three

2.6K 418 20
                                    

Pelajaran matematika sedang berlangsung, dan itu merupakan musuh terbesar jeongin. Daripada memperhatikan guru kim tua didepan lebih baik ia memperhatikan kelas lain yang tengah bermain bola di lapangan sana.

Ia jadikan tangan kirinya tumpuan dimeja, dengan telapak tangan di pipi. Memperhatikan setiap detik gerakan para kakak kelasnya saat menggiring bola dan tertawa saat mencetak gol dengan teman-temannya.

Ntah sejak kapan, tiba-tiba perhatiannya berubah menjadi lamunan. Seperti mereverse video ia merasa balik ke tahun 2010 dimana ia selalu senang jika sudah menonton hyunjin bertanding sepak bola.

Ia bisa melihat hyunjin kecil berlari dengan sangat lincah menggiring dan mengoper bola, rambut hitam nan tebal berjatuhan seiring ia berlari, keringat hampir seluruh membasahi tubuhnya tetapi hyunjin kecil masih setia bersemangat.

Hingga pada akhirnya ia mencetak gol, bersorak gembira dan melambai-lambaikan tangan ke arah bangku penonton. Jeongin terkesima saat melihat dirinya ditahun itu. kecil, berponi, dan gigi kelincinya tengah membalas lambaian hyunjin, disebelahnya ada ayah, ibu dan yu na yang masih berusia 6 tahun.

Yang jeongin pikirkan saat itu hyunjin besar pasti akan menjadi pemain bola yang handal, tampan dan mempunyai pacar yang cantik.

Hyunjin kecil pasti akan sukses dengan cita-citanya, dia anak yang multitalenta dan baik. pintar bermain bola, berenang, taekwondo, tampan, dan selalu melindungi jeongin.

Mereka terlihat begitu bahagia. Benar, kita tidak boleh sombong pada dunia, takdir tuhan itu begitu kuat. Ntah dosa besar yang mampu membalikan kehidupan bahagia mereka menjadi petaka.

Beomgyu, teman bangku didepannya itu terheran melihat jeongin yang menangis sambil melamun keluar jendela.

"Hei jeongin? Kau baik-baik saja?"

langsung saja pemuda berdimple itu menyeka air matanya.

"Tidak! Aku tidak apa-apa."

"Syukur ... jangan terlalu banyak melamun, nanti kerasukan arwah lho!"

"Hehehe, tidak akan, setannya takut padaku."

━━━━━━━━━━━━━

Ruangan ini bernuansa semu putih dan biru muda, bau obat-obatan menyeruak masuk ke panca indera penciuman.

Didalam ruangan dokter tersebut terdapat kaca besar yang berhadapan langsung dengan taman dan kolam ikan diluar ruangan. sengaja, agar pasien tidak merasa ketakutan saat berada diruangannya, begitu pikir pak dokter.

"Ibuuuu!" Hyunjin menarik-narik baju sang wanita tua yang dipanggil ibu itu.

"Hm?"

"Aa-aku mau berenang ... bbb-bersama ikan ikannn." Pemuda itu berbicara tentang ikan dan berenang, gerak tubuhnya kesana kemari tetapi mata sipitnya melihat tidak tentu arah, kadang-kadang ke atas, ke bawah, tidak pernah langsung menatap sang lawan bicara.

Suzy, nama ibu hyunjin. Bagaimanapun juga sebagai ibu yang telah melahirkan seorang anak yang normal, melihat anak lelakinya tumbuh besar seperti ini membuat hatinya teriris, tetapi ia harus bersikap tegar. Hyunjin tidak boleh melihatnya sedih.

"Hmm, nanti kalau sudah pulang kerumah ok? Hyunjin nanti berenang sama jeongin dan yu na." Dielusnya pucuk kepala sang anak lembut, tidak lama kemudian seseorang datang dari arah pintu.

"Halo hyunjin, bagaimana kabar bebeknya?" Dokter bernametag jackson wang itu berseru sambil melayangkan high-five yang langsung disambut senang oleh hyunjin.

