temanku. Teman dekatku.

"Kenapa Dir?" Tanya Gita penasaran yang sedang kusandari pundaknya dibarisan.

"Ngapapa Git"

"Kalo ngapapa kenapa matanya bengkak kaya abis nangis semalaman gitu? Lo kenapa?"
Kupeluk Gita dari belakang dengan dada sesak karena menahan tangis agar tidak terlihat dan terdengar oleh siswa lain dibarisan.
Gita yang kaget dan peka akan itu mengajak ku ke UKS.

"Ke UKS yuk! Gak usah baris!"

      Sesampainya di UKS aku hanya bisa menangis sambil terisak isak dengan pandangan kosong ku mengatur napas agar bisa berbicara.
Gita yang penasaran denganku bertanya

"Lo kenapa Nadir?"

"Gue nga tau harus cerita gimana Git, biarin gue nangis dulu".

"Lo diapain lagi sama si Dika brengsek itu? Emang dasar yah tuh cowo dasarnya emang brengsek tapi lo tetep kasi kesempatan sih Dir. Liatkan dia nyakitin lo lagi!"
Muka Gita terlihat sangat marah melihat keadaanku saat itu. Namun aku tidak menjawab apa apa, karena untuk bicarapun aku sangat lelah.

Kejadian kemarin benar-benar buat aku setengah hancur, saat kita udah sepenuh hati sayang sama seseorang yang kita pikir udah tepat, pokoknya udah itu aja gamau yang lain dan tidak pernah terpikir akan melakukan hal sebodoh itu tapi kenyataannya yah dia tidak seperti yang kita maksud. No! Ini bukan perselingkuhan, lebih dari itu! Having sex with someone else! Yah sex! Untuk kedua kalinya hal ini terjadi lagi dalam hidupku. dikhianati dengan perilaku sebiadab itu, Ah aku sangat benci hal ini!

********
"Upacara udah selesai Nadir! Ke kelas yuk, bu Rini udah jalan ke kelas tuh". teriak kecil Gita didepan pintu UKS.
Aku mengiyakan dan berjalan kekelas bersama Gita, dijalan aku berpapasan dengan Mahatma.
Dengan muka menyebalkannya dia ngomong

"mata lu napa Dir? Bengkak amat, abis ditusuk tawon lu? Hahahaha"

Iyaa, dia adalah Mahatma, cowo nyebelin yang harus aku hadepin tiap hari disekolah. Aku memanggilnya Mamat. Mahatma terlalu bagus untuk orang menyebalkan seperti dia. Dia temanku, teman sekaligus mantan ku. Kita memang dulu pernah pacaran tapi pas masih bocah, Jaman SMP lah. Jadi sekarang udah kaya sohib banget.

Andaikan Mahatma tau. Aku masih tetep menyayanginya, Kita memang pernah pacaran 3 tahun lalu, tapi namanya masih tetap ada disetiap langkah kaki ku. Bahkan ketika aku pacaran dengan Dika, aku masih menyayanginya. Ini memang aneh tapi pernahkah kamu menemukan seseorang yang kemanapun kamu pergi tetapi namanya tidak pernah hilang dibelakangmu. Hal lain yang membuat Mahatma berbeda adalah dia terlalu menyebalkan dan sangat lucu diwaktu yang bersamaan, kita bahkan bisa tertawa terpingkal pingkal walau hanya dengan saling bertatap-tatapan, kita terlalu sama, itulah yang mungkin membuat pertemananku dengannya sangat dekat sejak 2 tahun ini.
Aku tidak tahu apa dan bagaimana perasaannya kepadaku, dia terlalu misterius dan susah ditebak, aku kadang berpikir kenapa dia terlihat sangat cuek dan tak acuh terhadap wanita lain sementara aku, dia bahkan selalu meluangkan waktunya paling tidak sehari untuk mengusili ku.

Mahatma & NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang