Seorang pria berhoodie hitam berlari dengan kecepatan tinggi. Adrenalinnya berpacu karena merasakan seorang detektif masih mengejarnya di belakang.
Bukannya takut, pria itu malah menyeringai dari balik topeng burung phoenixnya, ia menganggap pengejaran ini seperti permainan yang seru.
Seperti sedang menarik perhatian targetnya yang memakan umpan.
Lalu ia berhenti saat menemukan jalan buntu, saat ini pria bertopeng phoenix itu menatap susunan beton setinggi enam meter yang menghalangi jalannya.
Sial
"Freeze! Angkat tanganmu" Suara pistol di arahkan tepat di belakang kepalanya membuat Taeyong menjilat sudut bibirnya.
Taeyong tersenyum dan mengangkat kedua tangannya seperti yang di perintahkan.
"Aku bukanlah orang yang kau cari, detektif Jung." Masih dalam keadaan memunggungi Taeyong merasakan sengalan rakus dari pria di belakangnya.
"Lalu, kenapa kau lari?"
"Karena kau menodongkan pistol padaku." Suara itu terlalu tenang bagi seseorang yang di tempeli mulut pistol tepat di belakang kepalanya.
"Kau pikir aku akan percaya padamu, phoenix?" Jaehyun mengarahkan tatapan tajam itu pada punggung Taeyong, tentu saja ia tidak percaya. Selama hampir tujuh tahun karirnya orang di depannya inilah si pembuat onar dan musuh bagi negaranya sendiri.
"Kalau begitu Tembak saja aku." Taeyong berbalik, melirik mulut pistol di depan matanya dan menggenggam tangan yang memegang benda sialan itu dengan kedua tangannya.
Dalam sepersekian detik jantung Jaehyun seakan mencelos menatap mata bening setenang danau itu.
Mata biru yang seperti memiliki banyak hal yang luar biasa jika ia bisa menyelam di dalam sana.
Topeng Phoenix yang menutupi hampir seluruh wajahnya tidak mempengaruhi keindahan mata itu, Jaehyun malah penasaran bagaimana wajah asli phoenix buruannya ini jika melepas semua itu.
Lalu ponsel Jaehyun berbunyi.
"Kau harus mengangkatnya, siapa tahu istrimu menelepon." Taeyong menyeringai lebar setelah mengatakan itu.
Jaehyun mengabaikannya, ia masih terfokus pada targetnya ini sampai ia mendengar suara sirine mobil polisi yang sepertinya berhenti di ujung gang sempit itu.
Detektif itu melirik sekilas ke belakang, namun saat ia kembali mengarahkan matanya pada pria berhoodie hitam. Wujudnya sudah tidak ada.
"Sampai jumpa lagi detektif Jung." Pria itu berdiri di puncak tembok enam meter itu, melambaikan tangannya menggoda Jaehyun yang masih di bawah, Jaehyun dapat melihat ada luka di telapak tangan orang yang melayangkan senyum mengejek padanya itu, sepertinya kaca-kaca berduri di ujung tembok melukai tangannya.
Jaehyun berdecak kesal, mengarahkan pistolnya ke atas dan menembakkan isinya beberapa kali, tapi terlambat targetnya itu sudah menghilang.
"Detektif Jung, ada yang-" Jaehyun tidak membiarkan bawahannya itu menyelesaikan kalimatnya. Ia berbalik keluar dari gang sempir di sela gedung itu dan pergi dari sana dengan mobilnya sendiri. Ia mengigit bibirnya.
Sedikit lagi.
Harusnya ia sudah bisa memenjarakan hacker sialan itu jika saja bawahannya tidak datang.
Sialan
............................
Keesokan paginya, Jaehyun sampai di kantor dengan wajah gusar. Ia harus mulai lagi dari aqal untik melacak bedebah sialan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NCT + ONESHOOT✔
ФанфикKumpulan oneshoot couple NCT Bucin-Bucin berhadiah ⚠YAOI AREA⚠ ⛔15+ cuz I put many kiss in every story⛔