"Jeongin! Jeongin belikan aku bebek baru!"

"Ok, baiklah. Nyonya hwang? Aku rasa akhir akhir ini terapi wicaranya berhasil?"

"Ahh benarkah dok? Aku merasa sangat bersalah, aku tidak cek perkembangannya karena akhir akhir dipindahkan tugas, jadinya sedikit sibuk, kurasa itu karena adiknya jeongin yang cerewet."

"Hahaha, tidak apa-apa. Jeongin sangat membantu sekali, iya cara bicaranya lebih teliti dan menyambung dibandingkan dua minggu yang lalu saat anda kesini."

Hari ini merupakan hari terbahagia karena selama menjalankan terapi setiap minggunya ada saja perkembangan yang ada pada hyunjin.

"Jadi terapi selanjutnya yang akan anak saya lakukan apa dok?"

"Terapi sosial, ini sedikit mudah, apalagi hyunjin mempunyai dua saudara bukan? Jadi anda hanya perlu membiarkan hyunjin melakukan apapun sendiri, awalnya sulit dan takut tapi anda harus tetap mencobanya. Mulai dari yang paling mudah, menyuruhnya membuang sampah atau berbelanja di toko terdekat." Cerocos dokter wang panjag lebar, hyunjin memperhatikannya sedari tadi.

"Hyunjin kemarin bb-buang sampah sama jeongin!" Ujar hyunjin tiba-tiba, dokter hwang dan ibu-nya bertatapan satu sama lain, kemudian tersenyum lebar dan bertepuk tangan.

Dokter hwang menjulurkan tangannya, mengelus rambut hyunjin. "Hyunjin pintar, nanti coba buang sampah sendiri, berani tidak?"

"Berani! Ibu, nanti pulang habis ini, aku mau buang sampah sendiri!"

"Hahaha, iya ... iya, pintarnya anak ibu."

"Anda tidak usah khawatir jika gaya bicaranya seperti anak tk nyonya hwang, jika terapinya terus dijalani, saya yakin hyunjin akan kembali normal seperti sedia kala, karena yang saya lihat perkembangannya selalu terlihat setiap kali habis melakukan terapi.

Ibu hyunjin mengangguk paham dengan mata yang masih tertuju pada putra sulungnya. "Iya dok, terimakasih banyak."

"Saya benar-benar yakin, hyunjin pasti sembuh, kondisi autisnya berbeda dengan kebanyakan anak." Lanjutnya, tangannya dengan cekatan menulis beberapa resep obat dan vitamin untuk kebutuhan sehari-hari hyunjin.

"Kkeut! Sudah selesai, high five dulu hyunjin?" Ujar dokter wang ramah, tangannya ia arahkan pada hyunjin dan langsung mendapatkan tepukan dari pemuda dengan rambut hitam legam itu.

━━━━━━━━━━━━━

Tv di ruangan tengah menyala, menayangkan kartun dengan gambar beruang, ada yang berwarna coklat, putih dan satu panda, ntah mereka sedang melakukan apa tetapi itu membuat jeongin tertawa renyah, kakinya terangkat-angkat disofa.

Berbagai macam makanan ringan berhamburan di meja dan beberapa kaleng minuman cola yang kosong terlihat jatuh mengenaskan.

Plan-nya dengan teman-temannya hancur, tidak ada menonton film atau pergi ke timezone, katanya, mereka sibuk latihan basket karena beberapa hari lagi final perlombaan yang diadakan sekolahnya. Ya jeongin memang anak pemalas, kerjaanya hanya sekolah pulang sekolah pulang, seharusnya ia juga ikut menjadi cadangan.

Dan disinilah jeongin sedari pulang sekolah, oh! Jangan lupakan yu na yang sibuk didapur dengan handphone ditangan kirinya, sepertinya ia akan membuat sesuatu yang mengerikan.

Convivencia ❲ hyunjin ft jeongin ❳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang