Sejak pagi tadi Bobby sudah ada di kantor, sudah berkutat dengan dokumen-dokumennya kembali. Entah sejak kapan ia mulai sibuk lagi seperti ini, tak ada hentinya tangan Bobby mengetik dan menandatangani beberapa dokumen yang harus di laporkan.
Ia sudah ditemani oleh Lisa yang juga masih sibuk dengan catatannya, peluh membasahi keningnya dan sesekali ia mengusapnya dengan tisu, walau di ruangan sudah terpasang AC namun jika berurusan dengan dokumen-dokumen semua itu terasa melainkan hanya rasa panas yang ada, dan rasa ingin menjauhkan diri dari banyaknya dokumen yang menumpuk.
Bobby berdehem membuat Lisa mengalihkan atensinya yang semula sibuk dengan catatan kini sudah beralih pada Bobby. Lisa mengangkat sebelah alisnya seperti sedang bertanya pada Bobby, ia terkekeh melihat Lisa.
"Dari pada serius terus, curhat dong mah." Bobby tertawa mendengar ucapannya sendiri.
"Iya dong." sambung Lisa.
Mereka kembali saling tertawa, membuat suara mereka menggema di ruangan.
"Tau gak?" Lisa yang memang tak tahu lantas menggelengkan kepalanya.
"Kemaren waktu bolos kerja, gue ketemu sama calon jodoh masa."
"Muka dia manis banget, gue sampe kepincut sama semuanya termasuk senyumnya ya walaupun dia jutek. Seumur-umur gue baru pertama kali terlampau ingin tau sama seseorang, bahkan itupun gue gak sengaja ketemu di club." lanjutnya.
Lisa yang hampir tersenyum kembali mengurungkan niatnya, dia harus menanggapi apa? Entah Lisa tak bisa berkata kata, lidahnya kelu untuk sesaat.
"Dan lo mesti tau, gue seharian jalan sama dia. Bayangin aja dewi fortune lagi berpihak sama gue Lis, gue pengen lebih deket sama dia. Banyak yang bilang cinta pandangan pertama itu indah, itu gue yakin sih setelah ketemu sama dia, gue jatuh cinta."
Lisa memamerkan senyum terpaksa mendengar Bobby yang sangat antusias menceritakan wanita yang menurut Lisa wanita yang beruntung karena bisa dicintai oleh Bobby, sosok yang dari dulu Lisa kagumi.
Dia menundukkan kepalanya, hatinya terasa sakit mendengar ini. Seperti ada ribuan anak panah yang baru saja menghujam hatinya secara bertubi-tubi, ingin sekali Lisa menangis, dia ingin mengatakan bahwa dia sangat mencintai Bobby.
"Lis menurut lo gimana?" Lisa mendongak mendengar namanya di panggil, dia diam cukup lama.
"Deketin lah, pepet sampe dapet." ucap Lisa dengan senyum yang dipaksakan.
Bobby tersenyum, mengangguk dan memberi gestur siap pada Lisa. Ia senang wanita yang sudah Bobby anggap adiknya ini selalu mendukungnya disaat suka maupun duka, Lisa merupakan tempat untuk Bobby berkeluh kesah, ia akan sangat terbuka jika sudah bersama Lisa karena ia percaya.
Bobby membulatkan tekadnya, malam ini ia ingin mengunjungi club June. Untuk sekedar bertemu dengan Jisoo, ia merasa benar-benar sudah dibuat mabuk oleh Jisoo.
***
Jam menunjukkan pukul sepuluh, malam yang sangat Bobby tunggu sudah datang didepan mata. Ia ingin segera kesana, namun ia mengurungkan niatnya karena pekerjaannya belum dan hampir selesai. Setelah memakan beberapa menit, ia menyelesaikannya. Bobby melenggang pergi setelah menepuk bahu Lisa dan berpamitan dengannya, dia tersenyum kecut melihat Bobby pergi dan terlihat terburu-buru.
Setelah sudah didalam mobil, ia menyalakan mesin mobilnya dan berangkat menuju club, dengan kecepatan sedang ia bersenandung sambil melihat jalanan yang cukup lenggang tak ramai seperti biasanya.
Tak begitu lama akhirnya ia sampai, masuk kedalam area hiburan malam itu dan segera memarkirkan mobilnya. Bobby tersenyum pada dua orang yang menjaga di depan pintu, dan langkahnya terhenti di meja bar depan seperti yang ia lakukan malam kemarin.
Matanya masih tak berhenti menelusuri penjuru club, ia tak melihat Jisoo disini. Bartender yang datang pun bukan Jisoo, lantas kemana wanita itu? pikir Bobby.
Karena tak menemukan Jisoo, matanya menangkap sosok sahabatnya sekaligus pemilik club malam ini. Bobby menghampiri dan menepuk bahu June pelan, dia menoleh dan tersenyum mendapati Bobby disana.
"Whats up Bob!" ucap June.
Bobby menyuruh June untuk ikut bersamanya, dia pun mengikuti langkah Bobby tanpa bertanya.
"Kenapa?"
"Bartender cewek yang kemarin kok gak ada?" terang Bobby.
"Maksud lo Jisoo." Bobby mengangguk.
"Dia cuman kerja dua malam disini, emang kenapa sama dia?"
Bobby menggeleng, ia jadi tak ingin lama-lama disini. Bobby ingin bertemu dengan Jisoo, namun wanita itu tak ada.
"Lo tau sesuatu tentang dia?"
"Ck, ya tau lah. Dia sepupunya Rose."
Bobby sedikit terkejut dengan kenyataan ini, pantas saja Jisoo bisa bekerja di club milik June.
"Lo kepincut sama dia? Awas kalo sampe ngapa-ngapain, gue potong masa depan lo." tunjuk June yang mencoba mengancam Bobby.
Bobby bergidik ngeri, ia kemudian menyudahi pembicaraannya dengan June dan memilih segera keluar. Bobby ingat bahwa ia sudah tahu rumah Jisoo, namun ia tak akan bertamu. Siapa yang akan bertamu malam malam begini pikirnya.
Ia menyalakan mobilnya dan bergegas pulang, namun matanya melihat toko bunga yang masih buka, ia menghentikan mobilnya didepan toko tersebut dan melangkah masuk.Bobby memesan satu buket bunga mawar, ia menulis alamat dan meminta untuk diantar pagi hari nanti. Setelah membayar, ia kembali menyalakan mobilnya dan bergegas pulang ke apartementnya.
***
BOSEN GAK SAMA CERITA INI? SEMOGA GAK PERNAH BOSEN YA.
KITA KETEMU LAGI DI NEXT CHAPTER 💛
KAMU SEDANG MEMBACA
My Serendipity; Bobsoo [Completed]
FanficHanya karena kebetulan yang menyenangkan, sebuah perjuangan dan sebuah perasaan akhirnya mendapat pengakuan. Start : [01.04.2019] End : [16.10.2019]