Jeongin tengah mengolesi betadine dibeberapa spot cakaran di lengannya, sesekali merintih sakit.
Dan hyunjin, pemuda itu sibuk menggambar gunung dan matahari lengkap dengan jalannya dan mainan bebek disebelahnya.
"Jeongin?" Pemuda itu mendongkak keatas, menatap jeongin yang duduk di sofa.
"Apa?"
"Ibu ... kapan pulang?"
"Sebentar lagi."
Hyunjin mengangguk mengerti kemudian melanjuti kegiatan menggambarnya, sekarang bagian menggambar pohon, jeongin tertawa kecil melihatnya, anak TK pun pasti mengira itu pantat kudanil ketimbang pohon rindang.
"Kak!" Itu yu na, adik perempuannya yang duduk di bangku kelas 8 SMP, ia terlihat kusut dengan hairdryer ditangannya.
"Ini apa lagi?"
"Uang di mejaku, mana? Pasti kau yang ambil, siapa lagi yang ada dirumah sejak tadi sore?" Cerocosnya bersungut-sungut.
"Mana ku tahu." Jawab jeongin acuh dan kembali sibuk menggunting kuku sekarang.
"Ya! Kau tinggal menjawab iya atau tidak. Aku yakin uangku ada disana." Yu na turun dari tangga menghampiri jeongin dan hyunjin.
"Iya."
"KEMBALIKAN! ITU UNTUK AKU BELIKAN LIPSTIK TERBARU!"
"Berisik, kau anak smp sudah pakai lipstik, lebih baik kau membantuku mengurus rumah dan hyunjin."
Yu na mendelik kesal dan menatap hyunjin sekilas lalu kembali menggertak jeongin.
"Aku tidak mau tahu, cepat kembalikan. Untuk urusan itu kan kau yang diperintah ibu." Balasnya sambil tetap mengulur-ulur tangannya meminta.
Tiba tiba hyunjin bangkit, merogoh sakunya dan memberikan uang sekitar 5000 won ketangan yu na.
"Yu na berisik."
Semuanya tercengang, jeongin maupun yu na diam membisu.
Yang diperhatikan kembali duduk dan melanjutkan gambaran yang tertunda.
"Kau dapat darimana uang itu?" Tanya jeongin.
"Disekolah ku."
"Seseorang memberikannya padamu?"
"Iya ... k-kenapa jeongin ?"
Yu na mendelik sebal kemudian pergi menaiki anak tangga memasuki kamarnya kembali, ia gadis acuh dan cuek.
"Atas apa ia memberimu uang? Kau membantu sesuatu?" Pertanyaan beruntun dari jeongin malah membuat hyunjin merasa tersudutkan, pelipisnya penuh peluh.
"K-katanya hh-hyunjin sudah membuatnya senang."
Sadar akan perubahan cara bicara kakaknya itu, jeongin buru-buru mengusap kepalanya lembut sambil tersenyum.
"Tidak apa-apa, terimakasih sudah membantuku, kapan-kapan bantu aku lagi ya."
"Iya! Hyunjin mau bantu jeongin!"
Sepertinya akan ada salah pengertian dalam obrolan tersebut. Hyunjin pikir jeongin senang ia mendapatkan uang dan jeongin ingin uang jadi ia harus mendapatkan uang setiap hari untuk jeongin.
Ckrek!
"Ibu pulang ~"
Mendengar suara wanita yang begitu mereka rindukan, jeongin, hyunjin dan yu na berhenti dari kegiatannya masing-masing, menyambut ibu mereka dari menjemput rezeki, menghambur berpelukan.
━━━━━━━━━━━━━
Meja makan yang terbuat dari kayu itu sekarang penuh dengan berbagai macam masakan. Ayam goreng, sayur mayur, tofu, kimchi dan lainnya.
Jeongin sibuk memasangkan celemek dileher hyunjin, pemuda 19 tahun itu tidak bisa diam karena merasa tercekik sebab jeongin mengikatnya terlalu kencang. Yu na sibuk memotret makanan dan kemudian senyum-senyum dengan handphonenya.
Ibunya tengah menggoreng beberapa telur dan membuat es perasan lemon untuk sajian terakhir.
"Ayo sebelum makan, kita berdoa dulu, supaya apa yang kita makan sekarang menjadi rezeki dikemudian hari dan bersyukur atas nikmat tuhan." Ibunya tersenyum di ikuti oleh yang lainnya lalu masing-masing tangan mereka ditautkan.
Tuhan ... jadikan makanan ini sebagai syarat untuk mengembalikan anakku seperti sedia kala.
Tuhan ... terimakasih atas rezeki yang kau beri, aku harap kebahagian selalu ada dikeluargaku.
Aku menyayangi ibu, jeongin dan yu na.
Tuhan ... jadikan makanan ini sebagai syarat agar soobin oppa menyadari perasaanya padaku.
"Amiinn."
Lalu semuanya mulai makan sambil diiringi dengan perkelahian kecil antara jeongin dan yu na serta hyunjin yang sibuk mengambil ayam goreng yang terjatuh kebawah meja makan. Ibunya hanya bisa tersenyum simpul melihat ketiga anaknya yang super aktif, menutupi luka dalam dihatinya, meratapi kepergian kedua suaminya dan hyunjin anak tampannya yang berbeda.
━━━━━━━━━━━━━
Keluarga kecil itu tengah berkumpul di ruang keluarga, menonton tv bersama dengan hyunjin dan jeongin tidur di lantai, sedangkan ibu dan yu na duduk di sofa.
"Jeongin."
"Iya bu?"
"Besok kau bebas, ibu sudah izin ke perusahaan untuk tidak bekerja karena akan pergi check up kakakmu."
Setelah itu jeongin bersorak gembira, itu artinya besok ia bebas, tidak memandikan dan mengantar hyunjin ke sekolah, tidak mencuci baju dan membereskan rumah.
Otaknya sudah merencanakan berbagai macam kegiatan hiburan, pergi makan tteokboki bersama teman-temannya, lalu pergi ke timezone hingga sore hari setelah itu menonton film dengan dengan sahabatnya, felix, lalu karaoke bersama-sama hingga diusir oleh penjaganya.
"Bu, apakah kakak bisa pulih?" Yu na membuka suara setelah sibuk dengan handphonenya.
"Kata dokter autismenya bukan dari sejak ia lahir, makan kemungkinan kecil masih bisa diperbaiki, kita hanya bisa pasrah pada tuhan dan selalu berusaha yu na."
"Kemungkinan kecil ..."
Ibu mengusap lembut rambut yu na. "Kita harus percaya dengan kata tidak ada yang tidak mungkin."
"Aku jadi benci perosotan di kolam renang."
Jeongin berseru dengan tatapan kosong."Aku masih ingat dulu kakak menolongku dari anak-anak yang akan mengerjai ku disekolah bu."
"Setiap pulang sekolah, hari rabu. Aku selalu menonton pertandingan sepak bolanya." Lanjut jeongin, tangannya terulur mengelus pelan rambut hyunjin yang terlelap.
Yu na menatap sayang hyunjin dari sofa, ia tersenyum lembut. "Aku membayangkan jika kakak seperti pemuda biasa yang lain, pasti ia menjadi siswa populer dan sudah dikelilingi banyak gadis cantik dan akan menjadi kakak tampan yang selalu melindungi ku."
"Tidak seperti dia." Tunjuk yu na pada jeongin.
"YA!"
Ibunya tertawa pelan. "Sudah-sudah, sekarang jam 11 malam, ayo bersiap tidur. Besok kalian kesiangan baru tau rasa."

KAMU SEDANG MEMBACA
Convivencia ❲ hyunjin ft jeongin ❳
Fanfiction( Start : 2019 December - End : 2020 July ) Bagaimana rasanya mempunyai saudara tiri yang memiliki kekurangan pola dalam berpikir dan bertindak atau kebanyak orang lebih mengenal dengan istilah autis? 一 Jeongin rasanya sudah muak. Background story ;...