Di pagi hari yang cerah. Dengan senyuman yang terus merekah. Di bibir gadis yang indah. Membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona.
Entah apa yang membuat zahra tampak bahagia di pagi ini. Mungkin memang zahra adalah gadis yang selau ceria, tetapi berbeda dengan pagi ini. Gadis itu terlihat sangat bahagia menjalankan kegiatannya pagi ini.
Zahra menuruni anak tangga dan berjalan menuju meja makan. Yang di sana sudah ada Gino- papahnya, Sean-mamahnya, dan Gilang-abangnya.
"Pagi pah, mah, bang" sapanya dengan terus tersenyum.
"Pagi juga sayang." sahut mamah dan papahnya.
Zahra pun duduk di samping abangnya, Gilang.
Gilang yang melihat zahra sangat bahagia ini, tampak terheran heran ada apa dengan tingkah adiknya pagi ini. Merasa zahra terus di perhatikan oleh gilang ia pun membuka suaranya "kenapa si bang, lo liatin gue terus? Lo naksir sama gue?"
Gilang yang mendengar ucapan dari adiknya tersebut langsung menoyor kepala adiknya pelan "dih ngapain juga gue naksir sama bocah ingusan kayak lo." sahut gilang.
Zahra mendengus kesal dengan apa yang di ucapkan oleh abangnya itu.
Iya tentu wajar gilang menyebut adiknya bocah ingusan, karena memang usia gilang dan zahra yang jaraknya terpaut cukup jauh, yaitu sekitar 5 tahun. Dan sekarang gilang sudah menempuh pendidikan di perguruan tinggi yang ada di jakarta tepatnya di Universitas indonesia. Sementara zahra yang masih duduk di bangku SMA.
Gilang mempunyai paras yang tampan dengan postur tubuh yang tegap, dada yang bidang, serta kulitnya yang putih, mata yang tajam, hidung mancung, dan rahang yang tegas, membuat ia terlihat sangat dewasa dan berwibawa.
"Sudah sudah jangan ribut. Oh iya zahra nanti kamu berangkatnya sama abang kamu ya. Untuk sekarang papah ga izinin kamu bawa motor lagi karna papah takut nanti motor kamu mogok lagi, dan nanti kalo ga ada yang nolongin kamu, gimana?" ucap sang papah khawatir.
"Yaahh pah, terus nanti zahra pulangnya gimana?"
"Ntar papah yang jemput, lagian juga udah lama kan papah ngga jemput kamu."
Mendengar hal itu membuat zahra tampak senang "bener pah? Nanti papah jemput zahra?
" iya sayang, tapi sekarang kamu di anter ya sama abang kamu"
"Ashiaapp papah"
Gilang hanya pasrah saja dengan papahnya, jika papahnya sudah bicara seperti itu dia tidak bisa membantah.
***
Selama perjalanan tidak ada yang berbincang dari keduanya zahra sibuk dengan hp-nya sementara gilang hanya fokus menyetir.
Tiba-tiba gilang mengucapkan sesuatu pada zahra "dek, lo hari ini bahagia amat. pasti lo baru jadian ya." ucapnya yang membuat zahra tersentak kaget.
"Apaan sih bang kok tiba-tiba ke pacar. Bahagia juga ngga harus karna pacar kali bang!"
"Ya ngga gitu dek, tapi kayak beda aja. Lo ngga kayak biasanya"
Zahra hanya mengangkat bahunya acuh terhadap abangnya.
Tak sampai 20 menit zahra telah sampai di sekolahnya. Ia keluar dari mobil abangnya tanpa mengatakan sepatah kata. Mungkin sepertinya abangnya telah mengubah moodnya zahra pagi ini.
"Sama-sama woyyy." teriak abangnya di dalam mobil.
"Punya ade kayak gitu bener dah, ckkk" gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ReZahra
Novela JuvenilKisah tentang seorang pasangan kekasih yang aneh, konyol, dan gila. Mereka bisa saja romantis, tapi mereka juga bisa bertingkah layaknya seorang musuh. Kadang mereka menertawakan hal yang tidak lucu, terkadang juga mereka bisa bertengkar karena hal...